09 : Night Talk

365 54 27
                                    

Ryujin membereskan meja kerjanya ketika jam menunjukkan pukul 7 malam. Ia sengaja pulang lebih lambat dari yang lainnya agar ia bisa pulang dengan tenang. Setelah membereskan mejanya, Ryujin berjalan ke arah pintu belakang kantor. Mobil Hyunjin telah terparkir di dekat sana dan sedang menunggu kedatangan Ryujin. Perempuan itu segera masuk ke dalam mobil Hyunjin begitu melihatnya di dekat sana.

"Maafkan aku. Aku harus menunggu semua orang pulang agar kita bisa pulang dengan aman," ujar Ryujin ketika ia sudah berada di dalam mobil Hyunjin. Ia memasang sabuk pengamannya dan Hyunjin segera menjalankan mobilnya pergi dari tempat itu.

"Nggak apa-apa. Lakukan dengan senyamanmu," balas Hyunjin. "Oh ya. Aku akan mengantarmu ke apartemenmu sebentar supaya kamu bisa mengambil beberapa pakaian. Setelah itu kita akan pulang ke apartemenku..."

"Nggak perlu. Malam ini biar aku tidur di apartemenku sendiri." Ryujin langsung menolak tawaran Hyunjin itu dengan cepat. Ia tidak ingin merepotkan laki-laki itu seperti kemarin.

"Bagaimana jika Pak Lee datang dan mengacau lagi? Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa di saat aku nggak ada," sahut Hyunjin. Ryujin terdiam sejenak. Jantungnya sedikit berdetak lebih cepat dari biasanya berkat ucapan Hyunjin itu. Namun untuk sedetik kemudian, Ryujin memilih untuk mengabaikan degup jantungnya itu.

"Baiklah. Aku akan tinggal di apartemenmu sampai aku mendapatkan apartemen yang baru," ujar Ryujin akhirnya setelah memikirkannya dengan matang-matang. Ia juga takut Jeno datang lagi dan mendobrak masuk unitnya seperti kemarin.

Mereka telah sampai di depan gedung apartemen Ryujin. Ia menyuruh Hyunjin untuk menunggunya sebentar di dalam mobil, sedangkan ia akan mengambil beberapa barangnya dengan cepat. Ryujin berlari masuk ke dalam gedung apartemennya lalu membawa semua barangnya yang bisa ia bawa. Setelah memastikan tidak ada barang penting yang tertinggal, Ryujin turun ke bawah dan masuk ke dalam mobil Hyunjin kembali.

"Apa sudah tidak ada yang tertinggal?" tanya Hyunjin, memastikan bahwa mereka telah siap pergi meninggalkan tempat itu.

"Sepertinya tidak ada. Aku sudah membawa semuanya," jawab Ryujin.

"Baiklah. Kita pulang ke rumah sekarang."

***

Malam itu, setelah Ryujin menata semua barangnya di kamar, ia berjalan keluar untuk mengambil segelas air putih di dapur. Kebetulan sekali ia melihat Hyunjin yang sedang minum bir sendirian di pantry. Melihat laki-laki itu, Ryujin segera menghampirinya.

"Sudah selesai beres-beresnya?" tanya Hyunjin sekedar basa-basi ketika melihat Ryujin berdiri di dekatnya.

"Aku baru saja menyelesaikannya. Apa itu bir?" tanya balik Ryujin sambil menunjuk gelas yang ada di genggaman Hyunjin. Laki-laki itu menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Apa kamu mau?" Dengan ragu-ragu, Ryujin menganggukkan kepalanya. Entah kenapa malam itu ia juga ingin meminum minuman beralkohol itu.

Hyunjin bangkit dari tempat duduknya lalu mengambil sekaleng bir dari lemari pendinginnya. Ia memberikan kaleng itu pada Ryujin dan kembali duduk di tempatnya. Ryujin ikut duduk di samping Hyunjin sambil membuka kaleng birnya. Ia menyesap cairan yang ada di dalamnya lalu tersenyum gembira.

"Minuman ini memang paling cocok diminum setelah pulang kerja," ujar Ryujin. Hyunjin ikut tersenyum melihat Ryujin yang tampak bahagia dengan minumannya lalu kembali menyesap minumannya sendiri.

"Apa ada masalah di kantor? Wajahmu terlihat kusut saat masuk mobil tadi," tanya Hyunjin tanpa melirik ke arah Ryujin.

"Nggak ada. Semuanya baik-baik saja."

Love ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang