14 : Bertemu Teman Lama

281 42 14
                                    

Hari masih pagi, namun Ryujin sudah menerima kejutan yang begitu besar. Jeno telah menyelesaikan masa skorsnya dan kembali bekerja hari ini. Suasananya langsung terasa canggung, apalagi saat Ryujin tanpa sengaja bertatapan langsung dengan Jeno. Pegawai lainnya yang baru tiba langsung membicarakan hal itu. Mereka tampak berbisik-bisik satu sama lain saat melewati Ryujin yang masih berdiri di tempatnya.

Ryujin menghela napas panjang. Ia harus bersikap seprofesional mungkin agar tidak mempengaruhi kinerjanya di kantor. Ryujin berjalan ke arah tempat duduknya lalu mengangguk kecil sambil tersenyum simpul ke arah Jeno. Ia akan menganggap laki-laki itu seperti rekan kerjanya yang lain, tidak lebih. Jeno juga terlihat berusaha seprofesional mungkin dengan membalas salam kecil dari Ryujin itu.

Orang-orang masih membicarakan hubungan Ryujin dan Jeno bahkan saat jam kerja. Ryujin dapat mendengarnya dengan jelas dari tempat duduknya. Dua perempuan yang duduk di dekatnya sedang membicarakannya secara terang-terangan bahkan sesekali melirik ke arahnya. Dua perempuan itu adalah anggota timnya, yang mana seharusnya mereka takut pada Ryujin karena ia adalah wakil ketua tim. Namun, mereka seakan tidak peduli dengan hal itu.

Ryujin juga tidak ingin membuat masalah dengan melaporkan kedua perempuan itu pada Hyunjin – atasannya – karena sudah membicarakannya di belakang. Ryujin tidak ingin membuat mereka benci padanya. Selama kinerja mereka baik dan mampu menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu, Ryujin akan menahan dirinya.

"Permisi, Bu Shin. Pekerjaan saya sudah selesai. Apa ada yang perlu saya kerjakan lagi?" Yeji datang ke tempat Ryujin sambil membawa sebuah flashdisk hasil pekerjaannya. Ryujin menerima flashdisk itu dengan senang hati dan memberikan pekerjaan lainnya pada Yeji. Ryujin senang melihat semangat bekerja Yeji yang begitu tinggi hingga membuatnya termotivasi ingin segera menyelesaikan pekerjaannya.

"Apa siang nanti Bu Shin ingin makan di luar? Saya tahu kedai yang baru buka di dekat sini dan katanya makanannya sangat enak," tanya Yeji.

"Boleh. Kebetulan saya juga sedang ingin makan di luar. Kita pergi bersama-sama nanti," jawab Ryujin.

"Baik, Bu Shin." Yeji segera pergi dari tempat itu dan kembali ke meja kerjanya sambil membawa pekerjaan yang baru saja diserahkan padanya.

Semenjak kehadiran Yeji, Ryujin sudah tidak pernah merasa sendiri. Perempuan itu seperti ditakdirkan untuk menemaninya di saat keadaannya seperti ini. Yeji tidak pernah terpengaruh dengan ucapan pegawai lainnya. Yeji tetap setia menemani Ryujin dan membuatnya nyaman bekerja di kantor yang lingkungannya sudah tidak sekondusif dulu semenjak skandalnya dengan Jeno mencuat di permukaan.

Selama bekerja, diam-diam Jeno sering melirik ke arah Ryujin. Tangannya terkepal kuat hingga membuat urat nadinya tercetak jelas. Jeno telah kehilangan semua temannya sejak skandalnya itu, sedangkan Ryujin masih memiliki teman di sampingnya. Jeno tidak bisa menerimanya. Ryujin yang sudah membuat hidupnya hancur seperti itu, maka Ryujin harus bertanggung jawab atas apa yang telah ia lakukan padanya.

"Nggak boleh hanya aku saja yang tenggelam, Ryujin. Kita harus tenggelam bersama-sama..."

***

Jam makan siang kantor, Yeji pergi berdua dengan Ryujin ke kedai yang baru buka di dekat kantor mereka. Antriannya begitu panjang, sehingga mau tidak mau Yeji dan Ryujin harus mengantri untuk bisa makan di sana. Ryujin terlihat agak khawatir. Ia takut jam makan siang mereka habis karena harus mengantri seperti ini.

"Nggak apa-apa. Tenang saja. Jalannya lumayan cepat kok. Habis ini pasti giliran kita yang masuk. Masih ada 7 orang lagi di depan kita," ujar Yeji, berusaha meredakan kekhawatiran Ryujin itu.

Selama mengantri, Yeji aktif mengajak Ryujin bicara. Banyak sekali hal yang mereka obrolkan, mulai dari kegiatan mereka di akhir pekan kemarin sampai rencana Ryujin pindah ke apartemen milik Yeji. Ryujin sudah memantapkan hatinya untuk tinggal di sana. Melihat Jeno yang sudah kembali, membuat Ryujin khawatir dan ingin cepat-cepat pindah ke apartemen barunya.

Love ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang