43#TheSecondLife

1.8K 318 33
                                    

"Kenapa Amora membandingkan suami saya dengan anda ya pak? Apa hubungannya dengan bapak? Amora memang meresahkan, dia bilang untuk menjadi manager menggantikan bapak ia harus membayar mahal, bayarnya dengan tubuhnya katanya!" Tanya Prilly terdengar polos.

Tanpa nada menekan, tidak juga menuduh, Prilly hanya seolah mengatakan apa yang dikatakan Amora padanya kepada pak Bondan.

Namun ternyata raut pak Bondan nampak menegang. Padahal tidak ada yang menatapnya saat itu. Ali dan bang Ben nampak sedang berbicara kemudian baru menoleh kearah Prilly dan pak Bondan. Sementara Jasmine dan Sandropun hanya menyimak lalu menoleh pada bapak tua dengan rambut memutih itu.

Tolehan dan tatapan semua yang berada diruangan itu sepertinya membuat Pak Bondan tertekan. Wajahnya merah padam untung rambut tetap putih tidak bersemu seperti pipinya yang bagai terbakar.

"BOHONG! Dia yang merayu saya dan memaksa membayar dengan tubuhnya! Wanita laknat, perusak rumah tangga saya, memang layak diMUSNAHKAN!!"

Padahal baru saja pak Bondan mengingatkan Sandro dan memintanya tenang, ternyata hanya mendengar tutur yang seolah mengantar pesan dari yang telah tiada saja pria yang sudah lebih dari setengah abad itu panik.

Sia-sia usahanya dengan yakin tidak menolak permintaan Prilly  hadir saat ia dimintai keterangan, seakan kematian Amora tidak ada hubungan apa-apa dengannya, nyatanya yang namanya kesalahan tidak bisa ia tutupi terlebih buatnya sejak awal ia sudah salah langkah. Dihantui perasaan bersalah terutama kepada keluarganya.

Untuk menggantikan posisinya yang akan pensiun dikala itu ia memang diamanati oleh tuan Lyandraz untuk mencari kandidat dan mengajarkannya agar menjadi manager operasional pengganti yang layak. Posisi bagus, pendapatan bagus, fasilitas yang terjamin memang membutuhkan orang yang loyal serta berintegritas seperti dirinya.

Nasib berkata lain, seharusnya posisinya digantikan oleh orang-orang yang lebih berkompeten didalam perusahaan, namun karna tuan Lyandraz begitu percaya padanya, ia mampu menaikkan nama Amora Haneenia sebagai penggantinya.

"Bantulah saya pak, saya akan menjadi yang selayaknya untuk perusahaan, saya tidak ada maksud lain, saya hanya ingin mengangkat harkat dan maratabat saya sebagai wanita tulang punggung keluarga, terutama untuk ayah saya yang sekarang renta tidak berdaya!"

Pak Bondan teringat rayunya dengan membawa kisah sedih bagaimana selama ini dirinya hidup bersama ayahnya yang pemabuk dan sering memukulinya.

Saat itu pak Bondan diundang Amora makan malam di restoran sebuah hotel yang Amora katakan milik temannya dan disana tentu tidak akan ada yang melihat pertemuan mereka karena terletak dipinggiran kota.

Pak Bondan terenyuh dengan tangis Amora yang menyayat dan kehidupannya yang begitu pekat. Namun beberapa saat kemudian kepala pak Bondan berputar hingga tak sadar dan tidak tahu apa yang terjadi, sebab begitu membuka mata, ia menemukan tubuhnya hanya ditutupi selimut putih dipermukaan yang empuk tanpa sehelai benangpun karna semua yang melekat ditubuhnya berceceran dilantai saat ia memindai kesekililing ruangan.

"Selamat pagi, bapak Manager Operasional kesayangan!"

Belum usai rasa panik menemukan dirinya berada dikasur dengan sprei semrawut, pak Bondan melihat Amora keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit tubuhnya.

"Apa yang kau lakukan Amora?"

"Bapak jangan khawatir, saya sudah mengirimkan pesan kepada ibu melalui nomor bapak, kalau bapak mendadak kekantor cabang diutus oleh tuan Lyandraz!" Tutur Amora tenang.

"Gila kamu! Kalau istri saya cek kekantor bagaimana?"

"Jangan panik, pak, ibu percaya kok, kan bertanya sama saya, tentu saja saya benarkan!"

The Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang