Ahza terpekur cukup lama didalam mobil, padahal sudah berkali-kali ponselnya berdering. Teringat jelas bagaimana wajah Jeffrey yang menyapanya, seolah ingin menyatakan bahwa dirinya hampir menang.
'tok tok'
Ahza mengerjap kaget, sontak ia menoleh keasal suara. Tampak Aldi yang tengah berkacak pinggang tepat disamping mobilnya. Pelan ia turunkan kaca mobilnya,"Lo lagi ngapain sih Za? Lo ketinggalan kelas, gue telfon ga diangkat. Lo dicariin dosen tadi" tukas Aldi panjang lebar, Ahza tak menjawab ia masih bertahan pada keterdiamannya.
"Ahza Syahreza!" Lantas sentakan Aldi barusan membuat atensi Ahza kembali, laki-laki itu meraup wajahnya kasar.
"Sorry, gue ga fokus" ujar Ahza kemudian diiringi helaan nafas kasar Aldi,
"Turun sekarang" perintah Aldi yang langsung dituruti oleh Ahza.
Ahza benar-benar tak seperti biasanya, ia pergi untuk menyudahi latihannya padahal baru berapa menit ia bergabung. Aldi mengedikkan bahu pelan saat ditanya oleh yang lain, alih-alih menyusul dan bertanya Aldi lebih memilih melanjutkan permainannya.
Ahza :
Ra, kamu selesai jam 5 kan?
Tunggu aku ditempat biasa ya.Tak ada jawaban, padahal harusnya Kara tengah menikmati makan siangnya. Tak ingin berdiam lebih lama ia mencoba tuk menghubungi.
Satu kali,
Dua kali,
Tiga kali,
Empat kali,
Lima kali.....Nampak kernyitan dalam diwajah Ahza, biasanya wanita itu akan mengiriminya pesan untuk tidak menelfonnya jika benar tak ingin diganggu. Tapi kali ini, tepat dipanggilan kelima, Kara menolak panggilan kekasihnya itu.
"Udah kelar lo galauin cewe lo?" Tanya Aldi seraya mengusap wajahnya yang penuh keringat dengan handuk kecil yang ia bawa.
"Ngga ada apa-apa" jawaban singkat Ahza membuat sahabatnya tergelak.
"Terlepas dari apa yang udah Afran ceritain terus muka lo yang khawatir lo ga bisa bohongin gue lagi, Za" elak Aldi,
Ahza menatap kearah Aldi, "gue abis ketemu Jeffrey, nothing special. Cuma dia nawarin bantuan kalau-kalau gue mau nyariin Kara"
Ahza menelan kasar salivanya,
"Dia punya perasaan yang sama kaya gue, sama-sama suka Kara. Mungkin dimata dia ada peluang besar yang bisa dia manfaatin untuk saat ini." Jelas Ahza panjang lebar.
"Sorry ya Al, gue belum bisa cerita semuanya ke lo, masalah gue cuma perkara hati. Dan yang menciptakan masalah itu gue sendiri, jadi gue ga mau mgerepotin banyak orang cuma gara-gara ini" Ahza berterus terang pada sahabatnya, tak ingin merasa Aldi tak diinginkan. Karena bagi Ahza segala bentuk usaha dan dukungan yang sudah Aldi lakukan adalah kekuatan besar untuknya."Lo udah jadi abang gue, cukup dukung gue aja ya." Ahza bangkit dari duduknya lalu meraih tasnya dan berpamitan kembali kekelas.
'tak' Jeffrey meletakkan ponsel Kara tepat dua menit sebelum wanita itu kembali dari toilet. Jeffrey menunjukkan senyum terbaiknya,
"Duh..Jeff, gue tiba-tiba keinget harus keruangan bu Dewi, maaf ya" ucap Kara sambil memasukkan ponselnya kedalam tothbag miliknya.
"Gue anterin ya, lagian gue udah kelar makan" tawar Jeffrey yang langsung dibalas gelengan oleh Kara.
"No, lo kan abis ini juga harus ke kost an ngambil tugas yang ketinggalan" elak Kara,
"Elah gampang itu mah, gue bawa motor hari ini jadi bisa ngebut. Ya? Gue anterin pokoknya" terdengar helaan nafas dari Kara, ia menyerah dan membiarkan Jeffrey mengikuti langkahnya dari belakang.
"Ihh tapi ngerepotin tau Jeff, mending lo ambil tugas aja" merasa gemas karena terus ditolak, sontak Jeffrey menarik lengan Kara.
"Buset dah,cewe satu ini. Kaya sama siapa aja" dan Kara kembali diam tak berkutik, membiarkan tarikan Jeffrey menghantarkannya pada ruangan bu Dewi.
KAMU SEDANG MEMBACA
On Your Smile
Teen Fiction"Tidak Ra, ini bukan hanya perihal aku bersedia disampingmu bahkan lebih dalam dari itu aku akan selalu siap" Batin Ahza tak pernah hening, selalu berisik jika harus berhadapan dengan wanita indah satu ini. Jika suatu hari ia harus jatuh hati, Ahza...