14

33 7 11
                                    

"Semoga jawaban lo, ya, Nis," gumamnya.

"Tuhan, maaf ya, kali ini aku milih dia,"

"Tapi, bukan dia yang jadi alasan utama aku meninggalkan mu, ada alasan lain yang tak bisa ku jelaskan,"

"Semoga ini jalan terbaik,"

*:..。o○ ○o。..:*

Setelah meninggalkan area rumah Gryan, Anis langsung menuju kantor sang papa tersayang. Ia akan meminta izin menerima lamaran Mr. A nya, ya setidaknya berta'aruf sebelum mereka melanjutkan ke jenjang yang serius. Namun, motornya terhenti kala beberapa motor menghadangnya. Ia berdecak, ternyata mantan kekasihnya.

"Wih, mba pacar nih,"

"Mantan," koreksi Anis.

"Mau apa lagi, sih?"

"Serahin kekuasaan Ganapati sama gue dan lo boleh pergi,"

"Serahin? Lo minta kekuasaan Ganapati kayak minta permen ya. Lo pikir, gue takut?"

"Ga usah belagu, cantik, lo pernah kalah sama gue,"

"Tapi, lo akan kalah sama gue," ucap seorang lelaki yang baru saja keluar dari mobil. Mobil tersebut tiba-tiba saja berhenti dibelakang motor Btiger.

"Ck, bawa pawang?"

"Lo ga akan lolos dari kita," timpal pria lain yang baru saja keluar dari kursi kemudi.

"Ketua generasi 3 dan 9 bersatu, ditambah inti generasi 3, lo yakin?" lirih salah satu anggota Btiger.

"Ga ada kata takut buat gue,"

"Ga takut? Terus ini apa? Lawan satu cewe aja bawa anggota, pecundang,"

"Gue ga akan biarin kalian bahagia, cabut!"

"Kan pergi," gumam Gilang.

"Pulang," Anis hanya mengangguk pelan.

"Eh, pulang kemana?"

"Rumah, sekalian ngasih tau emak mu masih idup," ceplos Fenly.

Kedatangan satu motor dan dua mobil disambut bahagia oleh Raya dan Lina. Fenly sudah memberi tau tentang kedatangan Kaila. Mereka akan menceritakan kenapa Kaila hidup lagi atau memang masih hidup. Kalian juga penasaran kan?

"Aunty!" teriak Lina dan langsung memeluk Kaila.

"Kak,"

"Ekhm, kangen-kangenannya udahan yok, ga kasihan nih?"

"Eh, Bang Lang, Shafa apa kabar?"

"Alhamdulillah baik," mereka pun menuju ruang tengah untuk menjelaskan lebih lanjut.

Satu tahun yang lalu...

Dua jam setelah penyerangan dikediaman Fenly, Kaila masih berjuang didalam ruang operasi. Tangan Fenly mengepal kuat, lagi-lagi Dymasius membuat ulah dengan keluarganya. Tak cukupkah dulu?

Sementara itu, seorang pria tengah mengawasi dari jauh. Ia rasa ini bisa menjadi peluang yang sangat besar. Tentunya melibatkan seseorang didalam ruang operasi. Pintu terbuka perlahan.

"Bagaimana dok?"

"Alhamdulillah, operasi berjalan lancar. Namun kondisi pasien belum stabil jadi belum bisa ditemui,"

"Terimakasih,"

Malam semakin larut, Fenly meninggalkan ruang rawat istrinya untuk sekedar mencari minum dan beribadah.

Waktu yang sangat tepat untuknya. Setelah penyerangan tadi, tentu saja polisi mencarinya, namun dengan mudah ia lari, setelah ini, ia akan memberi penawaran yang menarik.

"L-lo?"

"Sstt, gue punya penawaran, kalau lo mau sih,"

"Ga butuh,"

"Gue cuma pengen liat Fenly lebih hancur dari ini sih, jadi gimana kalau lo pergi jauh atau anak lo yang pergi ke alam baka,"

"Maksud lo apa, hah?!"

"Santai, gue pengen Fenly ngerasain kehilangan juga. Gara-gara dia, gue harus kehilangan calon istri gue. Kalau melalui Raya, ribet, harus berhadapan sama Fajri. Jadi lo pilih mana?"

"Lo gila!"

"Gue emang gila, atau gue bunuh lo beneran?"

"Gue pergi,"

"Gitu ceritanya,"

"Ga ada habisnya tuh anak, masih idup ga tuh?" kesal Raya.

"Sabar, bunda,"

"Kak, jangan gitu lagi. Apapun alasannya kakak ga boleh ambil keputusan sendiri. Bukannya aku sok ngajarin, tapi kakak masih punya suami yang bisa diajak diskusi. Bang Fenly juga ga mungkin biarin keluarganya dalam bahaya,"

"Iya Ray, makasih ya udah jagain Anis sama Alya setahun ini,"

"Iya kak, Sama-sama,"

"Btw, ga liat Fajri, kemana?"

"Singapura,"

*:..。o○ ○o。..:*

Malam kembali menyapa. Anis bersyukur, perlahan kehidupannya akan seperti dulu. Keluarganya akan kembali lengkap dengan hadirnya Kaila. Ia dan Alya juga sudah mulai akur.

"Gue harus tidur, supaya ntar malem bangun," gumamnya. Ia berjalan menutup jendela kamarnya.

01.54

Seorang gadis dengan balutan mukena berwarna merah gelap tengah menunaikan ibadah sholat sunah. Ia akan meminta petunjuk tentang hal ini, agar nanti malam ada jawaban pasti untuk Mr. A nya.

Assalamu'alaikum warahmatullah
Assalamu'alaikum warahmatullah

"Astaghfirullahalazim, astaghfirullahalazim, astaghfirullahalazim, Ya Allah Ya rabb, hamba mohon ampunanMu, ampuni segala kekhilafan hamba. Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Mengetahui, Maha Pemberi Petunjuk, Ya Allah, jika dia yang akan menjadi pendamping hamba menuju surgaMu, permudahkanlah kami, jika bukan dia, berikan seorang wanita yang lebih baik dari hamba untuknya. Aminn,"

"Masih jam 2," gumamnya.

Waktu berlalu. Kini Anis sudah siap untuk pergi ke resto. Ia sudah menyiapkan jawaban untuk nanti malam. Semoga saja jawaban yang ia berikan tak mengecewakan dan tepat. Ia juga berharap, kedepannya baik-baik saja.













Kira-kira jawaban Anis iya atau maaf engga, dan udah bisa nebak belum siapa Mr. A nya Anis?

Nb : Jangan jadi silent readers ya. Hargai penulis/author dengan memberi votmen dan jika tidak suka dengan alurnya bisa pergi, boleh memberi masukan asal tidak menghina, paham?

Anis Shakila (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang