4#TheSecondLife

2.3K 346 47
                                    

"Kamu tahu, dia tak berkedip menatapmu, dia tampan sekali, tumben kau sepertinya tidak tertarik, semalam saja melihat photonya kau seperti cacing kepanasan tak sabar bertemu!"

"Stop it!"

Prilly menyudahi cerocos Jasmine. Pusing sedari tadi isinya Alezandro Lionard terus yang terdengar dari mulut Jasmine. Ia tahu, Jasmine hanya terheran melihatnya yang tak biasa. Padahal dihari sebelumnya, ketika ayahnya mengatakan akan mengundang keluarga Lionard dan menunjukkan photo keluarga mereka di Majalah bisnis, Prilly nampak antusias melihat penampakan putra tuan Lionard rekan sesama pengusaha terkaya dikota mereka. Bahkan iapun tahu dari ayahnya, sebelum tante Marsya tadi mengatakan kalau putranya lulusan S2 Hongkong. Pantas saja ia belum pernah bertemu, karena selain itu pria itu juga menyelesaikan S1 dinegeri tersebut. Mungkin itu juga sebabnya ia menyelesaikan S2 hanya setahun tanpa riset yang seharusnya 2tahun. Itu saja dia sudah 5tahun mendekam di Hongkong. Berbeda dengannya yang setahun lebih dulu kembali ke Indonesia setelah lulus S1 dari Singapore Institute Of Managemen.
 
"Dia harus tertarik padaku!" Tekadnya waktu itu. Ia akan membuat putra keluarga Lionard mengejarnya seperti Valentino.

"Kalau hanya karna uang, dia pasti tertarik padamu, Piy, siapa yang tak melirik putri konglomerat!!" Sahut Jasmine saat itu. "Ya, kalau karna uang, dia akan mengejarmu, tidak tahu kalau dia melihatmu dari sisi yang lain, lagipula dia sudah kaya, apa artinya hartamu baginya, eh!" Jasmine menutup mulutnya keceplosan saat melanjutkan ucapannya.

"Apa maksudmu?" Pekik Prilly dengan pupil yang melebar. Lensa hazelnya yang sebenarnya indah selalu saja kalah pamor ketika ia meradang.

"Hmm Sori, demi..." Jasmine menghela nafas menggantung kalimatnya. Sudah sering ia memberi masukan-masukan agar gadis itu berhenti bar-bar, agresif dan juga mengenakan pakaian yang pas menurutnya. Agar kekayaan, kecantikan dan akhlaknya bisa seimbang. Namun Prilatusina yang dulu sungguh sangat kepala batu. Ia merasa kekayaannya pasti akan mempermudah ia memiliki siapapun yang ia inginkan. Jangan harap ada yang ketiga yang berani mendekat, akan ia babat habis.

"Demi kebaikanku maksudmu? Bukankah sudah sering aku katakan, aku memiliki hidupku dan aturanku sendiri, kau hanya asisten tinggal kerjakan apa mauku!"

Begitulah Prilatusina Lyandraz yang dulu hingga ia bisa meraih Alezandro Lionard, namun sayang, ternyata ia tidak pernah dicintai.

Saat ini ia ingin menghindari hal itu terjadi. Bahkan kalau ia bisa tidak akan ada pernikahan dengannya. Tidak akan ada kecewa, pengkhianatan, dan yang mengerikan, tangannya dikotori fitnah keji pembunuhan.

Mengingat itu, Prilly repleks memandang telapak tangan lalu menggenggamnya. Sungguh mengerikan jalan hidupnya. Dan ia bertekad, kehidupan baru yang ia dapatkan ini dapat merubah semuanya.

"Kenapa?" Jasmine terheran melihat emosi Prilly yang sepertinya tertahan digenggaman tangannya setelah menyuruhnya berhenti bicara.

"Tidak apa-apa! Aku lelah, mau membersihkan diri dan segera tidur, kembalilah kekamarmu!" Ucap Prilly lirih.

"Baiklah, beristirahatlah, semoga tidur nyenyak dan mimpi yang indah dengannya!" Jasmine mengedipkan mata. Dan Prily tak menghiraukan godaannya.

Yang ia rasakan adalah bahagia yang tak pernah ia rasakan malam ini. Ia tak menyangka aksinya yang berbeda dari saat sebelumnya ia berada dihari yang sama ternyata menghasilkan reaksi berbeda pula. Ternyata berbagi dan membuat banyak orang bahagia itu membuat kebahagiaan kembali padanya. Coba saja dari dulu ia lebih open minded. Menerima masukan, bukannya menolak siapa saja yang bertentangan dengannya.

Pantas saja waktu itu putra keluarga Lionard tidak mengacuhkannya. Siapa yang akan suka melihat seorang gadis dengan pakaian berlubang disana-sana, glamour dan seksi jauh dari anggun dan mempesona?

The Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang