005. Unconcious

2.4K 321 40
                                    

HAPPY READING

───────🍓🍼───────

"Lin!" teriak Taufan saat Voltra baru saja melepaskan sebuah tembakan mengarah pada Halilintar.

"Lin, lo nggak apa-apa? Ada yang luka?" tanya Taufan khawatir dan Halilintar hanya membalas dengan gelengan pelan.

"Mau pergi dari sini dengan lembut atau dengan kekerasan?" Halilintar menatap dia bersaudara itu tanpa ekspresi.

"Kita bakal pergi kalau lo balikin Joy sama Juli" kata Voltra seolah Halilintar dan Taufan baru saja menculik Joy dan Julianne.

Halilintar memutar bola matanya malas, entah kenapa dia harus sampai berurusan dengan dua orang ini.

"Pergi dari rumah gue." titahnya.

"Gak semudah itu, gue gak akan pergi sebelum–".

Bruagh!

Voltra mendesis sakit saat pinggangnya bertabrakan dengan sudut runcing meja setelah mendapat tendangan salah satu teknik taekwondo yang disebut hook kick dari Halilintar.

"Udah dibilangin buat pergi, kepala batu banget sih. Sakit kan jadinya?" cibir Taufan dan jangan lupakan wajah julidnya.

"Oke kita pergi, tapi jangan harap kita nggak akan kembali lagi kesini".

"Halah bacot lo!" Taufan merotasi kan matanya jengah seraya menatap Voltra dan Crystal.

Dan setelah mengatakannya Voltra dan Crystal berlalu dari rumah Halilintar dengan Voltra yang memegangi pinggangnya yang sakit.

Halilintar mengusap pipinya saat rasa perih terasa di area sana.

Taufan mengalihkan pandangannya pada Halilintar, "Lin pipi lo kenapa?!".


𓏲ּ ֶָ

"Gue bisa sendiri Fan" Halilintar mencegah Taufan yang hendak mengobati pipinya yang tak sengaja terserempet timah panas yang berhasil Voltra luncurkan.

Taufan menggeleng kemudian meraih tangan Halilintar yang sedang tangan Halilintar yang sedang mengambil kapas dari dalam kotak P3K.

"Gue gak mau jadi adek durhaka karena gak ngobatin kakaknya," Taufan masih kukuh pada pendiriannya bahwa dia akan membantu Halilintar mengobati lukanya.

Taufan menatap wajah Halilintar yang sejak tadi seperti sedang menahan sakit dan sesekali pemuda itu akan mendesis "lo kenapa sih nyengir mulu dari tadi, ada yang sakit?"

Halilintar menggeleng.

"Terus?"

Belum sempat Halilintar menjawab, pintu utama terbuka lalu menampilkan Gempa yang menenteng kantong plastik berlogo lalu menyimpan kantong itu dimeja.

"Kak Lin kenapa?" tanya Gempa saat melihat noda merah dipipi Halilintar.

"Lo pasti gak percaya, kalau Alin baru aja selamat dari maut" ujar Taufan sambil mulai membersihkan pipi Halilintar dengan kapas.

"Apa itu?"

"Kamu nanya?" Gempa mendengus kemudian dia duduk di karpet berbulu tepat disamping kaki Halilintar.

Taufan terkikik pelan melihat wajah kesal adiknya "keserempet peluru tadi" jawab Taufan kali ini dengan baik dan benar, tidak lagi dengan logat kamu nanya milik mas Dilan kw.

[✔] 1. HIS LAST STOP Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang