001.My morning routine

9.9K 567 43
                                    

TETAP BUDAYAKAN VOTE WALAUPUN CERITA INI SUDAH TAMAT

DAN JIKA BISA SERTAKAN KOMEN JUGA

ADA BEBERAPA CHARA YANG TIDAK ADA DI ANIMASI BOBOIBOY

BUKAN LAPAK 1821+ MAUPUN SHOUNEN-AI

MENGANDUNG KATA-KATA KASAR

JANGAN SAMAKAN CERITA LAIN DENGAN CERITA INI, KARENA CERITA INI MURNI PEMIKIRAN SAYA

PLAGIAT? BIG NO!

TIDAK SUKA DENGAN CERITA INI? SILAHKAN PERGI. YA, SAYA NGUSIR

TYPO BERTEBARAN DISINI DAN SILAHKAN KOREKSI SENDIRI

.

.
.
.
.

HAPPY READING

༺═───────🥡🍜───────═༻

For Alin, from Taufan Radeva Fernandez

So Lin, misalkan jam 5 nanti gue belum bangun juga, jangan bangunin gue dulu ya, soalnya gue push rank game sampe jam 4, sorry nggak denger ucapan lo kemarin.

Sebagai permintaan maaf gue, boleh deh potong uang jajan gue, tapi jangan banyak-banyak ya Lin.

Remaja bersurai cokelat itu melemparkan sebuah sticky note yang dimana tertera tulisan tangan karya kembarannya yang terpaut 5-6 menitan itu.

"Bangun Fan, ini udah hari ketiga lo nggak masuk sekolah, entar kalau remedial lagi gue gak mau tanggung jawab kayak sebelum–sebelumnya".

Melihat si adik kembar yang tak kunjung bangun membuat Alin, err... maksudnya Halilintar Gadeon Fernandez menghela napas kesal.

"Fan bangun," panggilnya, namun sama sekali tak digubris oleh pemuda yang tengah bersembunyi dibawah gundukan selimut.

"Taufan!" panggil Halilintar sekali lagi, dan masih tidak ada jawaban dari sang empu.

"Lo mati atau tidur sih?".

Halilintar merotasikan matanya jengah sebelum akhirnya...

Plakk!

Sebuah tamparan tepat di bokong berhasil mendarat dengan sempurna.

"Aduh duh, Lin sakit!" bangun juga akhirnya.

Sebuah senyuman tipis terukir dibibir Halilintar saat Taufan akhirnya bangun.

"Mandi," titah Halilintar tanpa mempedulikan setengah jiwa Taufan yang masih berada di alam mimpi.

"Udah jam 07.30." lanjut Halilintar.

Mata Taufan membola sempurna saat Halilintar mengatakan bahwa waktu telah menunjukkan pukul 7 pagi, no tapi 07.30.

"What the-"

"Kak sarapan dulu yuk!" umpatan Taufan barusan terhenti saat mendengar suara pemuda lain dari dapur.

"Cepet mandi, abis itu sarapan bareng" ucap Halilintar sebelum pergi dari kamar Taufan yang bernuansa biru dengan beberapa boneka lumba–lumba yang jadi pelengkap.

[✔] 1. HIS LAST STOP Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang