HAPPY READING
༺═───────🐙💨───────═༻
Gempa berlari di Koridor rumah sakit, tidak mempedulikan tatapan-tatapan dari orang-orang yang tak sengaja berada disana.
Dia berlari seperti orang kesetanan setelah mendengar kabar tidak mengenakan tentang Halilintar dari Taufan.
"Kak," panggil Gempa pada Taufan yang sedang duduk di lobi, "ada apa? Kenapa bisa kayak gini?" tannya Gempa.
Taufan menggeleng, "gue gak tau, tadi pas gue baru aja sampe kesini... tau-tau Alin udah harus dibawa ke ruang *su" jawab Taufan.
"ICU! Not as*!" sungut Gempa kesal, entah kenapa sekarang Gempa jadi lebih tempramen dari pada biasanya, gampang marah dan gampang ngegas benar-benar Halilintar sekali.
Taufan mendelik, "pas ngomong as* nya biasa aja kali" balas Taufan.
"Gimana gue bisa biasa aja, disaat salah satu kakak gue gak baik-baik aja!" sentak Gempa.
"Lo bukan Gempa?" tanya Taufan sambil menatap Gempa yang sekarang sedang duduk disampingnya.
"Aku Gempa... udahan dulu bercandanya, aku gak mau bahagia disaat orang lain menderita" balas Gempa, kepalanya menunduk seolah sepatunya lebih menarik daripada orang yang ada disampingnya.
"Kemarin malam Dokter bilang, kesempatan hidup Kak Lin tipis banget, karena jantungnya udah rusak parah... karena Kak Lin gak jaga dirinya dengan baik..." Gempa menjeda ucapannya.
"...tapi kalau bukan karena kita yang juga bisa hasilin uang kayak Kak Lin, Kak Lin nggak akan kayak gini, dia gak akan kelelahan dan makin nyakitin dirinya sendiri...".
"...kata Dokter, selain karena kelelahan... dada Kak Lin juga sering kena benturan yang bikin kerusakan di jantungnya makin parah, dan itu semua salah aku yang jadi cowok lemah ini".
Gempa menjambak rambutnya frustasi dengan air mata yang mulai luruh membasahi pipi putih mulusnya.
"Bukan lo yang salah, tapi gue".
Keduanya sama-sama menoleh saat mendengar suara orang lain dari suatu arah.
"Bel?" gumam Taufan, "dia ngapain disini? Masa mau bikin masalah lagi" lanjut Taufan.
Beliung menghampiri Gempa dan Taufan lalu dia berlutut didepan mereka berdua.
"Maafin gue, gue tau gue salah, seharusnya waktu itu gue tanya Lin lebih dulu sebelum nyimpulin kalau dia orang yang udah bikin Kala meninggal..."
Beliung mengusap air matanya yang tiba-tiba saja mengalir.
"...harusnya gue gak marah sama Lin karena Kala suka sama dia, harusnya gue gak iri sama Lin karena dia lebih berprestasi daripada gue..."
"...karena seharusnya gue berterimakasih sama dia karena sejak kecil orang yang selalu ada buat gue itu dia..."
"...kalau bukan karena gue, kalian gak akan diusir dari mansion" Beliung menatap Taufan dan Gempa secara bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] 1. HIS LAST STOP
Roman pour Adolescents"Gue ngantuk, tapi kalau tidur takut gak bangun lagi" "Lo ngomong apaan sih Lin?!" Halilintar Gadeon Fernandez, sosok remaja yang harus dewasa sebelum waktunya karna sebuah kecelakaan pesawat yang membuatnya dan kedua kembarannya harus kehilangan so...