PROLOG

112 26 19
                                    

Halooo. ^^

Ini cerita pertamaku. Semoga suka yaa :)

***

"Hai, Niko." Dengan membawa kotak bekal di tangannya, ia menyapa cowok paling diincar para siswi di sekolah ini.

"Mau apa Lo kesini?" Masih dengan nada rendah, cowok itu menjawab tanpa memalingkan wajahnya dari layar ponsel yang ia genggam.

" Ini. Alina sengaja masakin nasi goreng seafood kesukaan Niko." ujar gadis itu seraya menyodorkan ke arah cowok yang ia panggil Niko.

Niko menghela napas berat, meletakkan ponselnya di meja, dan berdiri.

"Itu, makanan buat gue?"

Alina mengangguk antusias. Senyum mekarnya tanda ia begitu senang ditatap sedekat ini oleh cowok yang ia sukai. Tangan yang membawa kotak bekal warna pink itu diangkatnya lebih tinggi karena sekarang posisi cowok itu berdiri.

Niko tersenyum miring, membolak-balikan kotak bekal yang kini berpindah ke tangannya.

"Okey, thanks." ujar Niko.

Alina kembali senang. Baru kali ini, makanannya diterima baik oleh Niko.

Niko mulai membuka tutup kotak bekal tersebut, mencium aroma makanan di dalamnya.

"Mm. Wangi, keliatannya juga enak."

Hati Alina semakin dag-dig-dug-ser. Sebuah progres, batinnya.

"Keliatan enak buat," perlahan, Niko membalikkan posisi kotak bekal itu, "dibuang."

PLUKKK

Nasi goreng seafood yang Alina bela-belain masak sejak pagi-pagi buta tadi, tercecer begitu saja.

Alina kaget, hatinya agak sakit melihat sesuatu di hadapannya ini. Terlebih, saat Niko mulai menginjak-injak masakannya itu.

"Niko? Mm. Kenapa makanan dari Alina dibuang? Niko gak suka?" Alina yang sejak tadi menunduk meratapi nasi goreng buatannya, kembali mendongakkan kepala, menatap Niko.

"Kalau Niko gak suka makanan yang Alina bawa hari ini, ya udah besok Alina bawain makanan lain kesukaan Niko, ya?" ucap Alina sambil tersenyum antusias.

Niko mendekatkan wajahnya ke wajah Alina. "Ya udah besok gue injek juga ya makanannya." timbal Niko. Alina menelan ludahnya dengan susah payah.

Niko kembali ke posisi semula.

"Cabut!" titah Niko kepada teman-temannya yang masih duduk di meja yang sama. Namun, baru selangkah ...

BUGHH

"CAKRA!" teriak Alina memanggil nama seseorang yang baru saja memukul Niko.

"LO! KALAU LO GABISA BALES PERASAAN SAHABAT GUE, SEENGGAKNYA LO HARGAIN APA YANG DIA KASIH!"

BUGHH

Tanpa banyak bicara, Niko memukuli kembali Cakra.

Niko tersenyum miring. "LO BILANG GUE HARUS NGEHARGAIN CEWEK INI? CEWEK CACAT KAYAK DIA?!"

"JANGAN NGOMONG SEMBARANGAN LO!" Ujar Cakra tidak terima.

"Udah, Cakra! Udah!"

Kalau bukan saja Alina yang menghentikan, Cakra sudah mencakar wajah Niko.

"Nik! Mending gak usah diterusin. Sebentar lagi tim kita kan bakal ada pertandingan. Jangan sampe guru tau terus kita diskors dan kena sanksi gak boleh ikut pertandingan itu." ujar salah satu teman Niko. Niko membenarkan itu. Saat ini, dirinya harus terbebas dari catatan perilaku buruk. Memberi kode kepada teman-temannya untuk pergi, ia pun meninggalkan Alina dan Cakra yang kini jadi pusat perhatian penghuni kantin.

Alina membantu Cakra untuk berdiri.

"Maafin gue, Lin. Gue selalu jadi pahlawan kesiangan buat Lo." Ucapan Cakra barusan membuat Alina menghentikan geraknya. "Pahlawan kesiangan? Cakra selametin Alina dari Niko gitu? Maksud Cakra, Niko itu penjahat? Niko itu gak jahat!" ujar Alina berapi-api. Gadis itu langsung memunguti kotak bekalnya yang tergeletak di lantai dan pergi begitu saja meninggalkan Cakra.

"Lin! Lin! Alina!"

***

Terimakasih bagi yang sudah membaca.

Sampai ketemu di part selanjutnya :)

(Bukan) Dari CakraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang