Bersandar dipintu kamar mandi hotel berbintang yang menjadi malam pertamanya sebagai istri dari seorang Alezandro Lionard, Prilatusina Lyandraz memegang dadanya dimana disana debaran jantungnya masih diambang batas normal.
Takdir dinikahi terjadi meski sudah dihindari. Bagaimanapun usahanya tak sama dengan yang telah ia lewati, ketetapan Tuhan tetap terjadi. Meski dalam kondisi yang berbeda.
Kali ini ia yang dipaksa, dan ketetapan melalui perantara ayahnya juga tak terhindarkan. Perbedaan kalimat yang sangat jauhpun tak terelakkan, meski cintanya tetap sama.
"Aku mendukungmu menyelesaikan s2-mu, tapi aku tak bisa berjanji jika kamu tidak akan menolakku menitipkan benihku!"
Prilly memejamkan matanya. Ia menghela napasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya pelan-pelan. Saat yang sudah ia lewati justru ia yang mencari cara agar Ali menyentuhnya karna pria itu tak respect padanya. Namun ucapannya tadi sungguh sangat jauh berbeda.
"Kamu menggunakan segala cara untuk kunikahi, jangan harapkan apa-apa dariku karna aku takkan pernah menitipkan benihku padamu!"
Kalimat itu terngiang dan rasanya membuat telinganya berdenging. Kalimat yang keluar dari bibir seorang Alezandro Lionard yang baru saja meraup bibirnya dengan terpaksa setelah pernikahan atas desakan penghulu dan pembawa acara yang memandu acara resepsi pernikahan mereka kala itu.
Meski pria itu terlihat terpana dengan paras cantiknya saat mengenakan gaun pengantin rancangan Adeline yang selalu pas ditubuh mungil seorang Prilatusina Lyandraz. Namun hanya sesaat, dingin itu tetap terpancar bahkan sepanjang acara dan saat menerima ucapan selamat dari ribuan tamu yang hadir. Seolah ia takkan pernah mencairkan bekunya yang mendarah daging.
'Kita lihat saja, sampai dimana kau bisa menahan dirimu!' Batin Prilly dengan yakin.
Namun kenyataannya disaat itu, Ali benar-benar sedingin es terhadapnya. Terlebih ia yang memang menyebalkan, selalu menyebalkan bahkan didepan orangtuanya demi mendapatkan perhatian Ali.
"Sayang, kamu lupa belum memeluk dan menciumku sebelum pergi bekerja," pekiknya saat Ali keluar dari kamar siap pergi kekantornya.
Prilly sengaja karna mengetahui diluar kamar pasti ada mama dan papanya yang mendengar. Hampir saja Ali melengos tetap tak peduli pada perempuan yang sudah ia nikahi lebih dari tiga bulan namun tak pernah disentuhnya saat itu. Namun ia segera sadar ada mertuanya yang sedang memperhatikan.
Prilly juga sengaja tidak ingin pindah rumah dulu, untuk membuat Ali tak berkutik dihadapan kedua orangtuanya, dan Ali-pun sepertinya tidak berniat memberikan hunian nyaman untuk mereka berdua.
"Begitu dong, jadi suami tu kaya papa, yang selalu peluk cium mama setiap bertemu!"
Wajah Ali yang membelakangi orangtua Prilly nampak makin membeku. Meski senyum Prilly dimanis-maniskan dimatanya tetaplah menyebalkan.
"Dah sayang, selamat bekerja ya, nanti aku kekantor mengantarkan makan siangmu!"
Ali berdecak tak suka. Ia sudah seringkali membicarakan kalau Prilly tidak perlu selalu muncul dikantor dengan makan siangnya.
"Jangan sok romantis, kita bukan pasangan ideal, kamu tahukan, aku tak menginginkanmu!" Ucapnya saat Prilly datang kekantor dengan makan siangnya.
"Dan aku memaksa, tidak ada yang bisa menolak keinginanku, tidak terkecuali kamu! Suamiku sayang!"
Ali menggenggam kedua tangannya hingga memutih diatas meja kerjanya. Sungguh ia terlihat sangat kesal. Dan Prilly tidak peduli. Bahkan dia juga mengatur karyawan disana. Jika ia tidak suka, siap-siap saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Life
FantasyBeralur Cerita mundur dari tahun 2025 ke 2021, dimana 4tahun yang lalu Prilatusina Lyandraz (Prilly) adalah seorang gadis cantik nan ambis, egois, arogan dan kaya raya karna memiliki 90% saham di perusahaan milik ayahnya. Ia berhasil menjatuhkan sem...