15#TheSecondLife

1.9K 321 22
                                    

Langkah Jasmine untuk menaiki tangga tertahan karna melihat Prilly turun dari anak tangga paling atas menuju kearahnya. Keningnya berkerut melihat pakaian rumahan yang dikenakan Prilly. Stelan polkadot berwarna pink.

"Dirumah saja?"

"Emang kenapa?"

"Tumben!"

"Bagus-kan, tidak membuat khawatir satu rumah kalau aku pulangnya pagi," sahut Prilly santai.

Hari ini, jumat, 31 Desember 2021. Tadi jadwal pulang dari kantor ia majukan menjadi setelah makan siang bersiap bubar. Bukan hanya berlaku untuk dirinya namun untuk seluruh pegawai.

"Tanggal 1 hari sabtu aturan kita biar tidak tanggal merah juga harusnya libur, jadi saya dispensasi jumat hanya setengah hari!"

Tentu saja semua senang. Karna pada umumnya malam tahun baru mereka biasanya punya acara, baik dengan keluarga ataupun teman-teman entah circle nongkrong, circle sekolah, circle kantor, circle organisasi dan lain-lainnya.

Selama ini meski papanya yang memimpin, dikantor tidak ada perayaan atau pesta khusus. Ia juga tidak ingin membuatnya seperti waktu yang pernah ia lewati. Ia membuat pesta hanya sekedar untuk menyenangkan dirinya, meski tentu para pegawai juga menikmati, namun yang utama adalah ia bisa memaksa Ali untuk hadir dipesta itu bahkan memaksanya untuk bertunangan tepat pukul 00.00 teng 1 Januari tahun 2022.

"Mau kemana?"

Jasmine mengikuti arah langkah Prilly yang melewatinya.

"Keruang depan, aku mau cek salah satu kamar tamu yang aku minta pada mbak Luisa membersihkannya!"

"Ruang tamu?" Jasmine mengulang dengan nada tanya tentu dengan heran.

"Iya, sementara mau aku sulap jadi ruang perawatan!" Jelas Prilly singkat.

Semalam ia sudah memesan beberapa peralatan yang tidak perlu dibawa oleh terapisnya. Ia akan menyulap salah satu kamar tamu menjadi ruang perawatan yang lengkap.

"Perawatan?"

"Jes, kenapa berisik sekali? Kalau kau ada undangan kepesta dan mau pergi, silahkan saja pergi, aku akan menghabiskan sisa waktu tanggal 31 dengan perawatan dirumah saja!" Tukas Prilly mendengar Jasmine bertanya-tanya terus membuat ia jadi pusing.

"Bukan begitu bosku, aku semakin tidak memahamimu, perubahanmu terlalu jauh dari sebelumnya, aku masih belum terbiasa," Jasmine balas menukas.

"Bukankah tugasmu menjadi lebih ringan? Kau tidak lagi harus mengontrolku, aku sudah terkontrol!" Ucap Prilly lagi.

Benar juga sih. Dan Jasmine sampai lupa bosnya itu memang tidak suka ditanya-tanya. Bukankah harusnya ia bisa memahami seperti yang lalu-lalu. Membiarkan saja apa yang mau ia lakukan dan yang ia suka lakukan tanpa banyak bertanya. Tapikan ini bagian dari pekerjaannya juga. Ia wajib mempertanyakan jika diperlukan daripada salah jalan.

"Memangnya ada yang mau ambil pekerjaan dimalam tahun baru?"

"Ada. Buktinyaa..."

Belum sempat Prilly melanjutkan bicaranya, speaker penghubung antara ruang didalam rumah dan satpam dipintu gerbang terdengar berderak.

"Sore nona Prila, ada yang datang mengaku sudah berjanji dari rumah cantik flowers katanya!"

"Ya, Pak Sammy, suruh masuk, aku sudah menunggu,"

"Baik, nona!"

"Terima Kasih, Pak!"

"Siap, non!"

The Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang