Ryujin lelah. Tidak hanya fisiknya saja yang lelah, batinnya juga tersiksa. Banyak sekali hal yang terjadi hari ini, bahkan air hangat tak cukup membuat rasa lelahnya menghilang dari tubuhnya. Ryujin baru saja keluar dari kamar mandi ketika seseorang mencoba untuk masuk ke dalam unit apartemennya.
"Siapa ya? Apa Kak Minho?" gumam Ryujin dalam hati sambil berjalan menuju pintu depan.
Ketika pintu terbuka, Ryujin terkejut setengah mati dengan presensi orang yang masuk ke dalam unitnya itu. Refleks ia melangkah mundur, menjaga jarak dengan orang itu. Sedangkan orang itu tersenyum menyeringai sambil bergerak maju mendekati Ryujin.
"Hai, Ryujin. Apa kamu merindukanku?" Jeno tersenyum semakin lebar melihat Ryujin yang ketakutan. Wajahnya yang tirus dan kantong matanya yang tebal membuat laki-laki itu mirip dengan mayat hidup. Ryujin bahkan hampir tidak mengenali laki-laki yang ada di hadapannya saat ini.
"Bagaimana kamu bisa tahu password rumahku?" tanya Ryujin dengan nada bergetar.
Jeno berhenti bergerak lalu tertawa menanggapi pertanyaan Ryujin itu. "Hahaha...Aku tahu semua hal tentang kamu, Ryu. Kamu nggak akan bisa menghindar dari aku," ujar Jeno yang membuat Ryujin semakin bergidik ngeri.
Ryujin terus bergerak mundur hingga punggungnya menabrak dinding samping televisi. Pandangannya terarah pada ponselnya yang kebetulan tergeletak di meja samping televisi. Tanpa pikir panjang Ryujin segera menyambar ponselnya itu dan menelepon nomor siapapun yang berada di urutan teratas.
Melihat hal itu, Jeno tidak tinggal diam begitu saja. Ia berlari cepat ke arah Ryujin lalu menepis ponsel yang sedang digenggamnya. Ponsel itu terlempar beberapa meter dari Ryujin namun ia masih bisa melihat bahwa panggilannya telah tersambung dengan seseorang.
"Tolong akuu -umphh" Cepat-cepat Jeno membungkam mulut Ryujin sambil mengunci tubuhnya lalu menggiringnya ke tempat dimana ponselnya tergeletak. Jeno menginjak-injak ponsel Ryujin dengan cepat hingga ponsel itu hancur berkeping-keping.
"Lepasinhhh..."Ryujin meronta-ronta dalam dekapan Jeno, mencoba untuk meloloskan dirinya, namun sayangnya kekuatan Jeno jauh lebih besar darinya.
Jeno membanting tubuh Ryujin ke lantai lalu mencekik leher perempuan itu. Ryujin semakin ketakutan melihat wajah Jeno yang begitu mengerikan. Ia mencakari lengan Jeno tanpa ampun supaya cekikannya terlepas dari lehernya. Namun sayangnya Jeno tidak terpengaruh sama sekali dan malah menamparnya dengan keras.
PLAKK!
"Diam kamu wanita jalang!!" teriak Jeno.
Ryujin menangis karena rasa sakit yang ia terima. Tamparan Jeno pada wajahnya dan cekikannya pada lehernya membuat perempuan itu tak berdaya. "Lepasin aku, Jen...Aku nggak akan laporin kamu ke polisi."
"Polisi? Kenapa kamu mau melaporkanku ke polisi? Memangnya aku salah apa sama kamu? Aku sedang memberi kamu hukuman saat ini, Ryu. Aku memberi hukuman pada pacarku sendiri. Apa aku salah?" ujar Jeno setengah berteriak pada Ryujin. Tangis Ryujin semakin menjadi-jadi karena bentakan Jeno dan membuatnya tidak bisa berkata apa-apa lagi.
"Aku akan memberimu hukuman yang lain. Aku yakin kamu pasti akan suka." Jeno tersenyum menyeringai, lebih mengerikan dari yang sebelumnya, membuat Ryujin menggelengkan wajahnya kuat-kuat sebagai bentuk penolakannya.
Jeno tidak menghiraukan Ryujin sama sekali. Ia bergerak melucuti jubah mandi Ryujin yang berusaha ditahan mati-matian oleh perempuan itu. Beberapa kali Ryujin menendangi tubuh Jeno agar menjauh darinya namun tampaknya usahanya itu sia-sia karena Jeno tampak tak bergeming sama sekali.
BRAK!!
"Tangkap dia sekarang!"
Seluruh perhatian kini tertuju ke arah pintu masuk unit Ryujin yang terbuka. Hyunjin beserta dua orang dari tim keamanan menyerbu masuk ke dalam untuk menangkap Jeno. Jeno tidak tinggal diam begitu saja. Ia langsung berdiri dan berlari menghindari sergapan tim keamanan. Sedangkan Hyunjin berjalan ke arah Ryujin dan membantu perempuan itu untuk bangkit berdiri dan merapikan pakaiannya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Contract
FanfictionSetelah menjalin hubungan selama 5 tahun, Shin Ryujin akhirnya dikhianati oleh pacar dan sahabatnya sendiri yang diam-diam menjalin hubungan di belakangnya. Merasa putus asa, Ryujin menerima tawaran dari atasannya untuk menjalin hubungan pura-pura...