Tangis Anis masih terdengar saat Jeno ditangani dokter. Fenly mencoba menenangkan nya, tapi percuma, yang ada tambah histeris.
"Kak, udah! Jeno pasti selamat!" Arkan angkat suara. Ia juga khawatir dengan keadaan Jeno, pikirannya kalut. Bagaimana caranya ia memberi tau Angel jika Jeno benar-benar meninggal?
"Lo diem, Ar!"
"Gue pernah ada di posisi lo kak, jadi gue mohon lo tenang dan positif thinking aja, percayakan semuanya sama Allah,"
Anis menendang udara untuk menyalurkan kekesalannya. Tiba-tiba Fenly menariknya dan membawanya kedalam dekapannya. Tangis Anis kembali pecah dipelukan ayahnya.
"Jeno, pa," lirih Anis.
"Percaya sama Allah, Jeno akan baik-baik aja, tenang oke?" Anis mengangguk pelan.
Sementara itu, tenaga medis tengah berusaha menyelamatkan pasiennya. Namun, naas, hasilnya nihil. Dikarenakan Jeno dibawa kerumah sakit dalam keadaan sudah tak bernyawa. Alat pendeteksi jantung pun menunjukan garis lurus, artinya tak ada detak jantung yang terdeteksi.
"Catat sus, Jeno Akrian Adiputra, meninggal pada hari Sabtu tanggal 31 Desember 2022 sekitar pukul 01.56," ucap dokter dengan nametag Rahayu. 01.56, itu artinya Jeno telah berpulang sepulu menit yang lalu. Dikarenakan waktu sudah menunjukkan pukul 02.06. Mereka melepaskan satu persatu alat medis yang menempel pada tubuh Jeno.
"Dok, bagaimana keadaan Jeno?" tanya Anis. Kebetulan, Rahayu adalah dokter yang biasa menangani keluarga Alfenzo.
"Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi, Tuhan berkehendak lain. Jeno sudah berpulang 10 menit yang lalu,"
"E-engga mungkin dok, Jeno ga mungkin pergi," tangis Anis kembali pecah mendengar nya. Ia langsung menerobos masuk kedalam UGD dan mendapati tubuh Jeno sudah ditutupi kain putih.
Perlahan, tangannya membuka penutup tersebut. Ia menggeleng saat melihat wajah pucat dibalik kain putih itu.
"Jeno!" ia langsung memeluk tubuh yang selama ini menjaganya dari jauh. Lelaki yang sudah menjadi tunangannya beberapa minggu yang lalu.
"Jeno bangun, lo janji bakal baik-baik aja. Gue mohon bangun. Jeno!"
Anis mencoba menguncang tubuh tersebut, namun nihil, tak ada pergerakan sedikitpun dari Jeno. Lelaki itu benar-benar pergi. Dua pria lainnya menatap nanar kearah Anis. Perlahan, air mata Arkan ikut meluruh. Ia tak menyangka wakilnya pergi begitu saja, padahal mereka berjanji akan merayakan aniversary Rexsan bersama. Tapi, Jeno pergi.
"Ar, lo mau kan bantu gue?"
"Bantu apa?"
"Tuntun gue, Ar, gue pengen jadi mualaf,"
"Alhamdulillah, boleh,"
"Sama satu lagi, kalau suatu saat gue nyerah, gue titip mami sama Agam ya, gue ga mau mereka terus menerus ditekan papi,"
"Siap! Tapi, lo jangan mudah menyerah. Lo kan kuat,"
"Lo kuat, Jen," lirih Arkan. Jeno adalah anak yang dituntut sempurna oleh ayahnya sendiri. Ia diperlakukan robot oleh ayahnya sendiri. Sedangkan Agam, dia diperlakukan sangat tidak pantas oleh Agam akibat tuduhan perselingkuhan yang dilayanglan Adi, ayah Jeno. Padahal, Agam anak kandung Angel dan Adi, dan yang berkhianat di sini adalah Adi, bukan Angel.
Arkan tau sedalam itu? Jeno mulai terbuka setelah ia diangkat menjadi wakil Rexsan generasi 9. Dan hanya Arkan yang tau kalau Jeno menyukai kakak sepupunya, Anis.
"Udah, Nis, kasian Jeno nya,"
"Engga pa, Jeno cuma pingsan. Jeno ayo bangun!"
"Kak, udah, biarin Jeno tenang,"
"Arkan, lo diem, Jeno ga mungkin pergi. Dia anak yang bertanggung jawab. Kalau dia pergi, siapa wakil lo, siapa yang bakal jaga mami sama Agam,"
"Jeno bangun! Kalau lo ga bangun, lo laki-laki terbrengsek yang pernah gue temui. Lo cuma bisa janji, tapi ga bisa nepatin!"
Perlahan, tubuh Anis lemas dan tumbang. Mungkin efek luka yang memang belum diobati dan efek menangis. Dengan sigap Fenly menggendong Anis untuk keluar dari UGD.
"Jen, gue kecewa bercampur kagum. Gue kecewa, karena lo secepat ini nyerah. Kagum, karena lo selalu lindungi orang-orang yang lo sayang tanpa mikir lo kedepannya bakal selamat atau ga. Terima kasih atas semuanya. Lo, wakil terbaik menurut gue. Selamat jalan, partner gue," ucap Arkan sebelum benar-benar meninggalkan jenazah Jeno yang akan diurus pihak rumah sakit. Selanjutnya, ia akan menghubungi orang tua Jeno, ah ralat, maksudnya Angel. Adi mana peduli dengan anak-anak nya.
Selamat jalan Jeno.
Anak Madil yang benar-benar kalem dan ga banyak nuntut. Anak yang paling bertanggung jawab, anak yang paling pandai menyembunyikan luka batinnya.
Jeno Akrian Adiputra, laki-laki yang begitu sempurna dimata Angel dan Anis.
Selamat Jalan ~
Nb : Jangan jadi silent readers ya. Hargai penulis/author dengan memberi votmen dan jika tidak suka dengan alurnya bisa pergi, boleh memberi masukan asal tidak menghina, paham?
KAMU SEDANG MEMBACA
Anis Shakila (End)
Teen FictionGadis yang sempat tak diharapkan oleh sang ibu, kehadirannya memang tak direncana, namun kejadian na'as membuatnya ada didunia ini. Hidup dengan gunjingan tetangga membuat nya tumbuh menjadi gadis yang kuat. Namun, siapa sangka, keluarga barunya mem...