47 : Pesta Kemenangan

223 34 3
                                    

Pagi ini, polisi datang ke kantor untuk menangkap Hyunjoon. Hyunjin yang memerintahkan Detektif Bang untuk menangkap Hyunjoon pagi hari saat di kantor agar semua orang melihatnya. Hyunjin ingin semua orang di negeri tahu siapa pembunuh ayahnya yang sebenarnya. Dengan demikian, kesempatan Hyunjoon untuk kembali ke Haru Group semakin tertutup.

Hyunjin datang ke kantor polisi setelah Hyunjoon berhasil ditangkap. Ia menyuruh Seungmin untuk memastikan tidak ada seorangpun pengacara yang akan membela Hyunjoon. Ia ingin Hyunjoon berjuang sendirian - atau pasrah pada situasi yang ada.

Polisi juga menangkap Nyonya Hwang di kediamannya. Ia dianggap terlibat aktif dalam rencana pembunuhan Tuan Hwang. Nyonya Hwang hanya bisa pasrah saat polisi membawanya ke kantor polisi untuk diinterogasi.

Sudah satu jam lebih Hyunjoon hanya duduk diam di ruang interogasi. Tidak ada satupun pertanyaan dari Detektif Bang yang ia jawab. Detektif Bang mulai hilang kesabaran. Ia menggebrak meja yang menjadi pemisah antara dirinya dan Hyunjoon.

"Aku tidak ingin menggunakan kekerasan, jadi cepat katakan sekarang juga! Apa kamu mengakui semua tuduhan yang ada? Apa benar kamu membunuh Tuan Hwang?!" Detektif Bang meninggikan suaranya, setinggi postur tubuhnya yang kini mencoba untuk mengintimidasi Hyunjoon.

Hyunjin melihat semua pemandangan itu lewat cermin satu arah yang ada di ruangan tepat di samping ruang interogasi. Hyunjoon tidak bisa melihat dirinya yang sedang menontonnya saat ini. Hyunjin bisa melihat dengan jelas ekspresi wajah Hyunjoon saat ini - datar tanpa emosi, membuat Hyunjin sedikit geram.

Seungmin bergabung dengan Hyunjin setelah ia menyelesaikan pekerjaannya. Barulah saat itu Hyunjoon mau membuka mulutnya.

"Ya, aku yang membunuh ayahku," ujar Hyunjoon dengan tenang. Tidak ada perasaan bersalah sedikitpun saat Hyunjoon mengakui perbuatannya.

"Kenapa kamu melakukannya?"

"Aku tidak sengaja mendengar ayahku akan memberikan semua warisannya kepada Hyunjin. Sebelum dia berhasil mengubah suratnya, aku memutuskan untuk membunuhnya supaya aku masih punya kesempatan untuk menguasai Haru Group," jelas Hyunjoon.

Hyunjin mengepalkan kedua tangannya erat-erat di samping tubuhnya hingga buku-buku jarinya memutih ketika mendengar penjelasan Hyunjoon. Pengakuan Hyunjoon membuat darahnya mendidih.

"Dia ayahmu. Kenapa kamu tega membunuh ayahmu sendiri?" tanya Detektif Bang.

"Ayah tiri, lebih tepatnya. Selama ini aku menganggapnya seperti ayahku kandungku sendiri. Dia juga tidak pernah memperlakukanku seperti anak tiri. Dia seorang ayah yang luar biasa." Hyunjoon tersenyum simpul selama beberapa saat sebelum wajahnya kembali sekeras batu. "Namun semuanya hancur saat dia memutuskan untuk memberikan semua hartanya pada Hyunjin. Sejenak aku melupakan semua perbuatan baiknya dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya."

"Apa kamu menyesal sekarang?"

Hyunjoon menggelengkan kepalanya dengan mantap. "Jika aku tidak membunuhnya, aku tidak akan pernah merasakan duduk di kursi direktur utama meskipun hanya sementara waktu. Meskipun belum resmi, namun aku senang melihat orang-orang tunduk hormat padaku. Aku memiliki kuasa atas mereka semua..."

BRAK!

Pintu ruang interogasi terbuka. Hyunjin menyerbu masuk, mencengkeram kerah kemeja Hyunjoon, lalu meninju wajahnya. Detektif Bang bangkit dari tempat duduknya untuk memisahkan Hyunjin dan Hyunjoon. Seungmin datang membantu. Ia menarik tubuh Hyunjin menjauh dari Hyunjoon.

"Bajingan gila!" seru Hyunjin.

Hyunjoon tertawa. Ia terlihat seperti seorang psikopat dengan penampilan berantakan dan gigi yang berlumuran darah karena Hyunjin meninjunya berulang kali. Tatapan Hyunjoon nyalang seakan menantang Hyunjin untuk berani membunuhnya.

Love ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang