HAPPY READING
───────🍓🍼───────
02.41 AM.
Gempa terbangun dari tidurnya padahal dia baru saja tidur 2 jam yang lalu, tapi sekarang sudah terbangun lagi.
Dia bangkit dari acara merebahkan dirinya lalu pergi keluar kamarnya, berharap masih ada Taufan diruang tamu yang bergadang.
Langkahnya terhenti saat didepan pintu kamar Halilintar, tangannya terulur untuk memegang knop pintu.
Namun dia kembali menarik tangannya, tidak jadi untuk membuka pintu kamar Halilintar.
"Kak Lin." gumam Gempa pelan, dia menghela napas kemudian kembali memegang knop pintu dan memutarnya.
Tidak dikunci.
Terbuka.
Kesan pertama Gempa saat baru saja membuka pintu kamar Halilintar adalah... gelap dan berantakan, namun Gempa masih bisa melihat dengan jelas akibat adanya cahaya dari lampu tidur berpola kilat di atas kepala ranjang milik Halilintar.
Pecahan kaca dimana-mana, barang yang tergeletak tak beraturan dan banyak bekas darah yang mengering dikamar itu.
Dan detik itu pula Gempa dilanda kekhawatiran, lalu dia menatap Halilintar yang tertidur dengan lelap.
Gempa menghampiri Halilintar lalu menatap wajah pemuda itu, Gempa meringis saat melihat ada beberapa luka lebam diwajah Halilintar.
"Karna Om Raven?" tanya Gempa pelan karna takut membangunkan Halilintar "sakit ya Kak?".
"Aku juga sakit kok Kak, liat Kakak dipukulin terus dimarahin tadi siang".
Gempa menghela napas lelah, lalu dia menyibakan rambut Halilintar yang sudah memanjang hingga menutupi matanya.
"Setelah diingat lagi, Kak Lin nggak mungkin ngelakuin itu, karena sejak kecil, Kakak nggak pernah suka sama hal yang berbau kriminal".
"Kakak bahkan nggak bisa bunuh hewan kecil sekalipun, dan sekarang... mereka malah bilang, Kak Lin mau bunuh Beliung dengan cara dorong dia Dari roftoop".
"Aku nggak mau percaya sama ucapan mereka, tapi denger semua orang disekolah Kakak pelakunya bikin aku mau nggak mau harus percaya sama mereka".
Gempa menghapus air matanya yang keluar tanpa dimintai olehnya.
"Maaf Kak!".
.
.
.Ini adalah hari pertama Halilintar di skors selama sebulan penuh tanpa pengecualian, beruntungnya dia tidak dikeluarkan dari sekolah.
"Pak, saya beneran nggak dorong Beliung!" kata Halilintar jujur sambil berdiri didepan meja Pak Adrean, di ruang BK.
Disini juga ada Aurora, Raven dan Galaxy.
"Kebetulan saat itu CCTV di roftoop sedang rusak, jadinya saya tidak tahu apa yang kalian lakukan disana" ujar Pak Adrean, dia masih bersikap tenang saat ini karena jika masalah diselesaikan dengan amarah, bukannya selesai tapi malah semakin bertambah.
"Jadi sepertinya kamu emang yang sudah dorong Beliung dari roftoop" lanjut Pak Adrean.
"Dia yang terjun sendiri kebawah! Bukan saya yang dorong!!"
"Mama?"
Halilintar menatap Aurora yang baru saja menampar nya dengan keras "kenapa Mama tampar Lintar?" tanya Halilintar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] 1. HIS LAST STOP
Teen Fiction"Gue ngantuk, tapi kalau tidur takut gak bangun lagi" "Lo ngomong apaan sih Lin?!" Halilintar Gadeon Fernandez, sosok remaja yang harus dewasa sebelum waktunya karna sebuah kecelakaan pesawat yang membuatnya dan kedua kembarannya harus kehilangan so...