01 : Ketahuan Selingkuh

694 76 18
                                    

Namanya Shin Ryujin.

Di usianya yang ke-28 tahun, ia berhasil menempati posisi sebagai Wakil Ketua Tim Pemasaran di Haru Group – perusahaan tempatnya bekerja saat ini. Parasnya yang cantik, bentuk tubuh yang ideal, ditambah dengan kemampuannya yang sudah tidak diragukan lagi membuat semua orang memujinya. Ia bahkan menjadi idola banyak wanita di usianya.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa laki-laki yang berhasil mendapatkan perempuan sempurna itu adalah Lee Jeno. Jeno bisa dibilang merupakan gambaran diri Shin Ryujin dalam versi laki-laki. Di usianya yang ke-32 tahun, ia berhasil menjabat sebagai Ketua Tim Pemasaran, dimana secara tak langsung ia berpartner dengan kekasihnya sendiri. Jeno tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya saat berita itu keluar untuk pertama kalinya.

Hubungan Ryujin dan Jeno telah berlangsung selama 5 tahun. Mereka baru mempublikasikan hubungan mereka ke publik kira-kira satu tahun yang lalu. Semua orang di kantor menyambut gembira berita tersebut dan mendukung pasangan itu karena mereka adalah pasangan yang serasi dan cocok satu sama lain.

Ryujin melirik jam tangannya sekilas lalu mengalihkannya ke arah meja kerja Jeno. Sebentar lagi jam makan siang namun Jeno masih belum kembali, padahal mereka sudah janji akan makan di luar bersama hari ini.

"Eum...Selamat Pagi, Bu Shin..." Ryujin menoleh ke kiri dan mendapati seorang perempuan berambut coklat panjang, bermata tajam seperti kucing, dan berpakaian rapi berdiri di sana. Sesaat Ryujin terpikat dengan kharisma yang dipancarkan perempuan itu.

"Perkenalkan saya Hwang Yeji, pegawai kontrak yang ditugaskan di divisi ini." Perempuan bernama Yeji itu menundukkan kepalanya setelah selesai memperkenalkan diri.

"Oh ya. Aku sudah dengar kalau ada pegawai kontrak di divisi ini. Kamu bisa kan mulai bekerja sekarang?" tanya Ryujin. Yeji segera mengangguk patuh.

Ryujin mengambil setumpuk kertas yang ada di hadapannya lalu memberikannya pada Yeji. "Kamu salin datanya ke komputer lalu kirimkan ke saya ya," ujar Ryujin.

"Baik, Bu Shin."

"Kamu boleh melakukannya setelah selesai makan siang karena sebentar lagi sudah jam istirahat. Oh ya, kamu bisa pakai meja yang ada di seberang saya. Di sana kosong dan kamu bisa mulai memindahkan barang-barangmu."

"Terima kasih, Bu Shin." Yeji kembali menundukkan kepalanya untuk kesekian kalinya.

"Kalau butuh bantuan, jangan sungkan-sungkan bilang ke saya ya. Semoga kamu betah bekerja di sini." Ryujin bangkit dari tempat duduknya lalu menepuk pelan pundak kiri Yeji untuk memberinya semangat.

"Baik, Bu Shin. Terima kasih untuk perhatiannya," jawab Yeji sambil tersenyum cerah. Ia tidak menyangka bahwa dihari pertamanya bekerja ia mendapat perlakuan hangat seperti itu.

Ryujin berjalan ke arah ruang dapur untuk mencari keberadaan Jeno namun tidak ada seorangpun di tempat itu. Ia juga mencari di setiap ruang meeting yang ada, namun presensi laki-laki itu sama sekali tidak terlihat. Akhirnya kaki Ryujin sampai di ruang penyimpanan berkas. Siapa tahu laki-laki itu ada di sana untuk mencari berkas-berkas penting karena tak jarang juga Jeno mengunjungi tempat itu.

Ryujin mengedarkan pandangannya meneliti satu persatu lorong tempat penyimpanan berkas-berkas penting perusahaan. Ketika hampir sampai di ujung, tanpa sengaja ia mendengar suara seseorang sedang berciuman. Refleks Ryujin memelankan suara langkah kakinya agar orang itu tidak menyadari keberadaannya.

"Siapa orang yang berani melakukan hal itu di kantor?" gumam Ryujin dalam hatinya.

Saat Ryujin menoleh ke samping kanan, ia akhirnya menemukan dua orang yang saat ini sedang bercumbu. Cepat-cepat Ryujin bergerak mundur dan bersembunyi di lorong samping tempat kedua orang itu berada. Kebetulan ada seseorang yang tengah berdiri di sana – lebih tepatnya sedang membaca sebuah berkas. Ryujin refleks menghimpit orang itu ke arah rak lalu menutup mulut laki-laki itu agar tidak bersuara. Meskipun pandangannya sedikit terhalang, namun Ryujin masih dapat melihat dengan jelas wajah orang yang sedang berciuman itu.

Ryujin cukup terkejut saat mengetahui bahwa sahabatnya sendiri – Yoo Jimin – sedang berciuman dengan seorang laki-laki itu ruang penyimpanan berkas!

Posisi tubuh Jimin menempel di dinding sehingga Ryujin dapat melihat wajahnya dengan jelas. Sedangkan wajah laki-laki yang saat ini sedang menghimpitnya dan menciumnya dengan rakus masih belum terlihat sama sekali. Namun dari postur tubuhnya, Ryujin seperti mengenali laki-laki itu.

"Cukup, Kak Jeno. Aku kesulitan bernafas." Jimin mendorong tubuh laki-laki yang ada di hadapannya lalu mengelap bibirnya dengan punggung tangannya.

Deg!

Jantung Ryujin seperti berhenti berdetak saat nama Jeno keluar dari mulut Jimin. Ryujin hampir tidak ingin mempercayai pendengarannya, namun saat wajah laki-laki itu sedikit menghadap ke samping, saat itulah Ryujin melihat sepasang eye smile yang menjadi ciri khas Lee Jeno.

"Kenapa? Kamu nggak suka?" tanya Jeno dengan nada genit. Jimin tersenyum kecil lalu memukul pelan dada Jeno.

"Bukan begitu. Aku...suka banget."

"Kemampuanmu berciuman sangat hebat," puji Jeno membuat pipi Jimin bersemu merah. Lagi-lagi Jimin memukul dada Jeno dengan malu-malu.

"Lebih hebat siapa? Aku atau Ryujin?"

Saat namanya disebut, lagi-lagi dada Ryujin seperti berhenti berdetak. Namun berkat itu, semuanya telah menjadi jelas, bahwa orang yang baru saja berciuman panas itu adalah Lee Jeno kekasihnya dan Yoo Jimin sahabatnya.

Kedua orang itu telah mengkhianati Ryujin dengan bermain dibelakangnya.

"Tentu saja kamu," balas Jeno sambil menyentil pelan hidung Jimin. Tentu saja Jimin senang mendengar jawaban Jeno itu.

"Ayo kita kembali sekarang sebelum ada orang yang curiga. Sebentar lagi jam makan siang, Ryujin pasti sedang mencariku," lanjut Jeno. Ia berjalan keluar lebih dulu dari ruangan itu lalu disusul Jimin beberapa menit setelah kepergian Jeno.

Merasa sudah aman dengan situasi yang ada, pelan-pelan Ryujin melepaskan tangannya lalu meminta maaf pada orang yang ada di hadapannya.

"Maafkan aku," ujar Ryujin pelan sambil menunduk sedalam-dalamnya. Selagi menunduk, ia mengusap pipinya yang sudah basah oleh air mata. Entah sejak kapan air matanya meluncur begitu saja dari pelupuk matanya.

Setelah meminta maaf, cepat-cepat Ryujin pergi dari sana karena ia tidak ingin menahan malu terlalu lama. Laki-laki itu sudah terlalu banyak melihat sisi menyedihkan dari dirinya dan Ryujin paling tidak suka dikasihani oleh siapapun. Karena itu, Ryujin memilih untuk segera pergi dari sana.

"Hmmm...Shin Ryujin dari tim pemasaran. Aku akan mencari tahu tentangnya..."

TBC






Hai guys!!!!

Ada yang kangen cerita baru dari aku? 😁

Hehehe...semoga kalian suka ya sama cerita baruku ini.

Mungkin ceritaku yang kali ini bakal berbeda dari cerita"ku yang lain dimana di sini bakal lebih mature kalau dibandingkan sama cerita" yang pernah kutulis. Mature di sini lebih ke young adult ya, bukan yang...begitu...tahu lah ya wkakaka

Fyi, selain tema kerajaan, fantasy, misteri, aku juga suka sama genre seperti office romance ini, so aku berharap kalian enjoy baca ceritaku yang satu ini ya❤

Oke, sekian dari aku. Oh ya, Merry Christmas everyone buat kalian yang merayakan. See you in next chapter 💕

Byee^^

Love ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang