043. Insect repellent

2.3K 255 19
                                    

HAPPY READING


───────🍓💭───────

Setelah perdebatan Halilintar dan Taufan tadi, akhirnya Halilintar menang dan kini dia sedang duduk di bangku taman ditemani Taufan yang wajahnya ditekuk sejak tadi.

"Langitnya indah" kata Halilintar sambil melihat langit malam yang bertaburan bintang.

"Gak" ketus Taufan tanpa mengalihkan pandangannya pada Halilintar sama sekali.

Halilintar menoleh, "lo makin jelek tuh kalau wajahnya ditekuk terus kayak gitu" ucap Halilintar sambil mengelus rambut Taufan.

"Terserah!".

Halilintar menghela napas lelah, sebenarnya yang membuat Taufan seperti ini Halilintar sendiri sih, tapi Halilintar tidak mau mengakui jika Taufan ngambek gara–gara dia.

"Udahan dong ngambeknya" Halilintar menyandarkan kepalanya pada bahu Taufan, "mending liat benda bercahaya diatas sana" lanjut Halilintar.

"Gak!".

Halilintar merotasi kan matanya, membujuk Taufan yang ngambek memang benar–benar menguras emosi sih, untung kuota sabarnya masih penuh sekarang, kalau tidak bagaimana coba.

Halilintar mengedarkan pandangannya ke sekitar taman rumah sakit, lalu tatapannya tak sengaja melihat gadis kecil yang ekspresinya sampai dengan pemuda disamping Halilintar.

"Shireen?" gumam Halilintar, dan setelah dilihat lebih jelas lagi... ternyata itu memang Shireen, bocah bawel kesayangannya.

"Shireen!"  panggil Halilintar sambil memamerkan senyuman yang tidak pernah dia perlihatkan pada Siapapun.

Yang dipanggil Shireen pun menoleh, lalu gadis kecil itu tersenyum sumringah saat netranya menangkap sosok pemuda yang dia rindukan kehadirannya.

"KAK GLEDEK!" balas Shireen sambil berlari kecil menghampiri Halilintar.

Taufan menoleh, apa kata gadis itu tadi? Apa Taufan tak salah dengar?.

"Pffft" Taufan berusaha untuk menahan tawanya dengan menutup mulutnya, namun gagal... "Pfft–haha... hahaha... anjirr, Kak Gledek ha... haha... ha..." ucap Taufan ditengah–tengah tawanya.

"Lo mau gue bunuh, hah?!" sentak Halilintar kesal, karena berani sekali Taufan menertawai namanya yang sangat melegenda itu.

"So–sorry hehe Alin" ucap Taufan sambil memberikan cengiran kuda pada Halilintar, padahal katanya tadi ngambek... tapi ya sudahlah.

"Kak Gledek kemana aja? Aku kangen tau" ucap Shireen lebay, tak lupa dengan tangis Bombay nya.

"Lo tuh yang kemana, gue tiap hari ke taman buat refreshing" balas Halilintar yang sekarang membawa Shireen kedalam pangkuannya, gadis kecil itu tidak berat kok... malahan ringan seperti kapas.

Shireen mengangguk saja lalu dia memeluk tubuh Halilintar, "Kak Gledek ngapain disini?"—Shireen mendongak—"jangan bilang Kakak sakit?" tanya Shireen.

[✔] 1. HIS LAST STOP Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang