Firhan melihat jam yang melingkar di tangannya jam sudah menunjukan pukul sembilan malam dan gadis itu masih belum kembali juga
Sebenarnya itu memang bukan urusannya tapi tetap saja bagaimana jika gadis itu menghilang ? Dia juga pasti yang akan di repotkan
Firhan melihat ke arah luar jendela masih belum ada tanda-tanda gadis itu kembali juga sebenarnya dia kemana
Firhan mengambil ponselnya tidak kenapa dia harus menghubungi gadis itu ? Dia kan sudah dewasa dia bisa mengurus dirinya sendiri
Firhan kembali menaruh ponsel miliknya di atas tempat tidur lalu dia kembali membaca file yang harus dia pelajari
Cklek..
Bruk!
"Firhan.." ucap suara lembut yang sudah tak asing lagi dia dengar Firhan melihat ke pinggangnya tangan gadis itu juga melingkar di pinggangnya
Bahkan gadis itu juga menempelkan kepalanya di punggung Firhan dia tidak tahu ada apa dengan gadis ini namun satu hal yang tak bisa dia pungkiri adalah saat ini dirinya merasa begitu nyaman
Firhan tersenyum simpul ketika melihat bayangan gadis itu yang terpantul melalui cermin yang berada di hadapannya
"Khem ada apa ? Kenapa kau memeluk saya ? Lepaskan" ucap Firhan yang langsung dijawab gelengan kepala oleh Viona
Gadis itu membalikan tubuh Firhan dan menenggelamkan kepalanya di dada bidang lelaki itu saat ini Viona merasa urat malunya sudah putus
"Terimakasih" ucap Viona "terimakasih untuk apa ?" Tanya Firhan
"Untuk semuanya"
"Aku janji setelah ini aku akan menjadi istri yang jauh lebih baik untukmu, aku akan melayani semua keperluanmu suamiku" jelas Viona yang berhasil membuat Firhan terkejut
"Apa kau lupa dengan perjanjian kita ?"
"Ya anggap saja begitu yang jelas mulai dari saat ini aku memilih untuk menghapus semua perjanjian yang aku tulis beberapa saat yang lalu" Firhan mengangguk singkat
"Baik tapi saya tidak berminat untuk menghapus perjanjian yang saya tulis beberapa saat yang lalu" Viona mengangguk "tidak papa"
Viona melepaskan pelukannya lalu dia berjalan keluar dari kamar Firhan "dia kenapa sih ? Aneh sekali" gumam Firhan dari dalam hati
***
Viona menghela nafasnya ketika dia melihat hampir semua makanan sudah tersedia di meja makan
Ada sedikit rasa bangga pada dirinya karena sudah menyelesaikan semua masakan hari ini dengan baik ya meskipun bi Inah juga turut membantu
Viona melihat ke arah tangga dia melihat Firhan tengah berjalan menuruni satu persatu anak tangga itu Viona segera menghampiri Firhan dan menarik tangannya
"Eh kau mau apa ?" Tanya Firhan "kau tenang saja, aku tidak akan macam-macam aku hanya ingin mengajakmu duduk ayo" Firhan menghela nafasnya lalu dia mengikuti Viona
"Siapa yang memasak semua ini ?" Tanya Firhan ketika dia melihat semua makanan kesukaannya tersedia di meja makan "menurutmu ?"
"Pasti bi Inah" jawaban Firhan justru membuat Viona kesal "sudahlah aku tidak mau berdebat cepat makan saja dan rasakan masakan ini apakah ini masakan bi Inah atau bukan"
"Tapi saya tidak memiliki banyak waktu untuk sarapan"
"Kalau begitu akan aku bungkuskan agar bisa kau bawa makanan ini" Firhan menatap Viona sekilas lalu dengan cepat menggeleng "tidak, apa kau pikir saya anak kecil yang harus membawa bekal saat sekolah ? Tidak saya tidak mau"
"Kalau kau menganggap begitu ya anggap saja begitu pokoknya aku mau masakanku di makan titik" Firhan menghela nafasnya "ya baiklah saya akan makan"
Viona mengambilkan nasi lengkap dengan lauk yang sudah dia siapkan dan Firhan segera memakan makanan itu
Aneh memang Firhan dulu tidak pernah sarapan terlebih dahulu sebelum ke kantor tapi semenjak dia meminta Viona menyiapkan makanannya gadis itu selalu memaksanya untuk makan dan anehnya lagi Firhan mau saja menurutinya
"Kau juga harus mencoba yang ini" ucap Viona sebari memberikan sepotong daging rendang untuk Firhan gadis itu mengarahkannya ke mulut Firhan "saya bisa sendiri"
"Buka saja mulutmu sekarang!" Firhan mengangguk lalu dia membuka mulutnya dan Viona menyuapinya dengan daging rendang itu
"Tidak sehat" ucap Firhan di sela-sela dia mengunyah makanannya "apa kau bilang ? Tidak sehat ? Apanya yang tidak sehat ?" Tanya Viona
"Ya sarapan ini, kau dengar harusnya sarapan itu jangan memakai menu yang berat, roti dengan selai saja sudah lebih dari cukup tapi porsi makanan yang kau siapkan ini sama seperti porsi makan siang dan malam" jelas Firhan
"Aku salah ya ? Maaf ya baiklah akan aku ganti dengan roti" Viona mengambil semua piring namun tangan Firhan menahannya "tidak perlu ini kan sudah terlanjur mulai semuanya besok, kau harus ingat sarapan pagi cukup dengan roti dan selai, makan siang dan malam kau boleh siapkan apapun" jelas Firhan yang dijawab anggukan oleh Viona
"Siap"
Firhan beranjak dari duduknya setelah dia selesai makan dia berjalan menuju pintu keluar dan Viona dengan cepat mengikuti dirinya
"Kau mau apalagi ?" Tanya Firhan lalu Viona segera memegang tangannya dan menciumnya hal itu tentu saja membuat Firhan terkejut
"A-apa yang kau lakukan ?" Tanya Firhan lagi "seperti seorang istri pada umumnya sebelum suaminya berangkat ke kantor istri harus cium tangan dulu kan ? Maaf memang seharusnya aku melakukan ini sedari awal tapi aku janji mulai dari sekarang aku akan menjadi istri yang baik" jelas Viona yang membuat Firhan menatapnya dengan tatapan aneh
"Yasudah saya pergi dulu" Viona mengangguk lalu dia melihat mobil Firhan yang perlahan mulai menjauh
***
Ddrrrttt....Drrttt....Drrttt...
Viona melihat ke arah ponselnya dia melihat layar ponsel itu memapangkan nama Rena dia segera mengangkat telepon dari sahabat sekaligus sekretaris nya itu
"Halo Ren"
"Apa kau sudah siap ?"
"Memangnya kita mau kemana ?"
"Astaga! Gadis ini! Apa kau lupa hari ini kita ada jadwal untuk berkeliling ke proyek properti milik pak Firhan untuk menulis kebutuhan bahan bangunan apa saja yang mereka butuhkan"
"Oh my God! Maaf maaf aku lupa lagian kenapa Firhan tidak memberitahuku tadi!"
"Apa maksudmu ? Apa tadi kau bertemu pak Firhan ?"
Viona menepuk jidatnya sendiri kenapa dia bisa keceplosan lagi ? "Tidak, sudahlah aku akan bersiap kau tunggu aku di kantor ya"
Tut!
Viona segera mematikan sambungan teleponnya
***
See you di next part
KAMU SEDANG MEMBACA
DARSHMALA
FanficBagaimana perasaanmu ketika suamimu meminta untuk di dekatkan dengan sahabatmu sendiri ? Tentu hal itu tidak akan pernah bisa kamu lakukan, apalagi kamu sangat mencintai suamimu itu.. Itulah kenyataan yang harus Viona hadapi, suami yang sangat dia c...