22 : Ketakutan

351 46 8
                                    

Hyunjin duduk termenung di bar yang terletak di tepi pantai belakang Villa Haru. Langit telah menggelap sepenuhnya sejak satu jam yang lalu. Lampu-lampu di tempat itu telah dinyalakan, begitu pula dengan musik DJ yang memecah keheningan malam. Beberapa penghuni Villa telah turun ke tempat itu untuk menikmati hiburan malam spesial yang tidak akan mereka dapatkan di tempat lain.

Hyunjin menenggak isi minumannya untuk kesekian kalinya. Sedari tadi ia hanya menatap kosong gelas minumannya sambil memutar-mutar isinya. Kepalanya masih memikirkan kejadian siang tadi, dimana ia bertemu dengan badut yang meminta pertolongannya.

Tidak ada yang tahu bahwa sebenarnya Hyunjin sangat takut pada badut. Setiap kali melihatnya, ia akan langsung teringat dengan kenangan buruknya dimasa lalu. Hyunjin sudah mencoba untuk menghilangkannya dengan terapi, namun rasanya hal itu tidak berguna sama sekali. Malahan rasa takutnya semakin menjadi-jadi dan membuat tubuhnya lemas tak berenergi.

Flashback

"Selamat ulang tahun, Hyunjin!"

Di hari spesialnya ini, Hyunjin menerima banyak sekali cinta dari orang-orang yang datang ke pesta ulang tahunnya. Kebanyakan dari mereka adalah kolega ayahnya. Ini adalah pesta ulang tahun pertamanya pasca ditinggal oleh ibunya. Rasanya begitu hampa dan Hyunjin sama sekali tidak menikmatinya.

Hyunjin memutuskan untuk mencari udara segar di luar ballroom Hotel Haru – hotel yang baru didirikan oleh ayahnya setahun yang lalu. Ia berjalan menyusuri lorong panjang sepi yang membawanya menuju lift. Ia berniat untuk pergi ke rooftop yang terletak di lantai 25. Di sana ia bisa menikmati waktu sendirinya sambil memandangi pemandangan kota yang tampak gemerlap di malam hari.

"Tunggu!" Hyunjin yang hendak menutup pintu lift, segera mengurungkan niatnya dengan menekan tombol buka. Orang yang hendak masuk itu juga menahan pintu lift sehingga pintu kembali terbuka.

Orang yang memakai riasan badut itu masuk ke dalam lift. Hyunjin mengenalnya karena badut itu baru saja menyelesaikan pertunjukannya di pesta ulang tahunnya. Badut itu tersenyum lebar ke arah Hyunjin sebelum menekan nomor lantai yang ia inginkan. Mungkin badut itu hendak bersiap-siap untuk pulang ke rumah karena pekerjaannya telah selesai.

"Mau ini?" Badut itu menyodorkan sebuah permen lolipop pada Hyunjin. Ia menerima pemberian badut itu dengan senang hati dan langsung memakannya tanpa ragu. Kebetulan ia sedang butuh asupan gula untuk menghiburnya.

Lift telah sampai di lantai 25. Hyunjin berpamitan pada badut yang bersamanya itu sebelum keluar dari lift. Baru saja ia melangkahkan kakinya keluar, tiba-tiba saja kepalanya terasa berat. Pandangannya mulai mengabur sampai-sampai ia harus berpegangan pada dinding. Hyunjin menggelengkan kepalanya berulang kali, mencoba untuk mengusir rasa pusing yang menderanya itu. Ia menempelkan punggungnya pada dinding sambil mengeluarkan permen lolipop dari dalam mulutnya. Tubuhnya perlahan-lahan merosot sampai akhirnya terduduk di lantai.

Hyunjin sudah tidak kuat lagi. Permen lolipop yang ada di tangannya meluncur jatuh ke lantai. Ia memegangi pelipisnya yang terasa pening, sebelum akhirnya tumbang dan tak sadarkan diri.


Ketika Hyunjin bangun kembali, ia sudah berada di sebuah ruangan kosong dengan keadaan tubuh yang terikat oleh tali. Ikatannya sangat kuat sampai-sampai ia tidak bisa bergerak sedikitpun. Badut yang bersamanya di dalam lift masuk ke dalam ruangan itu sambil tersenyum lebar. Ia tidak sendirian. Ada badut-badut lainnya yang ikut masuk ke dalam ruangan itu. Semuanya tersenyum menyeringai menatap Hyunjin yang tak berdaya.

"Lepasin aku!" teriak Hyunjin. Ia meronta-ronta sekuat tenaga, berusaha meloloskan diri dari ikatan yang membelenggunya.

Para badut itu tidak ada yang menanggapinya. Mereka saling melempar pandangan satu sama lain sebelum menjalankan rencana mereka. Mereka mulai menyiksa fisik Hyunjin tanpa ampun. Jeritan pilu bergema memenuhi ruangan itu tiada henti. Para badut itu menyiksa Hyunjin sampai ia tak sadarkan diri lagi.

Love ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang