"Piy!"
Jasmine mengikuti langkah Prilly yang justru menjauhi koridor toilet. Ia tidak mempertanyakan kenapa bosnya itu tidak jadi ketoilet. Ia sudah cukup mengerti alasannya. Justru yang ia masih heran kenapa bukan melabrak pilihan Prilly?
Sementara Prilly merasa tenang saja sudah suatu pencapaian. Kalau saja ia Prilatusina yang dulu, sudah habis Amora diintimidasi olehnya. Lagipula apa yang harus membuatnya merasa sesak? Pegangan tangan Amora pada Ali-kah? Atau ingatannya pada waktu yang sudah ia lewati, dimana ia merasa ingin memiliki dan tidak ada satupun yang boleh menyentuh apa yang sudah menjadi targetnya. Tidak ada yang boleh mendekati orang yang ia inginkan. Bukankah itu waktu lalu? Sekarang justru harusnya ia lebih dapat menerima jika memang Amora mendapatkan tempat dihati Ali dan ia akan menghindari tenggelam dan memaksakan ingin memilikinya?
Jasmine hampir menubruk punggung Prilly saat gadis itu mendadak menghentikan langkahnya. Sesaat Prilly menarik nafas dan menghembuskannya. Terlihat bahunya naik dan turun karna aktivitasnya itu. Jasmine sangat tahu ia berusaha untuk mengendalikan dirinya.
"Bodoh sekali sampai merasa cemburu!" Bisiknya pelan setelah menghempas lagi nafasnya.
Prilly membalikkan badannya, sementara Jasmine mundur selangkah agar mereka berjarak sambil mengeryitkan alisnya. Ia menatap Prilly penuh tanya. Apalagi yang ia pikirkan? Sepertinya otak Prilly bekerja keras hingga organ yang lain ikut terkena imbas dari perasaannya saat ini.
Prilly melangkahkan kaki kembali dengan pasti sambil menyepih bahu Jasmine agar tak tertabrak bahunya karna langkahnya tanpa sengaja terhalang. Jasmine kembali mengikuti arah langkah Prilly kekoridor toilet. Apa yang akan ia lakukan? Jasmine hanya bisa bertanya-tanya dalam hati. Ia tak ingin Prilly pusing mendengar tanya-tanya yang ingin ia suarakan. Namun, ia sangat mengenal Prilly. Mempertanyakan hanya akan membuat mood Prilly makin hancur. Selama ini Jasmine sudah sangat memahami tabiatnya. Prilly tak suka dipaksa bicara, tak suka diganggu dengan pertanyaan-pertanyaan kecuali ia sendiri yang memulainya. Karena itulah Prilly cocok berasistenkan dan didampingi Jasmine kemanapun ia pergi.
"Sudah selesai?"
Prilly menarik nafasnya dalam-dalam. Degup jantungnya yang tak beraturan dan dingin tangan yang ia rasakan belum juga kembali normal kala ia harus berpapasan dengan Ali. Kemana Amora? Ketoiletkah? Apakah tadi posisinya sama, Amora ketoilet dan berpapasan dengan Ali lalu membuka pembicaraan? Ataukah mereka sengaja bertemu disana? Prilly sangat menyesalkan pikiran-pikirannya yang otomatis traveling.
Ali masih menatap menunggu jawaban dari tanyanya saat melihat Prilly menuju kearahnya dan mereka berpapasan tepat dimana tadi Prilly menghentikan langkah mendengar suara Amora. Maksudnya tentu apakah Prilly sudah selesai berdiskusi dengan ayahnya.
"Menurut kamu?" Prilly bertanya dengan nada yang cukup sinis membuat Ali terheran.
"Sudah ada keputusan tentunya?" Tanya Ali. Sebenarnya ia hanya basa-basi. Ia diminta menunggu oleh Tuan Lyandraz. Ia menunggu bukan hanya sekedar ingin tahu apa keputusan mereka apalagi hanya untuk menunggu ditraktir makan siang. Ia hanya menghargai tuan Lyandraz yang memintanya dan ia juga tidak keberatan karna masih belum selesai dengan urusannya sendiri.
"Memangnya kenapa? Apa kamu ingin urun pendapat mengenai apa yang akan kami putuskan terhadapnya?" Todong Prilly dengan nada makin pedas saja. Bayangan Amora berdiri dihadapan Ali lalu mencurahkan isi hatinya sambil meraih tangan pria itu saat memohon membuat mood Prilly kembali retak.
"Tidak!" Geleng Ali cepat.
"Bohong!"
Ingin Prilly menutup mulutnya. Kenapa bisa-bisanya mengatakan sesuatu dengan nada membingungkan? Seolah pria didepannya menyimpan sebuah rahasia dan rahasia itu ia ketahui tanpa sepengetahuan yang bersangkutan.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Life
FantasiBeralur Cerita mundur dari tahun 2025 ke 2021, dimana 4tahun yang lalu Prilatusina Lyandraz (Prilly) adalah seorang gadis cantik nan ambis, egois, arogan dan kaya raya karna memiliki 90% saham di perusahaan milik ayahnya. Ia berhasil menjatuhkan sem...