"Kak – "
"Dimana kamu sekarang?" Suara dingin Minho menyapa telinga Ryujin. Firasatnya semakin bertambah buruk karena Minho belum pernah berbicara dengan nada sedingin itu sebelumnya.
"Aku...aku..."
Terdengar suara helaan napas panjang di ujung telepon, membuat Ryujin tidak dapat berpikir jernih.
"Sudahlah. Kamu cepat datang ke rumah sakit Dongkook sekarang.
"Kakak kenapa?" Nada suara Ryujin terdengar khawatir. Ia pikir sesuatu yang buruk telah terjadi pada Minho hingga membuatnya berada di rumah sakit saat ini.
"Bukan aku..." Minho menjeda kalimatnya untuk menarik napas dalam-dalam. Ia mencoba untuk mengontrol emosinya yang sudah hampir memuncak itu.
"Tapi Lia..."
💕💕💕
Ryujin berjalan memasuki ruang UGD untuk mencari keberadaan Minho. Tak sulit untuk menemukan laki-laki itu karena ia sedang berdiri di dekat ranjang rumah sakit tempat Lia berbaring. Seorang dokter sedang menjelaskan kondisi Lia pada Minho sehingga Ryujin memutuskan untuk menunggu di depan pintu UGD sampai dokter itu pergi dari sana.
Hyunjin menepuk pundak Ryujin dari arah belakang. Ia yang mengantar Ryujin sampai ke tempat itu dan ia tahu seberapa khawatirnya Ryujin pada keadaan Lia – atau mungkin lebih tepatnya amukan dari Minho karena telah menelantarkan Lia sendirian di rumah.
Disisi lain, Ryujin berhak marah atas apa yang Lia lakukan padanya. Wajar jika Ryujin meninggalkannya sebentar untuk meredam emosinya. Lia yang salah karena sudah memperlakukan Ryujin – sang pemilik rumah - dengan buruk dan tidak bisa menjaga dirinya dengan baik.
Dokter yang berbicara dengan Minho sudah pergi. Kini giliran Ryujin yang maju mendekat ke arah Minho. Awalnya Minho tidak menunjukkan ekspresi apapun, namun setelah melihat presensi Hyunjin di belakang Ryujin, ia langsung menunjukkan raut wajah penuh amarah.
"Kamu ninggalin Lia di rumah sendirian buat kencan malam sama dia?" tanya Minho dengan nada tinggi sambil menunjuk ke arah Hyunjin.
"Nggak, bukan – "
"Aku kan udah titip pesan tadi buat jagain Lia sebentar karena aku harus gantiin temen aku yang sakit. Kenapa kamu malah ninggal dia pergi? Kenapa, Ryu?!" Minho mencengkram kedua bahu Ryujin dan mengguncangnya dengan kasar. Ryujin terlihat semakin ketakutan karena ulah Minho sampai ia tidak bisa berkata apa-apa.
Sekilas Minho mencium bau alkohol dari tubuh Ryujin, membuatnya semakin murka dan hilang kendali.
Hyunjin sudah tidak tahan melihat perlakuan Minho. Ia menepis kedua tangan Minho dari pundak Ryujin dan berdiri di antara mereka berdua. Rasa ingin menghajar Minho saat ini begitu tinggi, namun Hyunjin menahannya karena tidak ingin membuat Ryujin kecewa padanya.
"Dengar baik-baik..." Hyunjin mencoba untuk berbicara dengan nada setenang mungkin. "Seandainya dia nggak memperlakukan Ryujin dengan buruk, Ryujin nggak akan pergi meninggalkan rumah. Kamu nggak tau seburuk apa kelakuan istri kamu ke Ryujin selama ini? Atau kamu tau tapi pura-pura nggak tau?"
Minho tahu Lia sering menyuruh Ryujin untuk melakukan sesuatu karena ia kesulitan untuk melakukannya sendiri. Sejauh ini semuanya terlihat normal. Tapi Minho tidak tahu bagaimana perlakuan asli Lia ke Ryujin disaat ia tidak ada di sana, dan ia baru memikirkan hal itu sekarang.
"Tapi- tapi tetep aja. Aku cuman ninggalin sebentar – "
"Itu berarti kamu nggak tau seburuk apa perlakuan dia ke Ryujin..." timpal Hyunjin dengan cepat tanpa menunggu Minho menyelesaikan penjelasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Contract
FanfictionSetelah menjalin hubungan selama 5 tahun, Shin Ryujin akhirnya dikhianati oleh pacar dan sahabatnya sendiri yang diam-diam menjalin hubungan di belakangnya. Merasa putus asa, Ryujin menerima tawaran dari atasannya untuk menjalin hubungan pura-pura...