Epilog

53 8 7
                                    

Satu minggu sudah Jeno meninggalkan nya. Namun, rasa duka masih dirasakan. Anis, dia adalah cinta terakhir seorang Jeno Akrian. Dia perempuan yang amat dijaga setelah Angel. Bagi Jeno kedua wanita itu adalah hidup matinya.

Jeno Akrian Adiputra, pemuda yang menjadi primadona. Pemuda yang begitu sempurna dimata fans serta temannya. Tapi, tidak dimata Adi. Jeno dituntut melakukan ini itu sesuai keinginan Adi. Jeno mulai memberontak saat melihat sang ayah memperlakukan adik serta ibunya tak selayaknya anak dan istri. Pemuda itu sangat berambisi menghabisi ayahnya sendiri.

Ia  bergabung dengan Rexsan hanya sekedar mencari ketenangan setelah seharian dijadikan robot oleh sang ayah. Tertekan? Sangat, ia sangat tertekan.

Dia juga seorang pemuda yang begitu setia. Namun, percintaan nya sempat gagal dikarenakan Putri lebih memilih laki-laki lain, hingga akhirnya ia bertemu Anis Shakila. Ia mulai mendekati Anis melalui Kaila  yang ia tolong.

"Jen, apa kabar?" ucap Anis. Ia meletakan bunga mawar putih diatas makam Jeno. Ia rutin datang kemari sebelum pergi ke resto.

"Btiger lagi jadi buronan, termasuk orang yang buat lo pergi,"

"Gue pamit, assalamu'alaikum," sebelum pergi, ia mengecup nisan tersebut cukup lama.

*:..。o○ ○o。..:*

"Jeno!" pemuda yang dipanggil menoleh dan tersenyum.

"Sini," ucapnya sambil menepuk tempat disebelahnya. Ia terlihat begitu tampan dengan kemeja dengan lengan digulung sampai siku, celana jeans, serta sepatu putih.

"Lo apa kabar?"

"Kabar gue baik, lo ngapain disini?"

"Udah saatnya gue di sini, Nis. Kalau lo kangen, boleh kok sebut nama gue sebelum lo tidur,"

"Gue pengen peluk lo boleh?"  pemuda tersebut merentangkan tangannya.

"Lo tetap jadi kesayangan gue, Nis," Anis hanya berdehem. Pelukan Jeno adalah pelukan ternyaman setelah Fenly. Ia amat merindukan pemuda ini.

"Jangan nangis,"

"Kangen,"

"Gue juga,"

Hening.

Tak ada lagi percakapan. Anis begitu erat memeluk tubuh pemuda itu, seakan tak mau melepaskan pemuda itu. Jeno masih setia dengan senyumannya. Ia menatap lurus kearah danau yang begitu cantik. Tapi, lebih cantik gadis diperlukannya dengan dress putih dan mahkota bunga dikepalanya.

"Jalan-jalan mau?" tanya Jeno sambil membetulkan posisi kacamatanya. Anis mengangguk. Jeno meraih tangan Anis dan membawanya berkeliling taman yang amat cantik. Mereka terlihat sangat serasi.

"Lo jangan lama-lama disini nya, takut kebablasan. Kasian papa lo," Anis tersenyum dan mengangguk.

"Tapi, kalau kesini lagi boleh?"

"Boleh aja,"

Mereka kembali menyusuri taman yang sangat cantik ini. Banyak pepohonan dan bunga-bunga yang tertata rapi. Burung-burung juga saling bersautan. Langkah mereka terhenti kala seorang anak kecil menghampiri mereka dan menyerahkan sebuket bunga.

"Terima kasih, cantik,"

"Sama-sama, Afshin pergi dulu, assalamu'alaikum,"

"Waalaikumsalam," gadis dengan style yang hampir mirip dengan Anis pergi dengan langkah riangnya.

"Siapa?"

"Afshin, dia anak yang ceria, tapi beberapa kali dia murung katanya kangen sama abangnya,"

"Pernah ketemu kah?"

"Waktu itu, gue liat dia peluk cowo, ga tau siapa, beberapa menit setelah nya, ada anak kecil yang bawa pergi dia," Anis hanya mengangguk paham. Mereka kembali menyusuri jalan setapak itu. Mata mereka menangkap Afshin tengah bermain ayunan sendiri.

"Assalamu'alaikum,"

"Waalaikumsalam, eh kakak yang tadi,"

"Kakak ngapain disini? Ga dicariin?"

"Insya Allah engga, kamu kok murung? Tadi aja senyum," tanya Anis sambil berjongkok didepan Afshin, sedangkan Jeno bersandar pada tiang ayunan.

"Kangen sama Bang Danish,"

"Danish? Achazia maksud kamu?"

"Iya, orang-orang manggilnya Achaz. Dia orang baik, kemarin dateng, tapi diajak pulang sama Vella," lirihnya.

"Jangan sedih, abang kamu selalu do'ain kamu kok,"

"Iya aku percaya,"

"Sekarang ada kakak, panggil aja Kak Jeno," Afshin mengangguk pelan.

"Kakak udah lama disini, mending kakak pulang. Takut kebablasan,"

"Iya, sampai ketemu nanti,"

*:..。o○ ○o。..:*

Anis termenung dimeja kerjanya. Ia teringat dengan mimpi semalam. Makanya ia lebih awal datang ke makam Jeno. Semalam mimpi kedua setelah Jeno pergi. Mimpi memang bunga tidur, tapi itu bisa mengobati rasa rindunya. Ia jadi teringat dengan gadis yang muncul di mimpinya. Afshin, apa perlu ia tanya Achaz tentang hal ini?

Gus Achaz

Assalamu'alaikum chaz

Waalaikumsalam
Kenapa?

Afshin siapa lo?

Adik
Kenapa?

Semalem gue mimpi ketemu dia. Awalnya ceria, ngasih gue sama Jeno bunga, tapi pas ketemu lagi murung. Katanya kangen lo

Gue juga kangen dia
Btw kenapa bisa masuk mimpi lo?

Manalah aing tau

Kalau lagi mimpi Jeno, jangan kelamaan ya
Dan tandanya dia minta didoain lo, paham?

Iya gue paham
Lo juga do'ain Afshin selalu

Pasti itu mah
















Yey selesai. Gimana? Puas dengan endingnya?

Madil mau tanya sekali lagi, pada penasaran ga sama perjuangan Jeno buat dapetin Anis?

Kalau pernasaran komen yuk

Nb : Jangan jadi silent readers ya. Hargai penulis/author dengan memberi votmen dan jika tidak suka dengan alurnya bisa pergi, boleh memberi masukan asal tidak menghina, paham?

Anis Shakila (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang