Halooo. ^^
Ketemu lagi di ceritanya Alina dan Cakra.
Semoga sukaaa...
Kalau ada kritik dan saran, sampaikan aja yaa. 🤗
Selamat membaca!!!
***
"Niko! Niko dimana, sih?! Larinya cepet banget." kesal Alina begitu memasuki area taman dan tak ada sedikitpun jejak cowok yang ia cari.
Nafasnya tersenggal-senggal usai melanjutkan agenda kejar-kejarannya tadi.
Hingga kedua telapak tangan seseorang tiba-tiba menutup matanya, gadis itu pun terkejut.
"Aaa. Ini pasti Niko. Niko jail, ah!"
"Niko mulu pikiran, Lo!" Alina kenal betul suara itu. Ia langsung menyingkirkan tangan itu, lantas berbalik badan.
"Cakraaa."
"Ayo, pulang!" ajak Cakra.
"Gak mau. Alina mau cari Niko dulu tau."
"Niko Niko mulu. Ada gak si Niko disini?"
"Ini Alina lagi nyari. Cakra mending diem aja deh kalau gak mau bantuin nyari. Atau pulang duluan aja sana."
"Idih ngambek," ledek Cakra. "Udahlah ngapain dicari. Tuh orang lihat Lo dari jarak 100 meter juga udah kabur." Cowok itu sepertinya selalu nomor 1 kalau soal meledek Alina.
"Cakra jahat," dumel Alina.
"Ayok pulanggg," ajak Cakra lagi.
"Nggak. Alina gak mau pulang. Alina tuh udah kerjain semua PR dari semalem plus drama ini itu sama mama biar pulang sekolah sore ini, bisa pergi nonton sama Niko."
"Nonton? Sama si Niko?" tanya Cakra.
"Iya dong. Semacam movie date gitu kayak orang-orang hehe," ujar Alina sambil ketawa kecil.
"Emang tuh cowok mau Lo ajak nonton?"
"Ya makanya dari tadi Alina ngejar Niko buat ngebujuk. Udah ah,Cak. Malah jadi ngobrol, kan. Alina mau cari Niko lagi."
"Udahhh. Gak usah Lo cari si Niko lagi. Gak ada juga tuh orang disini."
"Enggak ah. Pokoknya Alina mau tetep nyari Niko. Sayang juga kalau gak nonton hari ini. Ntar susah lagi minta izin sama mamanya."
"Niko ... Niko ... Ohh Niko!"
"Ada gak?"
"Udah yok."
"Enggak. Alina gak mau pul-"
"Kita nonton."
"Nonton? Pffttt."
"Kenapa?"
"Ini film romance loh, Cak. Sejak kapan seorang Cakra mau nonton film romance. Cakra kan gak ada muka romantis-romantisnya. Cakra tuh cocoknya nonton film horror atau gak yang ada psikopat-psikopatnya."
"Jadi gue temenin nonton gak?"
"Okey - okey". "Tuh, kan horror" Batin Alina.
"Ngomong apa?"
"Nggak. Gak ngomong apa-apa kok."
Alina jalan duluan.
Baru selangkah, Cakra berhenti. Lantas mengambil sesuatu (pulpen pink punya Alina) dari tasnya.
CTAKKK.
"AWW!"
"Niko!"
"Gak ada Niko. Gak ada Niko."
"Tapi tadi kayak ada suara Niko."
"Kagak ada. Lu halu mikirin Niko mulu."
-----
Tak membutuhkan waktu lama, Alina dan Cakra sampai di di mall yang hanya berjarak sekitar 2 km dari sekolah mereka.Memasuki area mall, dua remaja yang berstatus sahabat itu berjalan menyusuri blok demi blok, hingga sampai di depan lift.
Alina menekan tombol yang bertanda naik. Tak lama, lift pun terbuka dan mereka pun masuk diikuti dengan seorang gadis yang sepertinya seusia dengan mereka sambil menempelkan ponsel di telinga kanannya, berbicara dengan seseorang di seberang sana.
Setelah memastikan tak ada lagi yang ingin masuk ke dalam lift bersama mereka, tangan Cakra menghampiri tombol angka 4 di samping pintu lift.
"Udah ya maa ... Aku lagi mau ke bioskop nih. Iyaa iyaa. Sama ... Cowok aku. Eh gak usah, Mah. Nanti aja yaa... Cowok aku pemalu."
Wanita paruh baya dari seberang sana tiba-tiba mengalihkan ke panggilan video.
"Mana cowok kamu? Mama cuma pengen ngobrol toh. Pengen tau bentukannya kayak gimana."
"Eh itu anu mah."
"Ini cowok aku, Mah. Sini sini kamu kenalan sama Mama."
Cakra mencoba untuk menepis dengan pelan. Namun, gadis itu terus memegang erat lengannya sambil mencoba untuk mendekatkan ponselnya ke arah wajah Cakra. Sampai akhirnya ia bisa terlepas dari cengkeraman gadis itu.
"Tuh kan, ma. Apa aku bilang. Cowok aku tuh pemalu. Udah ya, Ma. Kita udah nyampe lantai 4. Dah Mamaaa ... "
"Emm ... Sorry ya. Tadi gu-."
"Tolong ya, mbak-mbak random, jaga perasaan pacar saya." tegas Cakra sambil langsung menggandeng pergelangan tangan Alina dan membawanya keluar dari lift.
"Cie Cakra cie ... " Goda Alina dengan suara pelan.
"Paan, sih?!"
"Cakra yang apaan! Pake sebut-sebut Alina pacarnya Cakra. Lucu deh. Salting-salting aja kaliii."
"Salting apaan?! Cewek random yang tiba-tiba gandeng tangan dan suruh video call sama sapa tuh, emaknya kali ya, bodo amat lah. Gue risih tau gak."
****
Terimakasih bagi yang sudah membaca.
Sampai ketemu di part selanjutnya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
(Bukan) Dari Cakra
Teenfikce"Silakan kalau mau jatuh cinta." Alina adalah segalanya bagi Cakra. Cakra adalah segalanya bagi Alina. Namun, semua berubah ketika Alina jatuh cinta. Bukan, bukan kepada Cakra. Sumber cover: pinterest.