037. To the hospital

2K 224 8
                                    

HAPPY READING 


༺═───────🍧☁───────═༻

Taufan duduk termenung dibangku nya, bahkan dia tidak mendengarkan setiap ocehan tak jelas dari gadis yang sedang duduk disampingnya.

Pikirannya selalu tertuju pada Halilintar, kembaran yang terpaut selama 5–6 menitan nya itu berbeda hari ini, seolah pemuda itu sedang menjauhinya.

"Gue salah apa lagi sekarang?" gumam Taufan dan itu bisa didengar jelas oleh Sea yang duduk disampingnya.

"Lo ngomong apa?" tanya Sea sambil menatap Taufan.

"Bukan urusan lo, Nona Annelise" balas Taufan tanpa mengalihkan pandangannya pada Sea.

Sea berdecak sebal, kemudian gadis itu mengambil pena dan buku dari dalam tasnya, "Kallea ada dikelas mana ya, Fan?" tanya Sea, dan Taufan mengendikkan bahunya tanda tak tahu.

"Fan," panggil Sea.

"Hm".

"Fan,".

"Hm".

"Fan,".

"Apaan sih manggil–manggil?" ketus Taufan kesal.

"Ngetes doang, siapa tau lo budek kan?".

Boleh tidak Taufan menenggelamkan Sea kedasar paling dalam palung Mariana? Dia benar–benar kesal dengan gadis itu sekarang.

"Ngeselinnya nanti aja setelah gue halalin" ujar Taufan.

Sea mendelik, "dih amit–amit dihalalin sama cowok kayak lo" ucap Sea.

"Nanti jadi imut–imut kan?".

"Gak!".


𓏲ּ ֶָ

Brak!

Halilintar tersenyum saat melihat Beliung terpeleset ditangga hingga mengakibatkan sebuah suara keras karena  pantatnya yang berbenturan dengan kerasnya lantai.

"Sakit?" tanya Halilintar sambil menatap Beliung tanpa ada niatan menolong.

Beliung mendengus lalu dia bangkit dari duduknya dan mulai memungut kertas ujian yang harus dia kumpulkan ke ruang guru.

Sebenarnya tidak masalah sih untuk Beliung jika harus mengumpulkan kertas ujian ke ruang guru, tapi yang jadi masalahnya adalah... kenapa harus Halilintar yang ikut mengumpulkan kertas ujian bersamanya? Kenapa tidak yang lain saja?

"Bukannya nolongin malah–"

"Mana ada musuh saling tolong" ketus Halilintar memotong gerutuan Beliung.

"Tch, asal lo tau ya Halilintar, kalau bukan karena lo–".

"Berisik!" desis Halilintar sambil melangkah pergi meninggalkan Beliung sambil membawa 23 lembar kertas ujian.

"Lo cuma 6 jam lebih tua dari gue, jangan seolah lo 6 tahun lebih tua dari gue, Halilintar" ucap Beliung sambil menatap punggung rapuh Halilintar yang sudah jauh disana.


𓏲ּ ֶָ

19.53 PM

Halilintar membuka pintu rumahnya dan yang pertama kali Halilintar lihat adalah kedua kembarannya dan Aurora, mereka duduk disofa sambil menonton acara televisi.

[✔] 1. HIS LAST STOP Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang