25 : Masalah Baru

291 47 5
                                    

Nyatanya Ryujin tidak memiliki uang sebanyak 100 juta won untuk membayar biaya kompensasi. Uang tabungannya bahkan tidak mencapai separuhnya. Apa saja yang telah Ryujin lakukan selama ini dengan uang hasil kerja kerasnya? Ryujin memang pandai dalam pekerjaannya, namun tidak becus dalam mengatur keuangannya.

Ryujin menghela napas panjang. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Ryujin terlanjur bilang akan membayar uang kompensasi yang diminta oleh Hyunjin dan bahkan akan menyumpal mulut kotor laki-laki itu dengan uang tersebut. Dimana harga diri Ryujin saat ia bertemu Hyunjin dengan tangan kosong nantinya? Hyunjin pasti akan lebih merendahkannya lebih dari yang ia terima beberapa hari lalu.

“Lebih baik aku pikirkan kembali di rumah,” desah Ryujin.

Angin menerbangkan helai rambutnya dengan ganas ketika ia menginjakkan kakinya kembali di Seoul. Langit tampak mendung, membuat Ryujin cepat-cepat naik ke salah satu taksi yang baru saja ditinggalkan penumpangnya. Setelah mendapatkan tujuan barunya, sang supir segera menjalankan mobilnya meninggalkan area bandara.

Tak terasa Ryujin telah sampai di depan gedung apartemennya. Ia menyerahkan beberapa lembar won sesuai nominal yang tertera di layar samping kemudi, sebelum turun dan menggeret kopernya masuk ke dalam gedung apartemennya yang sudah ia tinggalkan selama hampir satu minggu. Ketika berada di depan unitnya, Ryujin terkejut melihat pintunya yang sedikit terbuka. Ryujin sangat yakin ia telah mengunci pintunya sebelum berangkat.

Apa Kak Minho ada di rumah?

Ryujin menarik gagang pintu itu dengan perlahan lalu masuk ke dalam unitnya. Semuanya tampak baik-baik saja, tidak ada tanda-tanda pencurian atau hal buruk lainnya. Ryujin mendesah lega sambil terus melangkahkan kakinya menuju ruang tamu. Pintu di belakangnya telah tertutup sempurna, menimbulkan suara dentuman keras yang memenuhi ruang depan unit itu.

“Cepat sekali kakak pulang. Apa kakak ber – “ Suara yang menyapa Ryujin itu segera terputus saat keduanya saling berhadapan. Seorang perempuan berambut pirang panjang berdiri di hadapan Ryujin sambil menatapnya dengan tatapan kebingungan. “Siapa kamu?”

“Harusnya aku yang bertanya seperti itu. Siapa kamu?” Ryujin mengerutkan dahinya ketika perempuan itu berbalik badan dan kembali duduk di sofa. Ia menyilangkan kaki jenjangnya yang terbalut celana jeans, melipat kedua tangannya di depan dada, lalu memberikan tatapan mengadili kepada Ryujin yang masih berdiri di tempatnya.

“Kamu pasti jalang yang saat ini dipelihara oleh Kak Minho. Iya, kan?” tebak perempuan itu asal-asalan. Sudut bibirnya tertarik ke atas, membentuk senyum menyeringai. “Menyerahlah sekarang juga sebelum dia membuangmu. Aku sedang mengandung anaknya sekarang. Cepat atau lambat dia pasti akan memutuskan hubungannya denganmu.”

Ryujin membulatkan kedua netranya, tidak percaya dengan hal yang baru saja ia dengar. Mengandung anak Kak Minho? Apa ia tidak salah dengar?

“Aku pulang! Maaf menunggu lama. Aku berhasil – “ Suara Minho tergantung di udara ketika melihat keberadaan Ryujin di ruang tamu. Hampir saja ia menjatuhkan kantong plastik yang ada di tangannya jika ia tidak segera mengendalikan dirinya.

“Kamu baru sampai? Atau sudah dari tadi?” tanya Minho. Suaranya terdengar bergetar. Minho mencoba untuk berpikiran positif, namun sepertinya Ryujin telah mengetahui semuanya. Ryujin menatapnya dengan raut wajah kesal.

“Apa yang kakak lakukan selama ini? Kakak – hah...” Ryujin kehilangan kata-katanya. Kepercayaan Ryujin pada Minho runtuh seketika. Tak pernah terbayangkan sekalipun Minho akan melakukan hal yang tidak bertanggung jawab seperti ini.

“Dengarkan penjelasanku lebih dulu. Aku – “

“Keluar. Aku nggak mau dengar penjelasan apapun dari kakak. Bawa perempuan itu juga bersamamu,” ucap Ryujin dengan nada dingin. Ia mengusap wajahnya dengan kasar sebelum menghela napas panjang.

Love ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang