Anis mengerutkan keningnya kalau mendapat paket lagi. Namun, kali ini bukan dari JAA, pemuda yang sepertinya pengagum rahasia nya.
Hai cantik
Dimakan ya, kangen ga sama makanan ini?
Dihabisin ya
Jangan nyerah sama keadaan, banyak orang yang sayang kamu
Jangan berfikir kalau kamu bukan keluarga Alfenzo, Fenly akan sangat marah kalau kamu berfikir itu.
Inget ya, dia yang berjuang buat lindungi kamu dari semuanya
Kak Gantengnya kamu yang memberikan semuanya.
Sehat-sehat ya cantik dan jangan terlalu percaya sama orang yang kamu sayangSalam
YM"Ck, banyak bener pengagum gue, gue udah punya pacar!" kesalnya. Hari ini, ia memutuskan untuk berdiam diri dirumah. Pakaian rumahanya juga sangat simpel. Tapi, tetap memperlihatkan sisi tomboy nya.
"Semur ayam?" ia mulai mencicipi makanan tersebut. Perlahan, senyumannya tercetak jelas. Mirip sekali dengan masakan mama nya.
"Mama?" segera ia menempis semuanya.
"Wih, enak tuh kak," Anis segera menghapus air matanya yang sempat mengalir.
"Hehehe iya nih,"
"Beli?"
"Engga, ada yang ngirim ga tau siapa,"
"YM? Yama? Yadi Maulana? Siapa?"
"Ga tau, kemarin juga ada paket kan? Tapi dibawa uncle Fen,"
"Iya, dari JAA, ga tau siapa?"
"Jeno Akrian Adiputra? Jaja Miharja? Jamaludin Angga Ashadi?"
"Lina, jangan ngaco deh," kesal Anis. Namun, ia terfokus pada nama Jeno Akrian Adiputra, sangat masuk akal bukan?
"Ais ga mungkin Bang Jeno, Bang Jeno punya Lina," masih ingat kan kalau Lina suka Jeno?
"Ck, Tuhan kalian beda mba," ucap Anis seraya berlalu meninggalkan adik sepupunya yang bisa dibilang sangat terobsesi dengan Jeno. Sampai-sampai menyebut namanya dalam doa. Anis pernah tanpa sengaja mendengarnya.
"Jangan sampai Raja tau," gumam Anis. Ya kalau tau, harus nguras otak jelasin semuanya. Matanya menatap pintu berwarna abu-abu dengan papan ukiran Arkanza Rooms, ia merindukan Arkanza. Sudah hampir dua minggu ia berada di negri orang. Perlahan tangannya membuka pintu tersebut, aroma khas Arkanza sangat tercium disini. Ia menuju meja belajar Arkan, namun matanya tertuju pada kertas yang tertempel disana.
List kebahagiaan yang harus gue penuhi sebelum meninggal
- Bahagiain Mala dan anak gue
- Bantu Jeno
- Bantu Ayah
- Buat Bunda dan mertua akur lagi
- Buat Btiger tunduk sama Rexsan"Anak yang bertanggungjawab," gumam Anis.
*:..。o○ ○o。..:*
Dilain tempat, seorang pria mengepalkan tangannya kala mendapat pesan dari seseorang yang tak ia kenal. Ternyata Raja tak sebaik yang ia kira, kata tulus yang keluar dari mulut lelaki itu hanyalah omong kosong dan bodohnya dia percaya.
"Lo salah ambil langkah," ucapnya. Bukan lagi tentang Ganapati yang dijadikan perisai, tapi tentang hati putrinya yang telah dipermainkan. Ia menekan tombol panggilan untuk menelpon pengirim pesan. Ia akan tanya langsung dari mana dia dapat bukti itu, walaupun emosi, tapi menyelidiki terlebih dahulu bukan hal yang salah bukan?
"Dari mana lo dapet bukti itu?"
"Gue cari tau sendiri,"
Fenly terdiam, sepertinya ia mengenal suara ini.
"Tenang, gue ga minta balasan apapun, gue cuma menjalankan ini atas dasar rasa cinta,"
Panggilan terputus. Sepertinya ia tau siapa dibalik pengirim itu. Ia mengusap wajahnya kasar. Kenapa tak ada hentinya keturunan Dymasius mengusik keluarga nya? Apa tidak cukup mereka membunuh calon ponakannya dan istrinya?
"Gue harus cari cara supaya Anis lepas dari Raja,"
"Gilang," satu nama yang akan membantunya dengan suka rela.
*:..。o○ ○o。..:*
Seorang pemuda tengah meneguk minuman keras yang tersedia di markasnya. Sebentar lagi, dia akan menguasai Ganapati. Ketuanya sudah mulai tunduk, tinggal satu langkah lagi.
"Ja," pemuda tersebut menoleh.
"Lo ga takut kalau ada mata-mata lagi?"
"Engga, siapa yang berani mata-matain gue? Pandu? Dia kan udah lama out,"
"Gue takut aja, tiba-tiba Fenly ngamuk. Rencana kita bukan cuma nyangkut Ganapati, tapi Anis,"
"Ck, santai, ada Alya yang siap bantu kita,"
"Lo libatin dua anak Fenly sekaligus, yakin?"
"Yakin lah, selama generasi pertama ga tau, aman kita. Tau kan kalau Shandy udah ga ikut campur?"
"Ada atau engganya generasi pertama, kita tetap aja ketemu malaikat maut. Lo lupa siapa Fenly? Fenly ga sendiri men, bisa jadi Rexsan turun tangan, yakin?"
"Bacot lo! Takut, keluar lo dari Btiger,"
Tak ada maksud untuk menakuti Raja. Namun, ia baru tau satu fakta, kalau selama ini ada yang mengintai pergerakan Raja dan orang tersebut adalah inti Rexsan. Sangat bahaya bukan, jika Fenly, Gilang, dan Rexsan bersatu. Apalagi, sahabat Fenly itu punya kekuasaan atas polisi, bisa dengan sangat mudah Gilang menangkap Btiger.
"Oke, gue keluar dari Btiger," finisnya. Takut? Tentu, ia masih ingin menghabiskan masa remajanya. Ia tak mau tinggal dibalik jeruji besi, kemungkinan didalam tanah.
"Pengecut,"
Cie yang kaget Raja kayak gitu. Madil lagi jahat nih, mau buat anak-anak Madil menderita dulu😊
Tapi, mereka akan menemukan kebahagiaan nya kok, santai, Madil bukan ibu tirinya Cinderella, yang suadis sangat.
Nb : Jangan jadi silent readers ya. Hargai penulis/author dengan memberi votmen dan jika tidak suka dengan alurnya bisa pergi, boleh memberi masukan asal tidak menghina, paham?
See youu kesayangan Madilll
KAMU SEDANG MEMBACA
Anis Shakila (End)
Teen FictionGadis yang sempat tak diharapkan oleh sang ibu, kehadirannya memang tak direncana, namun kejadian na'as membuatnya ada didunia ini. Hidup dengan gunjingan tetangga membuat nya tumbuh menjadi gadis yang kuat. Namun, siapa sangka, keluarga barunya mem...