HAPPY READING
•✦───────────•✧
Aurora yang sebelumnya berniat akan pergi ketempat dimana Halilintar dirawat langsung sirna ketika Angeline mengajaknya untuk pergi ke cafetaria.
Dan sekarang dia sedang duduk saling berhadapan dengan Angeline yang sejak tadi menatapnya meminta jawaban atas apa yang Aurora lakukan di rumah sakit.
"Jawab Ibu, ngapain kamu di rumah sakit? Pasti bukan karena kamu sakit kan?" tanya Angeline, walaupun usianya hampir memasuki usia 60 tapi Angeline masih terlihat seperti seorang ibu yang berusia 30 tahunan.
"Lintar sakit-".
"Lintar sakit? Kenapa kamu gak kasih tahu Ibu? Tahu gitu Ibu mau jenguk dia" ujar Angeline memotong ucapan Aurora.
Aurora menunduk, "aku juga baru kesini sekarang Bu, padahal dia udah sakit sejak 3 hari lalu" cicit Aurora pelan, karena dia takut dimarahi oleh Angeline.
Walaupun Aurora sudah dewasa dan sudah memiliki tiga anak, tapi jika berhadapan dengan Angeline begini... dia jadi seperti anak kecil yang takut dimarahi ibunya karena menghilangkan tupperware.
"3 hari kamu bilang? Kenapa baru mau nemui dia sekarang? Kamu ini seorang ibu bukan sih?" tanya Angeline tak santai.
Aurora menghela napas, dia yakin pasti omelan kepanjangan dari ibunya itu akan dimulai sekarang, omelan yang kadang membuat hatinya sakit.
"Maaf Bu, tapi dia-"
"Sekarang kamu kamu nyalahin Lintar juga?" tanya Angeline lagi, "harusnya kamu ada buat dia disaat seperti ini... harusnya kamu semangati Lintar dan bukannya malah jadi beban hidupnya begini".
"Dan seharusnya yang tahu soal keadaan tubuh Lintar itu kamu, bukan kembarannya" tegas Angeline.
"Lintar sakit, dan gak bisa disembuhin lagi" lanjut Angeline sebelum dia pergi meninggalkan Aurora sendirian.
"Separah itu?".
•
𓏲ּ ֶָ
•"Lo ngomong apaan sih Lin?!" sentak Taufan, dia tidak suka dengan ucapan Halilintar barusan yang terdengar, enteng.
"Kalau mau tidur ya tidur aja, jangan ngomong gitu!" lanjut Taufan masih dengan nada bicara yang tidak santai.
Halilintar mendesis saat merasakan sakit di sekujur tubuhnya, bahkan sekarang kepalanya juga terasa sakit, napasnya sesak tapi dia tidak mau memakai masker oxygen yang dia detik lalu dia lepas.
"Gue mau mau ketemu Mama" ucap Halilintar dengan sudut mata yang berair, "Mama kemana?".
Taufan menggenggam tangan Halilintar lalu dia tersenyum, "ada kita disini Lin, lo gak-"
"Lo gak ngerti Fan, gue mau Mama!".
Taufan menunduk, dia tidak mau melihat Halilintar sekarang karena itu malah membuatnya sendiri menjadi sakit, "Mama gak ada disini, di kasih tau pun dia gak mau kesini" ucap Taufan pelan.
Dan keheningan melanda beberapa saat.
"Bel, lo ngapain disini? Mau ngasih tau kalau nilai matematika lo rendah lagi?" tanya Halilintar, sepertinya dia sudah lupa perihal soal mama nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] 1. HIS LAST STOP
Teen Fiction"Gue ngantuk, tapi kalau tidur takut gak bangun lagi" "Lo ngomong apaan sih Lin?!" Halilintar Gadeon Fernandez, sosok remaja yang harus dewasa sebelum waktunya karna sebuah kecelakaan pesawat yang membuatnya dan kedua kembarannya harus kehilangan so...