"Maaf nona, ini parkiran untuk pejabat perusahaan, silahkan parkir disebelah sana nona, parkir untuk tamu!"
"Pak, ini..."
Prilly menyentuh tangan Jasmine, hingga Jasmine menghentikan ucapannya lalu menoleh pada Prilly yang duduk dibalik kemudi.
"Pap, aku kekantor agak siangan hari ini ya!"
"Kenapa tidak lebih pagi? Papa merencanakan meeting luar biasa menyambut kamu hari ini!"
"Jangan dulu diumumkan pap, aku mau datang tanpa mereka tau siapa aku, aku mau tau bagaimana standarisasi mereka, apakah sudah berjalan sesuai S.O.P mulai dari pintu masuk sampai menuju HRD!"
"Kok begitu?"
"Sesekali mereka disana itu dikasih syok terapi!"
Hari ini Prilly memberikan kejutan lagi. Minta datang agak terlambat, dan pura-pura menjadi orang asing. Ia ingin tahu kondisi perusahaan ayahnya saat ini. Ayahnya tidak selalu duduk dikantor, selama ini hanya sesekali muncul. Karna tentu saja tanpa dikendalikan secara langsung, semua karyawan bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing.
"Disebelah mana saya harus parkir?" Tanya Prilly kemudian kepada security perusahaan yang menegur mereka karna Prilly yang menyetir sendiri parkir ditempat khusus pejabat perusahaan.
Ia menolak disupiri kali ini. Dan sebetulnya juga menolak ditemani Jasmine. Namun Jasmine tidak ingin melepasnya. Ia tetap ingin mendampingi dengan alasan karna ini pertama kali, ia tak ingin Prilly tak ada pengontrol ketika ada yang tidak beres dikantornya. Terutama ia mengkhawatirkan sikap karyawan yang tidak mengenalnya tidak sesuai dengan kehendak Prilly.
"Aku sudah tau resikonya, Jes!"
"Aku belum yakin, Piy, sudahlah, aku akan diam saja seolah menemanimu saja!"
"Ya sudah, tapi jangan banyak intervensi, ingat!"
Dari tempat parkir ia sudah dijegal security yang mengatakan kesalahannya parkir bukan pada tempatnya.
Apa yang Jasmine khawatirkan tidak terjadi disini. Prilly tidak merasa dilecehkan karna mobil mewahnya tidak diperkenankan ditempatkan diparkiran khusus.
"Bukan salahnya, malah seharusnya dia benar menjalankan tugas!" Ujarnya santai.
Padahal selama ini, parkiran ditempat publik saja ia mengambil tempat khusus, dan akan menggeser mobil lainnya kalau tempat yang ia inginkan tidak tersedia lagi.
Mereka turun dari mobil setelah mendapatkan tempat parkir yang ditunjukkan oleh security tanpa security tersebut membantu sampai selesai karna ia kemudian sibuk mengatur mobil lain yang justru parkir diparkiran khusus pejabat perusahaan.
Seorang wanita keluar dari mobil yang tidak lebih mewah dari mobilnya yang limited edition. Dada Prilly berdegup melihatnya.
"Memakai mobil limited saja sampai gak dianggap, bagaimana tadi kalau kau menggunakan mobil pak Fredo!" Sungut Jasmine.
Maksud Jasmine menyebut mobil pak Fredo adalah, mobil yang biasanya dikemudikan Pak Fredo sebagai driver dikediaman Prilly. Bukan mobil sejuta umat juga, cukup elegan dengan harga setengah milyar, namun dibanding mobil limited koleksi Prilly tentu jauh sekali.
"Sudahlah Jes, jangan mengeluh! Heii, kenapa kau yang sinis, harusnya aku?"
Jasmine terkekeh sendiri. Rupanya selama ini ia yang terkontaminasi sifat Prilly karna selalu bersamanya. Lagipula ia benar-benar tidak senang melihat Prilly dilecehkan.
Mereka melihat seorang wanita keluar dari mobil yang parkir dimana seharusnya ia yang mendapatkan tempat tersebut apalagi ia yang lebih dahulu datang. Tapi akhirnya Prilly menyadari kembali bahwa ia sedang menjalankan misi perubahan pada diri dan takdirnya. Kalau dulu ia hadir keperusahaan disambut oleh 'meeting luar biasa' oleh ayahnya yang akan hadir keperusahaan lebih awal namun kali ini ia datang dalam kondisi yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Life
ФэнтезиBeralur Cerita mundur dari tahun 2025 ke 2021, dimana 4tahun yang lalu Prilatusina Lyandraz (Prilly) adalah seorang gadis cantik nan ambis, egois, arogan dan kaya raya karna memiliki 90% saham di perusahaan milik ayahnya. Ia berhasil menjatuhkan sem...