36#TheSecondLife

1.8K 321 45
                                    

Dibawah selimut tebal, memeluk tubuh mungil dari belakang,  helaian lembut nan wangi melewati bahu menyapa penciumannya dikamar beraroma khas yang seakan-akan sudah lama tidak ia rasakan padahal tentu memang sudah seharusnya ini adalah pertama kalinya mereka bersama dikamar pribadi Prilly mengingat mereka baru saja menikah.

"Kamu tahu, Prilatusina Lyandraz, entah kenapa aku merasa sudah lama sekali memendam cinta padamu, setiap menatapmu aku merasa tidak ingin kehilangan waktu untuk mengatakannya, seolah-olah aku pernah membuang waktuku untuk mengatakan aku mencintaimu...."

Beberapa waktu, ia memang merasa sekian kejadian seperti sudah pernah ia lewati. Namun ia tersadar, konon katanya, apa yang kita jalani mungkin saja pernah terjadi di saat kita tertidur, roh kita berada dialam bawah sadar yang disebut mimpi, makanya ada saat dimana kita merasa sesuatu yang terjadi sudah tidak asing. Sebagaimana rasa cinta yang tumbuh dan ia katakan seolah ia begitu lama memendam perasaan dan mengendap sesal sudah membuang banyak waktu untuk mengatakannya. Untuk itulah ia selalu mengatakan mencintai. Agar ia tidak kembali merasakan kehilangan. Entah, sepertinya bukan hanya sebab kehilangan selama Prilly melanjutkan S2 di Singapore hampir setahun membuatnya merasa bagai bertahun-tahun, namun lebih dari itu. Ada sesal yang menggumpal entah dari mana asalnya.

"Kau bertunangan dengan Prila Lyandraz?" Jack terkejut mendengar ceritanya saat ia sengaja mengajak bertemu ditengah gelisah melanda karna tidak menemukan keberadaan Prilly waktu itu.

Nongkrong di bar tetap membuatnya tidak bersemangat, setelah ia mencoba untuk mengisi waktunya yang terasa hampa dan kosong selama Prilly tidak ada. Ia nampak kusut sehingga Jack bertanya.

"Kau pasti tidak percaya, Jack!"

"Karna kau tidak mengundang!"

"Tidak ada yang diundang, pertunangan kami tertutup!"

"Kau terpaksa?"

"Tidak!"

"Bukankah kurasa dia bukan typemu?"

Jack teringat saat mereka bertemu pertama kali ketikayq Ali kembali ke Indonesia setelah menamatkan S2-nya di Hongkong. Mereka sempat membahas gadis yang terlihat berjingkrak dilantai dance dengan pakaian berkain ala kadarnya. Berbeling semakin menyakitkan pandangan saat lampu berkilat menyapa dirinya.

"Saat aku bertemu dengannya dipesta ulangtahunnya, dia bukan seperti yang kita lihat waktu itu!"

"Dia mengejarmu?"

"Tidak!"

"Dia mengejar pria lain?"

"Tidak!"

"Tidak mencoba bar-bar dengan wanita yang dekat denganmu?"

"Aku sedang tidak dekat dengan siapa-siapa!"

"Aneh. Prilla gadis yang agresif, dia tidak akan dipaksa, malah harusnya memaksa, dia tidak akan melepaskan orang yang ditarget untuk didapatkannya, tidak ada yang bisa menghalangi apalagi berpikir merebut pria yang diinginkannya!"

"Dia justru meninggalkan aku karna wanita lain yang menginginkanku!"

"Aneh! Jadi kau justru kusut karna kepergiannya?"

"Ada banyak yang belum aku katakan, tapi dia pergi tanpa pesan!"

Beberapa malam Ali selalu bermimpi tentang Prilly. Seolah mereka sedang bersama-sama namun ia dingin terhadapnya. Prila Lyandraz dalam mimpinya sangat agresif. Selalu mencoba intim padanya tapi ia selalu menghindari. Mimpi yang aneh. Padahal ia sedang berharap Prilly ada didekatnya. Seperti saat ini, saat ia merasa ingin selalu memeluknya.

The Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang