24

37 10 13
                                    

Hari baru, suasana baru. Anis baru saja bangun dari tidurnya. Ia melirik jam yang menempel didinding. Pukul 7 pagi. Rasanya masih mengantuk, tapi ia harus mengecek restoran nya yang baru saja selesai diperbaiki.

"Hallo Ca, gue ga jadi ke sana, lo handle ya, oke makasih,"

Anis membatalkan karena akan bertemu anggota ReGa plus senior mereka masing-masing dari generasi pertama. Sebuah sejarah, generasi pertama Rexsan dan Ganapati akan bertemu lagi untuk bekerjasama. Masih ingatkan, kalau generasi pertama musuh bebuyutan? Mereka bersatu saat Rexsan dan Ganapati ada dibawah kuasa Fajri dan Fenly.

"Pagi semuanya," sapa Anis. Ia datang bersama sang papa dengan dua motor.

"Pagi,"

"Oh, ini ketua generasi 9?" tanya Boim.

"Kenapa? Ada masalah?" bukan Anis maupun Fenly, pertanyaan tersebut meluncur dari mulut Shandy, tentunya dengan nada yang kurang bersahabat.

"Lucu ya, Ganapati kan paling anti anggota cewe, kok ketuanya cewe? Geng motor atau chers?"

"Sorry bang, bukan maksud lancang. Kita udah damai, jadi gue mohon jangan bahas masalah pribadi kalian disini dan jangan rendahin Rexsan maupun Ganapati, itu berlaku untuk dua kubu," Fajri angkat bicara. Ia tak mau jika Rexsan dan Ganapati kembali bermusuhan. Apalagi ketuanya anak dan ponakannya.

"Iya bang, kalau kalian masih punya masalah pribadi, gue saranin selesai kan diluar. Tanggal 30 nanti kita kawan, seterusnya bakal begitu," kini Fenly juga ikut bicara. Kedua mantan ketua itu merasa tak enak dengan junior mereka yang sebagian dari mereka tak tau menau masalah generasi pertama sampai ketiga.

"Oke oke, lagian masalah gue sama Shandy udah selesai. Ga tau kenapa pengen aja hujat tuh anak," Shandy hanya menatapnya malas. Shandy memang seperti itu, apalagi sejak penembakan yang dialami Nindy kala itu.

"Yuk mulai bahas perang nanti," ucap Ketua Rexsan generasi 9.

"Lo jangan lapor Raya kalau gue kesini," ketus Fajri, pasalnya ia izin untuk masalah kantor. Ia juga sudah dilarang keras untuk ikut masalah seperti ini dengan alasan udah mau punya cucu.

"Iye, asal bikinin gue black card,"

"Didikan lo, Ji, ga usah sewot," timpal Boim.

Markas begitu ramai dengan kedatangan puluhan senior dari dua kubu. Ditambah lagi anak buah Achaz yang berjumlah 10 orang. Untung saja markas ReGa ini didirikan diatas lahan yang begitu luas, jadi muat untuk semua anggota. Total ada sekitar 620 anggota yang akan mengikuti perang nanti. Itu sudah digabungkan. Beberapa senior inti maupun bukan, ikut andil guna membantu melindungi junior masing-masing. Terutama generasi 3 yang sebelumnya sudah pernah melawan leluhur Btiger, Dymasius.

"Gimana?"

"Gue setuju,"

"Gue juga,"

"Dari dulu, Ganapati selalu unggul dalam hal memanipulasi keadaan," Boim akui itu. Tapi bukan berarti memuji.

"Rexsan juga, Im, kan lo yang ngajarin junior lo main senjata," balas Shandy.

"Jadi kita beneran tangan kosong apa gimana?"

"Beberapa Rexsan mau bawa senjata, tapi buat generasi pertama sampai ketiga aja, soalnya gue khawatir kalau kebanyakan yang bawa senjata takut ke endus sama polisi,"

"Ada gue yang bakal handle polisi," Gilang angkat bicara.

"Oke, apapun yang terjadi, Rexsan dan Ganapati harus bekerjasama. Disini kita bakal saling bantu, bukan saling menjatuhkan, paham?" ucap Anis.

"Untuk sementara waktu, kita jadi teman, tapi buat di sirkuit, kita tetap lawan," timpal Arkan.

"Bacot lo, kayak bisa keluar malem aja!" ketus Anis.

"Kalau lo udah sama gue, ga ada acara keluar malem," balas Jeno.

"Mampus!" Anis hanya berdecak kesal mendengar penutur Jeno. Kenapa tuh anak ikut ngomong.

"Jadi bener, Anis sama Jeno tunangan?" pertanyaan Boim membuat semua mata menatapnya.

"Kenapa, bang?" tanya Jeno was was.

"Kaga papa, salahnya, lo ga ngundang gue,"

"Ntar pas nikahan bang," beberapa orang terkekeh melihat ekspresi Jeno yang sempat menampakkan ekspresi ketakutan.

Waktu bergulir. Kini waktu yang ditunggu telah tiba. Hari ini tanggal 30 Desember 2022. Hari dimana akan ada peperangan yang akan membawa ReGa pada kekalahan atau kemenangan. Yang pasti, ini pengalaman pertamanya menghadapi musuh. Tepat pukul 23.00 WIB nanti, peperangan itu akan dilaksanakan dihutan yang jauh dari hiruk pikuk masyarakat Jakarta. Tempat ini adalah tempat dimana Rexsan dan Ganapati membantu Cemal menghadapi Dymasius.

Kini, Anis dan beberapa anggota Ganapati sudah siap di markas mereka. Mereka akan bergerak menuju lokasi peperangan pukul 7 nanti. Saat ini waktu masih menunjukkan pukul 18.30, artinya 30 menit lagi mereka berangkat. Tinggal menunggu Shandy dan Ricky, ketua serta inti pertama dari Ganapati generasi pertama.

"Bismillah menang," ucap Zuan.

"Harus sih, gue maksa," timpal Fikri.

"Pasti menang, kan Ganapati isinya anak soleh semua,"

"Soleh solehah, gue cewe ya!" ketua Anis tak terima.

"Iya bos, maaf,"

"Yuk jalan," ucap seorang pria yang memimpin beberapa orang lainnya. Anis mengangguk. Ratusan motor keluar dari area markas Ganapati. Motor Anis bersebelahan dengan motor Shandy. Mereka berdua yang akan memimpin Ganapati sampai akhir.

Di perempatan jalan, ratusan motor bergabung. Mereka adalah Rexsan yang dipimpin oleh Boim dan Arkan. Kini pasukan itu siap bertempur melawan Btiger dengan satu keyakinan, yaitu kemenangan yang akan mereka dapatkan. Tanpa adanya kekurangan anggota, akan Anis pastikan itu.















Bakal ada korban jiwa ga nih? Bakal tetap lengkap ga nih?

Jangan lupa votmen ya ges ya

Nb : Jangan jadi silent readers ya. Hargai penulis/author dengan memberi votmen dan jika tidak suka dengan alurnya bisa pergi, boleh memberi masukan asal tidak menghina, paham?

Anis Shakila (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang