Akhir pekan, sesuai janji Ryujin pada Yeji, ia pergi bersama perempuan bermarga Hwang itu untuk melihat unit apartemennya. Mereka bertemu di cafe dekat kantor untuk berangkat bersama-sama. Ryujin tidak ingin Yeji datang menjemputnya karena ia tidak ingin ada orang yang tahu bahwa sekarang ia tinggal di apartemen milik atasannya.
"Kita berangkat sekarang?" tanya Yeji. Ryujin mengangguk, Mereka sama-sama keluar dari cafe itu dan masuk ke dalam mobil Yeji.
Sepanjang perjalanan mereka asyik membahas produk-produk kecantikan. Yeji banyak memberikan rekomendasi produk yang bagus untuk kulit dan Ryujin tertarik untuk membelinya. Ryujin mengajak Yeji untuk berbelanja bersama di akhir bulan. Pasti asyik sekali berbelanja bersama Yeji karena perempuan itu tahu produk-produk yang bagus untuk digunakan.
Selagi berbicara, Ryujin terus memperhatikan jalanan di luar sana. Sejauh ini jalan yang mereka lewati terasa begitu familiar bagi Ryujin. Ia mencoba untuk mengabaikannya, namun ketika mereka telah sampai di tempat tujuan, kecurigaan Ryujin akhirnya menjadi kenyataan.
Saat ini mereka sudah berada di depan gedung apartemen yang ditinggali oleh Hyunjin!
"Ini...tempatnya?" tanya Ryujin, memastikan bahwa mereka benar telah sampai di tempat tujuan mereka.
"Iya. Ayo kita masuk." Yeji keluar dari mobil, diikuti oleh Ryujin yang langsung mengekornya di belakang. Pantas saja ia merasa familiar dengan jalan yang ia lalu tadi. Rupanya mereka memang pergi ke arah apartemen Hyunjin.
Kebetulan ini benar-benar membuat Ryujin tercengang.
Yeji dan Ryujin masuk ke dalam lift. Yeji menekan lantai 23 dan menunggu lift itu tertutup. Diam-diam Ryujin menghela nafas lega. Ternyata unit Yeji tidak satu lantai dengan milik Hyunjin. Unit Hyunjin berada di lantai 22, satu lantai di bawah unit milik Yeji.
Akhirnya mereka sampai di lantai unit Yeji berada. Yeji menjelaskan bahwa setiap lantai hanya berisi dua unit dan telah dilengkapi oleh alat kedap suara, sehingga Ryujin akan merasa tenang dan tidak terganggu oleh aktivitas tetangganya. Penjagaan di sana juga ketat dan tidak sembarang orang dapat masuk ke sana. Yeji terus membicarakan keunggulan tinggal di sana sampai mereka masuk ke dalam unit Yeji.
Tatanan unit Yeji tidak jauh berbeda dengan milik Hyunjin. Dekorasinya pun tidak jauh berbeda karena Yeji tidak punya waktu untuk mendekorasinya. Sejauh ini Ryujin merasa nyaman dengan unit itu karena unitnya tidak jauh berbeda dengan yang ia tinggali saat ini. Namun masalahnya adalah Ryujin tidak tahu apakah ia mampu menyewa tempat itu. Sudah pasti biaya sewanya mahal karena unitnya luas dan fasilitasnya sangat lengkap.
"Apa kamu suka sejauh ini?" tanya Yeji.
Ryujin menganggukkan kepalanya. "Tempat ini nyaman sekali. Pemandangannya juga bagus," ujar Ryujin. "Pasti mahal sekali menyewa tempat ini."
"Kamu nggak perlu khawatir. Kamu bisa tinggal di sini dengan gratis." Mendengar itu, cepat-cepat Ryujin menggelengkan kepalanya. Ia tidak ingin tinggal di sana dengan gratis. Ia tidak mau membebani perempuan itu.
"Jangan-jangan. Bilang saja berapa harga sewanya. Aku akan coba mempertimbangkannya," ujar Ryujin. "Aku merasa nggak enak kalau harus tinggal di sini dengan gratis."
"Hmm...baiklah. Bagaimana kalau setengah dari harga sewa pasarannya? Aku ingin sekali membantumu, Ryu. Kamu nggak boleh tetap tinggal di unitmu yang sekarang. Itu bahaya. Pak Lee bisa datang kapan saja dan mendobrak masuk lagi. Kalau di sini kamu akan aman."
Ryujin terdiam sejenak. Ia masih mempertimbangkan apakah ia harus tinggal di sana atau tidak. Ryujin masih merasa tidak enak harus tinggal di sana dengan harga sewa separuh dari harga pasarannya. Namun Ryujin juga tahu ia tidak akan mungkin bisa mendapatkan harga sewa semurah itu dengan sistem keamanan yang begitu ketat di luar sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Contract
FanfictionSetelah menjalin hubungan selama 5 tahun, Shin Ryujin akhirnya dikhianati oleh pacar dan sahabatnya sendiri yang diam-diam menjalin hubungan di belakangnya. Merasa putus asa, Ryujin menerima tawaran dari atasannya untuk menjalin hubungan pura-pura...