Kara menarik tangan Desyca kuat menuju lapangan basket, 5 menit menuju pertandingan. Lapangan sudah cukup padat saat itu, tak sedikit dari wanita dikerumunan itu mendukung kekasih mereka masing masing.
Kara tersenyum saat pandangannya bertaut dengan Alvin, tampaknya Alvin sangat antusias untuk mengalahkan musuhnya hari ini. Kara mengepalkan tanagnnya seolah tengah memberi dukungan pada Alvin.
"kok, gue ga liat Aldi sama Ahza.. " uajr Desyca, "mungkin bentar lagi" jawab Kara sekenanya.
Tak menunggu lama Ahza dan Aldi datang, terdengar teriakkan dari banyak siswi yang terpikat dengan aura keduanya. Ahza menyapu pandangan, mencari sosok Kara. Kara mengangkat tangannya, mengisyaratkan Ahza akan posisinya.
"Fighting Za!! "teriak Kara yang dibalas senyum dan wink dari Ahza.
Pertandingan dimulai, kesengitan yang tak bercelah nampak begitu jelas. Alvin berkontribusi cukup baik dalam tim, ia mampu menyeimbangkan gerakan dwngan Ahza dan yang lain, menjadikan tim lawan tertinggal cukup jauh dibabak pertama. Peluit tanda istirahat terdengar, kedua tim meninggalkan lapangan untuk beristirahat sejenak.
"good job Vin"ujar Ahza yang dibalas senyuman hangat, "lo juga main bagus hari ini"
Keduanya nampak akrab, saling berbagi senyuman disela keletihan. Hingga akhirnya peluit babak kedua dimulai, Ahza sebagai kapten tim basket pun memberikan sedikit instruksi untuk anggotanya.
Pertandingan kedua sempat menegang saat lawan mendorong keras tubuh Alvin hingga terjerembab diatas lapangan. Meski Alvin sempat meringis kesakitan tapi ia mencoba tuk bangkit saat Ahza dan yang lainnya datang menghampiri. Kara menyipitkan matanya kearah laki laki yang barusaja diperingati oleh wasit, mungkin dia adalah musuh yang ia sebut hari itu. Tatapannya tajam saat keduanya saling bertatap muka, dan mereda saat Ahza merangkul bahu Alvin seolah memerintahkannya untuk kembali fokus pada pertandingan.
Pertandingan kembali seperti biasa, Aldi mendrible bola dengan baik kearah ring lalu mengopernya kearah Alvin yang berdiri disisi kanannya. Tangkapan sempurna berhasil dilakukan dan Alvin memasukkan bola kedalam ring basket dengan lemparan jarak jauh. Seluruh siswa dan siswi bersorak girang saat bola tepat pada sasaran. Wasit meniup peluit tanda pertandingan telah usai, Ahza dan yang lain memimpin pertandingan. Mereka berkumpul ditengah lapangan, merayakan kemenangan kecil kecilan dengan merangkul satu sama lain.Kara berdiri tak jauh dari ruang ganti, tangannya menggenggam buket indah yang ia sembunyikan dibelakang punggungnya. Tak lama pintu terbuka, sesosok laki laki berdiri menatap kearahnya.
"ehm.. Ahza nya ada? " tanya Kara pada Alvin.
"ada didalem lagi ganti baju, mungkin bentar lagi selesai " jawab Alvin.
"em... Nih buat lo.. Congrats partner" Kara menyodorkan buket indah itu pada Alvin,
"partner.. " Alvin mengulang kalimat partner yang diucapkan Kara, kemudian keduanya tertawa bersama. Terkesan biasa saja tapi hangat bagi keduanya.
"ini beneran buat gue? " tanya Alvin meyakinkan.
"ehem... Buat lo" jawab Kara.
"Thanks ya.. Buketnya.. Oiya gue duluan ya mau kekedai seberang" ujar Alvin pamit. Kara mengangguk dan membiarkan Alvin berlalu dari hadapannya.
Baru beberapa langkah Alvin pergi ia mendapat notifikasi pesan, ia berhenti sejenak dan melihat isi pesan.
Mike:
Bagus ya buket lo, cewe lo cakepAlvin mengedarkan pandangan memastikan tak ada orang yang tengah mengintainya.
Alvin:
Gausah menutupi rasa malu lo dengan cara yang ga jelasAlvin membalas pesan Mike dan kembali melanjutkan langkahnya.
Dua ulasan senyum terpancar jelas diwajah Ahza dan Kara yang tengah berjalan beriringan dilorong sekolah.
"akhirnya Alvin bisa juga ngalahin musuh dia" Kara lantas menoleh kearah Ahza saat ia mengucapkan kalimatnya.
"lo tahu? " tanya Kara tak percaya,
"emm... Dia bilang dari dua minggu yang lalu.. " jawab Ahza sekenanya,
Sesampainya dimobil, Kara menahan Ahza agar tak lebih dulu menghidupkan mesin mobilnya. Ia merogoh isi tasnya dan memberika sebuah kotak hitam pada Ahza.
"apa ini? " tanya Ahza bingung,
"buka aja" jawab Kara sambil cengar cengir. Begitu kotak terbuka Ahza menatap kearah Kara dengan tatapan tak percaya, sebuah arloji silver yang sudah lama ia inginkan.
"wow... Ini buat gue? " tanya Ahza, Kara mengangguk.
"thank you Ra" ucap Ahza, Kara tersenyum.
"Za.. " seru Kara lirih, Ahza yang tengah menatap arloji pemberian Kara pun mengalihkan pandangan kepada Kara.
"is it a gift for me too?" Tanya Ahza,
" I think, yes" jawab Kara malu malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
On Your Smile
Teen Fiction"Tidak Ra, ini bukan hanya perihal aku bersedia disampingmu bahkan lebih dalam dari itu aku akan selalu siap" Batin Ahza tak pernah hening, selalu berisik jika harus berhadapan dengan wanita indah satu ini. Jika suatu hari ia harus jatuh hati, Ahza...