19#TheSecondLife

1.9K 325 66
                                    

"Baru sampai? Kemana saja? Muter-muter dulu?"

Prilly hanya tersenyum tanpa jawaban yang makin membuat Jasmine kepo. Jasmine sudah mengenakan pakaian tidur saat menyongsongnya didepan pintu lalu mengikuti arah langkah Prilly kekamarnya.

"Cie, ciee, yang sama tunangannn..." goda Jasmine memancing reaksi Prilly. Tapi juga tetap hanya dijawab senyum.

Sampai dikamarnya justru Prilly langsung kekamar mandi dan membereskan dirinya terlebih dahulu, mengganti pakaian tidur lalu menyisir rambutnya sebelum ia mempertemukan punggung dengan permukaan empuk king size-nya.

"Bosku..."

"Mau tidur nyenyak jangan gangguu!"

"Idihh!"

Prilly memejamkan matanya membuat Jasmine makin ingin menerkamnya. Sementara Prilly masih mengingat saat perjalanan mereka kembali kerumahnya. Jaraknya tidak semakin jauh namun kecepatannya yang dikurangi.

Diawal saat motor mulai melaju dijalanan, Ali tiba-tiba menarik gas hingga motor bagai melayang membuat Prilly panik dan repleks memeluknya.

"Jangan ngebuttt!" Protesnya.

"Supaya tidak cepat sampai ya?" Goda Ali.

Prilly mencubit perutnya.

"Aduh!"

Ali mengaduh sambil menyentuh punggung tangan diperutnya. Sekaligus menahan agar jangan dilepaskan. Ali kan sengaja ngebut supaya Prilly takut jatuh dan otomatis memeluk. Dan teorinya benar.

"Jangan lepaskan!" Ali menepuk-nepuk punggung tangan yang melonggar kala kecepatan motor berkurang.

"Kamu modus ya?" Teriak Prilly diantara angin yang menghembus kencang berlawanan dengan arah motor dan suara kembang api yang masih terdengar dari jauh.

"Modus dengan tunanganku sendiri apa salahnya?"

Wajah Prilly memerah tanpa Ali bisa melihat. Ia tiba-tiba terdiam karna ia yang mulai dengan pengakuan pertunangan itu.

"Jangan terlalu serius, kaukan tahu... akuuu..."

"Menganggapku tunanganmu!" Potong Ali sambil tersenyum samar tanpa terlihat.

"Tapi..."

"Jangan sampai doa Def dan Cintya terkabul, pasti mereka berdoa supaya kita tidak jadi, bukankah tadi katanya kamu bisa menjadi takdirku?"

Prilly terdiam kehilangan kata untuk menyanggah kalimat Ali. Kenapa jadi seolah serius begini? Kenapa juga sekarang berbalik arah? Senjata makan tuan.
Prilly memejamkan matanya. Tangannya yang melingkar diperut Ali tentu membuat dadanya menempel pada punggung lebar itu, dan lehernya yang serasa kaku tanpa helm akhirnya menyangkut dibahu kanannya.

Ali menolehnya kemudian tersenyum samar kembali. Ia senang dengan keadaan ini. Meski tidak tahu apakah ini masih hanyalah pura-pura, ia merasa sudah selangkah lebih maju jika ingin membuatnya menjadi tidak pura-pura. Kalau memang mereka sudah ditakdirkan, ia akan menjalaninya. Setelah ini ia takkan kendor membuat Prilly lebih terkesan padanya.

"Sudah sampai, kamu ketiduran?"

Setelah diam beberapa saat setelah sampai didepan gerbang dan dibukakan oleh satpam, Ali akhirnya berkata dengan berat. Padahal ia ingin berlama-lama dalam keadaan seperti itu. Dibelakangnya ada gadis yang memeluknya erat sambil memejamkan mata dengan menyangkutkan dagu dibahunya.

"Eh, oh sudah sampai? Cepat sekali?" Kelopak Prilly mengerjab. Sebenarnya ia tidak tidur tapi sedang menikmati perjalanan.

"Kamu masih mau bersamaku lebih lama lagi saat ini, hmm?"

The Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang