Setelah satu Minggu masa pemulihan, Ahza memaksa Linda untuk masuk sekolah. Ahza menggenggam kunci mobil kuat kuat, Linda menatap tajam kearah anak semata wayangnya dengan kedua tangan yang dilipat didepan dada.
" Dengerin mama," ujar Linda penuh penegasan, Ahza menghela nafas panjang.
" I'll hear you " jawab Ahza
" Kata dokter masa pemulihan kamu masih satu Minggu lagi, kamu juga masih sering nyeri. Kemarin mama liat obat pereda nyeri di tong sampah,dan hari ini kamu ada jadwal check up" oceh Linda panjang lebar,
" Ma tapi aku udah gapapa" Ahza mencoba untuk meyakinkan Linda yang nampak begitu khawatir.
" Ahza Syahreza " kali ini Linda terlihat serius sayangnya Ahza tak menggubris serbuannya ia justru melangkah mendekat kearah Linda dan memeluk tubuhnya.
"Ma Ahza tuh udah gapapa, Ahza udah sembuh, istirahat Ahza juga udah cukup ,, mama jangan khawatir sama Ahza ya" ucap Ahza menenangkan.
"Ahza bakal pulang nanti pas jam checkup, Aldi sama Aidan pasti mau nganterin Ahza" bujuk Ahza kesekian kalinya. Linda menghela nafas dalam lalu mengangguk,
"Cuma untuk hari ini Za" dan keputusan akhir Linda mengakhiri perdebatan diantara keduanya. Ahza tersenyum sambil melepas pelukannya kemudian meraih punggung tangan Linda dan menciumnya.
"Aku berangkat ya ma" ujar Ahza pamit .Sesampainya Ahza diparkiran sekolah ia tak langsung turun, ia menghubungi kedua sahabatnya untuk datang menjemput karna firasat buruk akan adik adik kelas yang turut khawatir saat mendengar tragedi Ahza pun sudah menghantuinya bahkan sebelum ia kembali kesekolah. Terlebih Kara yang tak masuk hari ini sehingga memungkinkan kaum hawa untuk mendekat.
Tak lama terdengar ketukan dari jendela mobil, Ahza menyadari jika kedua temannya sudah sampai tanpa menunggu lama ia langsung keluar dan melakukan tos ala ketiganya.
"Ngapain segala sih lo ngehubungin gue sama Aldi, biasanya juga Lo keliling sekolah sendirian" tampak Aidan yang bertanya-tanya, Aldi spontan menyenggol bahu Aldi,
"Lo ngga tau aja...cakep,most wanted,kapten basket..untung aja gagal jadi ketos kalo berhasil udah jadi selebgram kali" ledek Aldi yang diiringi tawa keduanya.
"Ngga,,, cuma pengen ketemu Lo orang aja ,toh juga Kara lagi izin" elak Ahza yang masih dianggap tak masuk akal oleh Aldi dan Aidan.
"Iya deh Za, serah lo... orang cakep kan bebas" balas Aldi,
"Udah yuk ah kekelas, itu siciwi ciwi udah pada nungguin Lo dikoridor kelas" Aidan menimpali, tawa ketiganya pecah. Ahza menggeleng pelan, percuma saja dia mengelak karena Aldi dan Aidan takkan bisa menerima alasan busuknya.
Dan benar saja, ketika ketiganya berjalan beriringan melewati koridor kelas tak sedikit pasang mata nampak tengah mengamati ketiganya -ralat- mengamati kapten basket yang berjalan diapit oleh Aldi dan Aidan.
"Kak Ahza udah sembuh?"
"Mukanya masih keliatan pucet"
"Ya ampun, our angel is back!!"
"Pengen peluk cium peluk cium eummah"
Sekiranya begitulah ucapan beberapa siswi yang terdengar jelas, Ahza tetap berjalan dengan wajah datar meskipun akan lebih spesifik dikatakan seram.
"Gila ya,gua sakit tipes sampe berminggu-minggu juga ga ada yang nanyain,bahkan lupa kalo gue...." Belum usai Aidan berkomentar Aldi sudah lebih dulu membungkamnya.
"Sadar Dan,,, muka kita mah standarnya ama bang Oji tukang bakso..." Timpal Aldi,
"Apaan si lu pada, Lo juga Al..bilangnya muka pas-pas an tapi kalo lagi valentine bejibun kado dikelas" Ahza mulai mengeluarkan argumennya yang mampu membuat Aldi langsung cengar cengir. Aidan yang merasa tengah dibela pun mengacungkan jempol tanda setuju dengan senyum penuh kemenangan.
Tanpa disadari ketiganya sudah sampai dikelas, mereka langsung memasuki kelas dan duduk di kursi masing masing. Setelah beberapa menit Ahza baru menyadari jika Desyca tampak belum hadir.
"Desyca kemana ya?" Tanya Ahza pada Aldi yang tengah memainkan ponselnya.
'Biasa.. ikut urusan nyokap ke Aceh" jawab Aldi, Ahza mengangguk tanda mengerti.
"Oiya Za, kemaren Alvin nelfon gue..dia bilang mau ngomong sama gue sama Aidan,mmm.. berhubung ada Lo gimana kalo gabung?" Tanya Aldi sambil meletakkan ponselnya diatas meja.
"Mmmmm.. ngga masalah ni kalo gue gabung?" Ahza mencoba meyakinkan. "Gue pikir ngga masalah, sekalian ngelarin masalah kemaren"
Ahza terdiam sejenak seakan tahu apa yang akan Alvin bicarakan.Ahza, Aldi dan Aidan sampai disebuah kafe yang menjadi tempat pertemuan ketiganya dan Alvin dengan mobil mereka masing-masing. Namun,saat Aldi dan Aidan menghampiri mobil Ahza, Ahza mengatakan pada keduanya untuk lebih dulu menemui Alvin. Saat keduanya sudah menghilang, Ahza memejamkan matanya cukup lama, sepertinya ia akan diomeli Linda karna melanggar jadwal checkup, dirabanya dashboard mobilnya mencoba mencari obat pereda nyeri yang biasa Linda taruh disana beserta air mineral. Tak lama terdengar dering telfon dari ponselnya, ia mengurungkan niatnya untuk mencari obat dan meraih ponselnya. Namun rasa nyeri kian menjalar begitu cepat dari biasanya, tubuhnya melemas, sebelum matanya terpejam sekilas nama Linda muncul dilayar ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
On Your Smile
Teen Fiction"Tidak Ra, ini bukan hanya perihal aku bersedia disampingmu bahkan lebih dalam dari itu aku akan selalu siap" Batin Ahza tak pernah hening, selalu berisik jika harus berhadapan dengan wanita indah satu ini. Jika suatu hari ia harus jatuh hati, Ahza...