"mama besok di sekolah ada lomba-lomba kata ibu gulu olangtua halus ikut" ucap Fivio sebari mengunyah makanannya "baiklah kalau begitu mama akan datang" Fivio menggeleng cepat
"Tidak! Lombanya itu di adakan dengan papa masing-masing semua temen Fivio datang dengan papanya Fivio tidak mau datang dengan mama"
Deg!
Perkataan singkat ini membuat hati Viona tercelos dia bahkan sampai menghentikan aktivitasnya menyuapi Fivio "mama jangan sedih Fivio hanya mau datang dengan om papa" Viona menghela nafasnya dan mengangguk "baiklah nanti mama akan bicara dengan om papa"
"Tapi mba Vio sepertinya aku tidak bisa karena besok di sekolah Fara juga mengadakan lomba dengan papanya karena besok itu hari ayah" ucap Riyan yang tiba-tiba datang
"Yasudah tidak papa biar mama saja yang datang ya sayang" ucap Viona sebari membelai lembut puncak kepala Fivio namun anak kecil itu seketika saja berontak "Fivio tidak mau! Semua teman Fivio datang dengan papanya! Fivio mau datang dengan om papa atau kalau om papa tidak bisa Fivio mau datang dengan om baik!" Tukas Fivio setelah mengatakan hal itu Fivio pergi begitu saja dari sana
"Fivio" putranya itu sama sekali tidak menyahuti atau bahkan menoleh dia terus berlari menghindari Viona dan Riyan
"Akhir-akhir ini Fivio sering sekali menyebut nama om baik bahkan ketika dia tertidur dia juga mengigau nama itu aku penasaran sebenarnya dia itu siapa ?" Tanya Viona
Riyan tersenyum simpul "seperti yang Fivio bilang dia itu orang yang baik mba bahkan sangat baik dia memperlakukan Fivio seperti putranya sendiri, dia itu adalah seorang pengusaha terkenal pertemuan pertama mereka itu ketika saya mengantarkan kue ke hotel beberapa saat yang lalu ketika pertama kali melihat Fivio dia langsung menyukainya, putramu itu mba memang pandai memikat hati" jelas Riyan
"Apa kau yakin Fivio aman bersamanya ?" Tanya Viona lalu Riyan mengangguk singkat dan tersenyum "saya sudah mengawasi gerak-gerik nya mba dan dia sama sekali tidak ada niat untuk menyakiti Fivio" jelas Riyan
Viona mengangguk lalu menghela nafasnya "yasudah kalau begitu tolong hubungi dia katakan jika Fivio ingin pergi bersamanya ke sekolah besok" Riyan mengangguk dan tersenyum
***
"Kenapa ? Kenapa Fivio tidak punya papa ? Siapa sebenalnya papa Fivio ? Sepelti apa wajahnya ? Apakah milip dengan Fivio ? Kenapa papa Fivio tidak pelnah datang menemui Fivio ? Apa Fivio anak nakal ? Hiks... Fivio ingin punya papa.." gumam Fivio dari dalam hati airmata anak kecil itu tak henti-hentinya mengalir namun dia terus menutupi wajahnya sebari menunduk dia tidak mau ada yang melihatnya tengah menangis
"Fivio ?" Ucap suara berat yang sudah tidak asing lagi Fivio dengar perlahan dia mendongakkan wajahnya dan ketika melihat Firhan yang datang dia kembali menyembunyikan wajahnya dengan menunduk "hei ada apa ? Kenapa anak jagoan ini menangis hm? Katakan pada om baik siapa yang sudah membuatmu menangis ?" Fivio menggeleng
"Fivio sedih kenapa Fivio tidak punya papa ? Kenapa papa Fivio tidak pelnah menemui Fivio ? Apa Fivio anak yang nakal sampai papa tidak mau menemui Fivio ? Fivio hanya ingin tahu wajah papa, semua teman Fivio punya papa tapi Fivio tidak punya hiks.." sungguh hati Firhan bergetar dan terenyuh ketika melihat anak ini menangis kehilangan ayahnya
"Apakah anak saya juga sama seperti Fivio ? Apakah dia selalu menangis ingin bertemu papanya ? Seperti apa wajahnya ? Tuhan anak ini benar-benar mengingatkan saya kepada anak saya dan juga Viona" gumam Firhan dari dalam hati
Firhan jongkok di hadapan Fivio lalu dia mengusap airmata Fivio dengan lembut lalu merengkuh anak itu "om baik kan sudah bilang anggap saja om baik ini adalah papa kamu jika kamu memerlukan sosok papa maka om baik akan datang" ucap Firhan sebari mengelus lembut punggung Fivio
KAMU SEDANG MEMBACA
DARSHMALA
FanfictionBagaimana perasaanmu ketika suamimu meminta untuk di dekatkan dengan sahabatmu sendiri ? Tentu hal itu tidak akan pernah bisa kamu lakukan, apalagi kamu sangat mencintai suamimu itu.. Itulah kenyataan yang harus Viona hadapi, suami yang sangat dia c...