17

34 8 1
                                    

Pagi kembali menyapa, namun langit sangat tidak mendukung. Anis juga tak diperbolehkan keluar rumah sampai hari lamaran tiba. Bahagia? Tentu. Namun, apa keluarga 'Aan' menerimanya?

"Ternyata, gue cantik," kekehnya.

Tingg

Anis tersenyum. Sebuah pesan masuk dari seseorang. Ini yang ia tunggu.

My boy
|Yang, papa sama mama udah setuju berkat nyebut nama Fenly Christovel Alfenzo pemilik PT Fenchzo Sejahtera

Wah parah|
Seharusnya jangan cuma nyebut itu, kan perusahaan papa ga cuma satu|

|🐵

Oh gitu|

|Hehehe engga

Tanggal 30 Desember jadi perang kan?|

|Jadi dong, kalau gue ga selamat lo cari yang lain ya, jangan stack di gue

Dih!|
Lo ngomong apaan sih,|

|Jaga-jaga aja Nis
|Umur ga ada yang tau

Kalau lo lakuin itu, gue bakal marah besar sama lo, sama aja kayak Raja!|

|Engga akan

Janji dulu|

|Iya janji

Anis tak membalas lagi. Ia jadi takut kalau seandainya perang nanti mengakibatkan korban jiwa. Apalagi, info dari Achaz kalau Dymasius pemilik senjata api ilegal.

"Kenapa gue jadi takut?"

*:..。o○ ○o。..:*

Waktu berjalan, Anis tengah membantu Kaila dan Raya memasak. Katanya, mau belajar jadi istri yang baik. Dimulai dari memasak untuk makan pagi, siang, dan malam untuk suami tercinta.

"Ekhm, calon istri nih," ledek Fajri.

"Mana kepincut nya sama junior gue, aduh, emang ya pesona Rexsan tuh wow banget,"

"Noh wakil Cemal kepincut juga sama ketuanya, terus anaknya juga,"

"Yey, itu mah Arkan nya,"

"Mon maap, gue ga kepincut sama situ," ucap Raya sambil menyatukan kedua tangannya.

"Uang bulanan gue potong," ancam Fajri.

"Begitupun jatah," balas Raya. Tawa dari Anis terdengar.

"Mampus," ledek Anis.

"Oh ya, Nis, lo udah ijin sama generasi pertama?"

"Belum, sama papa aja belum,"

"Bego kek bapaknya,"

Tiba-tiba saja sebuah jaket melayang dan tepat menutupi kepala Fajri yang tengah asik bermain game. Weh lah padahal udah mau jadi opa.

"Fenly anjing! Kalah kan!"

"Ijin apa?"

"Lo ga tau? Dasar kudet!"

Anis Shakila (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang