Acara sudah didepan mata. Tinggal menunggu 1 jam lagi. Keluarga Alfenzo lengkap ada disini. Bahkan Alma juga datang. Selama ini, Alma tinggal bersama Ricky dan Shafira. Bukan karena Fenly dan Raya tak mau mengurus, tapi Alma sendiri yang ingin tinggal bersama anak sulungnya. Dengan alasan dulu jarang sekali berinteraksi dengan anak sulungnya itu.
"Oma,"
"Masya Allah cantik sekali cucu oma ini," puji Alma.
"Hehehe, oma bisa aja," Alma membelai rambut cucunya ini. Ia tersenyum, gadis inilah yang membuat putranya kembali bersatu dengan cinta pertamanya. Ia kagum dengan putranya yang tetap mau menerima Kaila tanpa berkurangnya kasih sayang.
"Oma kenapa?"
"Ga papa sayang, dulu kamu masih oma gendong, eh sekarang udah mau lamaran aja,"
"Anis sayang oma," Fenly dan Kaila tersenyum melihat interaksi keduanya.
Fenly jadi teringat, dimana ia adu mulut dengan Fariz, abinya gara-gara hendak menikahi Kaila yang saat itu masih menjadi perbincangan tetangga. Walaupun sudah 5 tahun berlalu, tetangga Kaila masih saja mengungkit nya.
Plakk
Alma menutup mulutnya saat suaminya menampar pipi putra keduanya. Tatapan kemarahan terpancar jelas diwajah keduanya.
"Kamu mau mempermalukan keluarga ini, dengan menikahi wanita yang kamu anggap baik itu hah?!"
"Kaila memang wanita baik, Bi!"
"Mana ada wanita baik tapi hamil diluar nikah,"
"Terus, apa kabar abi? Mana ada kepala keluarga menghamili wanita lain? Mana yang kena imbas Raya, ga ngaca? Apa perlu saya belikan cermin?" Alma menutup matanya sekilas, meredakan sakit didadanya. Jika sudah begini, Fenly berada di puncak emosi.
"Sudah, Fen,"
"Sudah apa sih, umi? Fen cuma mau minta restu salah? Lagian, siapa yang akan jadi wali Anis? Gryan udah punya keluarga sendiri,"
"Jangan kurang ajar kamu! Sampai kapanpun, abi ga akan merestui kalian!"
"Terserah, dengan atau tanpa restu anda, saya tetap akan menikahi Kaila. Setidaknya, saya tidak seperti anda, pengecut. Berani berbuat tak berani bertanggung jawab," setelah mengatakan itu, Fenly pergi dari rumah.
"Maafin, Fen, Bi," lirihnya.
"Cengeng lo,"
"Siapa lo?"
"Penly penly, ga mau debat deh," ucapnya seraya berlalu.
"Bisa-bisanya gue punya sahabat modelan lo Ji," gerutu Fenly.
"Udah,"
Acara dimulai. Anis terlihat begitu cantik dengan dress berwarna putih dengan mahkota bunga yang dirangkai Alya dan Lina. Menurut mereka, Anis begitu cocok menggunakan itu. Anis dan calon suaminya sudah berada didepan para hadirin. Mereka melakukan prosesi tukar cincin. Ada tatapan aneh dari wajah calon papa mertuanya. Sepertinya, ada keterpaksaan disini.
"Jaga jagoan mami ya sayang," lirih Angel pada Anis.
"Pasti,"
"Jaga anak gue boy, gue udah yakin banget lo ga akan biarin anak gue terluka," ucap Kaila saat memberikan cincin pada perfect boy nya, orang yang begitu ia percayai bisa menjaga Anis.
"Bulan depan, gue serahin Anis seutuhnya sama lo, jangan sia-siain," pemuda itu mengangguk pelan.
Acara keduanya berjalan dengan lancar. Penjagaan ketat dilakukan oleh anggota Rexsan dan Ganapati. Mereka tak mau acara penting seperti ini sampai rusuh. Bisa di bogem abis sama Fenly.
"Wih, kayaknya bakal makan rendang 2 bulan berturut-turut nih," ucap salah satu senior Rexsan.
"Eh iya ya, Januari Penly mantu, Februari si Gilang yang mantu," timpal yang lain.
"Kalian berdua kapan?" tanya Fajri.
"Bentar lagi, jodoh anak gue masih otw,"
Fenly hanya berdecak mendengar obrolan dari 3 mantan anggota Rexsan itu. Dari dulu ga ada wibawanya emang. Udah kayak orang ga pernah makan rendang aja.
"Kenapa lo, Pen?"
"Fenly bukan Penly," kesalnya.
"Sama aja, ya ga Ji?"
"Ge,"
"Anjing lo, Ji,"
"Btw ada bunda loh di acara ini,"
"Ga jadi anjing, Ji," Fiki dan Zweitson masih takut dengan Gia, bunda Fajri. Berkat kegalakan Gia, mereka menjadi pribadi yang sekarang. Karena udah kebiasaan dihukum push up, jadi ya bagus lah bentuk tubuh mereka. Eh, astaghfirullah, itu aset istri mereka.
*:..。o○ ○o。..:*
Pagi kembali menyapa. Anis sudah siap menjalani hari seperti biasanya. Sekitar 2 minggu menuju perang. Perang pertamanya melawan mantan kekasihnya bersama tunangan tercinta. Asek. Hari ini, Anis akan melakukan fetting baju pernikahan. Ya walaupun masih satu bulan lagi, baik keluarga Anis maupun calon mempelai laki-laki meminta mempersiapkan dari jauh-jauh hari. Mereka akan melangsungkan pernikahan pada tanggal 5 Januari 2023 nanti.
"Wih udah cakep aja nih," ledek Alya.
"Maklum, yang mau jadi pengantin mah gitu," timpal Lina.
"Pengen gue tabok lo berdua?"
"Kok malah berantem? Anis mau makan dulu atau langsung?"
"Langsung aja ma, tuh udah nungguin,"
"Have fun sayang!"
"Otw punya ponakan lagi nich,"
"Yah potek hati gue, doi pilih yang lebih tua,"
Kaila terkekeh mendengar kalimat yang keluar dari mulut Lina dan Alya. Ada-ada saja anak jaman sekarang.
Udah ketebak belum?
Belum?
Ya udah ga papa, clue nya juga ada di ig anak-anak nya madil loh
See youNb : Jangan jadi silent readers ya. Hargai penulis/author dengan memberi votmen dan jika tidak suka dengan alurnya bisa pergi, boleh memberi masukan asal tidak menghina, paham?
KAMU SEDANG MEMBACA
Anis Shakila (End)
Ficção AdolescenteGadis yang sempat tak diharapkan oleh sang ibu, kehadirannya memang tak direncana, namun kejadian na'as membuatnya ada didunia ini. Hidup dengan gunjingan tetangga membuat nya tumbuh menjadi gadis yang kuat. Namun, siapa sangka, keluarga barunya mem...