Chap 25

1.3K 109 8
                                    

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor cuma pinjam tanpa izin
Ide cerita asli milik thor
Genre : gender bender, romance, time travel, hurt, semi-hareem
Pair : narufemsasu, hashifemada, tobifemizu, hashimito
Cerita di fanfic ini tidak sama dengan versi anime jadi mohon maaf jika sangat menyimpang dari cerita di animenya

Happy reading

Chap 25

"Ka-kau..??" Naruto terkejut dengan kehadiran orang itu.

Orang itu menoleh ke arah Naruto.

"Yo! Kau pasti anak hokage keempat, kan? Wajah kalian sangat mirip!" kata orang itu sambil tersenyum lebar ke arah Naruto.

Hampir saja Naruto keceplosan menyebut nama orang itu. Saking rindunya kepada sang guru, matanya meneteskan air mata. Sasuke bisa melihat jika Naruto sedang merasa sedih.

"Naruto," panggil Sasuke. Ia bisa merasakan apa yang sedang Naruto rasakan.

"Ah, ya. Aku Namikaze Naruto, putra tunggal hokage keempat. A-anda siapa?" sapa Naruto berusaha bersikap senormal mungkin ketika bertemu dengan orang itu.

"Perkenalkan, aku adalah Jiraiya. Salah satu dari sanin legendaris!" jawab Jiraiya sambil bergaya.

Naruto sangat ingin menangis. Rasanya seperti mimpi bisa bertemu dengan guru legendarisnya.

"Jadi anda adalah tuan Jiraiya," kata Sasuke. Ia menoleh ke arah Naruto yang masih diam karena terharu.

Jiraiya menoleh ke arah Sasuke, kemudian bertanya, "Oh ya, kau siapa, nona muda?"

Sasuke tersenyum tipis. "Aku Uchiha Sasuke, tuan Jiraiya. Tunangan Naruto," jawab Sasuke dengan angkuh. Ia sengaja memanas-manasi Hinata.

Hinata langsung pergi ketika Sasuke menyebut statusnya sebagai tunangan Naruto.

"A-apa? Gadis semanis kamu jadi tunangan bocah kuning itu?" ungkap Jiraiya sambil menunjuk pada Naruto.

"Apa? Bocah kuning?" beo Naruto menunjuk pada dirinya sendiri.

"Ya, kau sama dengan ayahmu. Rambut kalian sama-sama kuning, tapi.. " Jiraiya menggantungkan kalimatnya "..apa kita akan bicara di sini?"

"Tuan Jiraiya, kaa chan bilang kalau besok tuan Jiraiya akan datang ke rumah. Bagaimana kalau sekarang anda ikut kami ke rumah Naruto?" usul Sasuke.

Naruto kaget sekaligus bingung dengan tingkah Sasuke. Sangat berbeda dengan Sasuke yang ada di kehidupan sebelumnya. Sasuke yang sekarang lebih pintar dalam berbicara dan berinteraksi dengan orang lain serta hatinya hangat. Memiliki kasih sayang yang tinggi.

"Boleh saja. Kebetulan aku lapar sekali. Apa aku boleh numpang makan?" tanya Jiraiya.

"Kau boleh makan sampai kekenyangan. Tapi jangan sampai mati, tuan," jawab Naruto. Ia masih tidak percaya bisa bertemu dan berbicara dengan guru pertapa genitnya.

Jiraiya tersenyum kepada Naruto lalu mengusap surai pirangnya.

"Kau mirip dengan kedua orangtuamu, Naruto!" kata Jiraiya.

"Tentu saja!" jawab Naruto dengan senyuman lima jarinya. "Aku kan anak mereka."

Skip time

Jiraiya sudah berada di kediaman hokage keempat. Kushina menyambutnya dengan ramah dan juga memberinya makanan pembuka sebelum makan malam matang.

"Aku sudah lama tidak datang ke rumah ini. Mungkin 13 tahun lalu aku terakhir datang ke sini," ujar Jiraiya duduk di sofa di ruang tamu.

Naruto ikut duduk menemani Jiraiya. Sedangkan Sasuke membantu Kushina memasak di dapur.

Perjalanan (slow up) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang