Angkringan Bang Iben.
Tempat Cakra kini menggantungkan hidupnya. Mencari ecehan demi sesuap nasi, uang bensin, dan tentu biaya sekolahnya.
“Eh, Cak. Datang juga akhirnya. Bantuin yok cepet, lagi rame nih warungnya,” teriak seorang cowok berusia 20 tahunan yag biasa disapa Bang Iben itu kepada Cakra yang baru saja memarkirkan mtornya. Tanpa perlu menjawab, Cakra pun segera menghampirnya.
“Wih. Rame juga ya, warungnya. Ya udah gue ganti baju dulu, ya, Bang,” ujar Cakra.
“Ya, buruan.”
Bang Iben kembali melayani para pembeli, smeentara Cakra menuju ruangan kecil di sebelah dapur untuk mengganti baju seragam sekolanya dengan baju seragam Angkringan Bang Iben.Angkirngan yang buka dari jam 7 pagi sampai jam 10 malam ini tidak hanya menyediakan berbagai menu sederhana yang ramah di kantong anak sekolahan dan kuliahan, tetapi jga khas dengan spot-spot yang bias digunakan untuk belajar dan nongkrong dengan nyaman. Sudah hampir dua tahun Cakra bekerja disini. Sejak masuk SMA, dia tak mau lagi membebani orang tua asuhnya. Ya, Cakra dulu diasuh oleh orang baik yang dulu mau merawatnya semenjak kedua orang tuanya tiada. Nmaun, kini Cakra harus belajar mandiri.
Jam kerja Cakra diAngkringan Bang Iben dimulai sejak pulang sekolah. Awalnya, Bang Iben keberatan meneria Cakra bekerja di warungnya. Namun, ia juga kasihan dengan Cakra. Lagipula juga, Cakra bias bekerja baik disini. Memang tidak bnayak gaji yang didapatkannya disini, tetapi Cakra tetap mensyukurinya.
Setelah engganti baju seragamnya, Cakra pun segera menuju dapur untuk mempersiapka pesanan yang Bang Iben sebutkan.
“Cakra,” panggil Bang Iben.
“Ya, Bang?” tanya Cakra.
“Lu mending yang anter-anterin pesanan aja. Biar gue yang masak,” ujar Bang Iben.
“Oh, okey siap, Bang.” Cakra pun mengambil salah satu pesnana yang sudah siap di atas nampan dan dibawanya ke meja yang memesan.
Seperti kata Alina, Cakra itu gak gampang buat tersenyum. Tapi, disini Cakra mau tak mau harus senantiasa bersikap ramah kepada para pembelinya. Meskipun kadang ada beberapa pembeli yang dirsa menyebalkan. Memang tidak cocok pekerjaan ini untuk seorang Cakra.
Tapi, tempat ini selalu menjadi salah satu tempat teryaman bagi Cakra selain Alina.Cakra paling alas kalua harus melayani anak-anak dari sekolahnya, apalagi kalau teman-teman sekelasnya. Tapi, sepertinya seorag siswi yang tengah duduk di meja tempat dia akan mengantarkan pesanannya kali ini tidak begitu dia kenal. Atau, mungkin bisa jadi terkenal, tapi Cakra seperti biasnya, cuek.
“Ini pesanannya, Mba,” ujar Cakra seraya menaruh sepiring nasi goreng ayam dan segelas jus jeruk ke atas meja tersebut.
“Iya, makasih banyak, Mas,” ujar gadis dengan rambut dikuncir kuda itu.
Cakra terseyum kecil sebelum meninggalkan gadis itu dan kembali menuju dapur.
“Eh, tungg dulu,” ucap gadis itu menghentikan langkah Cakra. Cakra pun berbalik.
“Ada yang bisa saya bantu lagi?”
“Enggak. Btw, kita satu sekolah kan?”
“Gu-gue,”
“Iya bener. Kayaknya kita satu sekolah. Gue pernah liat lo di sekolah.”
‘Mungkin. Sorry gue gak inget semua orang di sekolah.”
“Gapapa. Semnagat kerjanya.”
Cakra mengangguk dan pergi melanjutkan pekerjaannya.
***
“NIKO! SEMANGAT, NIKO!” teriak seorang gadis dari sisi kiri lapanan. Siapa lagi kalau bukan Alina. Gadis itu sedari tadi yang paling heboh saat menonton Niko yang kini tengah Latihan.“NIKO, AYO SEMNAGAT NIKO!” Kali ini bukan Alina, tapi Irenee yang berada tak jauh dari Alina. Gadis itu juga tak mau kalah dengan Alina. Dia harus lebih ‘terlihat di mata Niko.sesekali, Irenee melirik sinis kea ra Alina. Tapi, Alina tak begitu memedulikanya.
Melihat Niko yang sudah selesai latihannya, Alina dengan cepat menuju ke arah Niko dengan membawa sebotol air minum di tangannya. Namun …
“Aaaa!!!” kaki Alina tersandung kaki Irenee yag sengaja dikedepankan supaya gadiis itu terjath dan malu.
Namun, entah darimana datangnya, tiba-tiba Cakra dengan cepat menopang tubuh Alina dan mengayunkannya ke arah Irenee, dan ...BYURRR
***
KAMU SEDANG MEMBACA
(Bukan) Dari Cakra
Teen Fiction"Silakan kalau mau jatuh cinta." Alina adalah segalanya bagi Cakra. Cakra adalah segalanya bagi Alina. Namun, semua berubah ketika Alina jatuh cinta. Bukan, bukan kepada Cakra. Sumber cover: pinterest.