"Permisi, tuan!"
"Ya?"
Ali mengangkat wajahnya. Seorang office girl berdiri didepan pintu yang baru saja dibuka lengkap dengan alat bertugasnya. Pel dan ember. Didadanya ada name tag tertulis "Daneily".
"Maaf, saya mau membersihkan ruangan tuan!" Ucap office girl itu tersenyum manis. Ali dengan ragu membalas senyumnya.
"Kenapa baru saja?" Tanya Ali penuh tanya setelah ia melirik jam yang ada didinding diatas pintu.
"Sengaja, tuan!"
"Apa?"
"Maaf, maksud saya..."
"Bukankah seharusnya yang paling pertama dibersihkan adalah ruangan saya sebelum saya datang, kalau beginikan akhirnya saya jadi nonton kamu kerja!" Komplin Ali.
"Maaf tuan, tadi pak Darel memberi saya tugas dari bu Arini sebelum saya kesini, saya sampai keliling-keliling dari satu ruangan keruangan lainnya gara-gara dia nyuruh saya nyari antingnya yang tercecer, dia datang lebih pagi hanya untuk itu, tuan!" Adu Daneily.
"Lancang ya, bu Arini!" Ali ingin meraih gagang telpon diatas meja kerjanya.
"Tuan mau apa?"
Ali menahan tangannya diatas gagang telpon.
"Saya mau meminta pertanggung jawaban pak Darel, kapan ada office girl punya job mencarikan anting orang hilang? Office girl bersih-bersih, bikin minum sudah cukup!"
Pak Darel adalah kepala bagian umum yang menangani office boy dan office girl di Lionard Corp, sedangkan Bu Arini adalah staf bagian keuangan dikantor tersebut.
"Tuan, apa tuan mau cari masalah lagi buat saya? Kemarin gara-gara saya disuruh beresin toilet padahal harusnya tugas Joni, tuan marah-marah juga sama pak Darel, saya ini office girl baru tuan, masuknya juga dipaksa padahal tidak ada lowongan karna office boy cukup, jadi mereka semua iri sama saya karna saya diistimewakan, tuan!" Ungkap si office girl memelas.
Ali menghempas napasnya. Benar juga. Seharusnya ia tidak menunjukkan perhatian yang lebih atau berbeda dengan yang lain karna sudah membuat pegawai lain jadi sinis terhadap office girl tersebut.
"Mentang-mentang cantik, tuan Li jadi ribut terus kalau dia diganggu!"
Daneily sempat mendengar gerutuan Joni dan pegawai lain yang sedang bisik-bisik membicarakannya.
Ali memang tidak bisa menutupi kalau ia memiliki perhatian pada office girl baru itu. Baru sebulan sudah banyak yang ia peringatkan karnanya.
"Ya sudah, tidak jadi!"
Ali mengusap rambutnya. Menarik napas menahan emosi jiwa. Ia mengangkat wajah dan menemukan senyum manis yang membuat perasaannya adem. Sejak kehadiran Daneily ia sangat betah berada dikantor. Apalagi ketika ia memintanya membawakan kopi kedalam ruangannya. Padahal didalam ruangannya sudah ada dispenser dan tersedia kopi instan tapi tetap saja ia akan menghubungi pantry dan meminta Daneily membuatkan kopi. Kopi buatannya bagi Ali membuat candu, disertai senyum dan lirikan lensa yang menariknya untuk mengedipkan lentiknya.
"Maaf saya bersihkan dulu meja, tuan!" Wanita itu mendekat sambil mengangkat berkas dengan sebelah tangan dan tangan lainnya menyapu meja dengan benda ditangannya. Ali menatap gerakannya tak berkedip.
Ia menarik tangan gadis itu saat berada diujung mejanya. Daneily melebarkan mata. Apalagi saat bibir Ali menyentuh punggung tangannya.
"Jangan begitu, tuan, saya belum menyelesaikan pekerjaan saya!" Daneily menarik tangannya.
"Sungguh kamu tidak apa-apa?" Tanya Ali menatapnya. Ia tak bisa membayangkan kalau gadis itu keruangan satu dan lainnya hanya untuk mencari anting-anting.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Life
FantasyBeralur Cerita mundur dari tahun 2025 ke 2021, dimana 4tahun yang lalu Prilatusina Lyandraz (Prilly) adalah seorang gadis cantik nan ambis, egois, arogan dan kaya raya karna memiliki 90% saham di perusahaan milik ayahnya. Ia berhasil menjatuhkan sem...