48 : I'm Coming

158 28 4
                                    

Ryujin benar-benar menghilang.

Sudah dua hari Ryujin tidak pulang ke rumah. Hyunjin telah meminta bantuan polisi untuk mencari keberadaan Ryujin. Ia yakin menghilangnya Ryujin berhubungan dengan Hyunjoon. Kemungkinan besar Ryujin diculik oleh Hyunjoon tidak lepas dari pikiran Hyunjin sama sekali.

Saat ini Hyunjin, Yeji, Niki, Minho, dan Seungmin sedang berkumpul di ruang tengah unit Hyunjin. Minho berjalan mondar-mandir di tengah ruangan sedari tadi, berusaha mengingat setiap tempat yang pernah Ryujin katakan kepadanya. Hyunjin duduk di sofa bersama Yeji dan Niki yang terlihat kalut dengan pikiran masing-masing. Seungmin sibuk dengan ponselnya, berusaha tetap terhubung dengan polisi dan memberi tahu Hyunjin setiap informasi yang ia dapatkan.

Minho mulai menggeram frustasi. Kedua netranya tertuju ke arah Hyunjin, sebelum ia menarik kerah kemeja Hyunjin dan mendorongnya ke dinding.

“Berdoalah semoga Ryujin ditemukan dalam keadaan selamat atau aku akan menyiksamu dan membunuhmu secara perlahan dengan kedua tanganku sendiri,” ancam Minho.

Hyunjin menghempaskan tangan Minho yang mencengkeram kerah kemeja. Ia balas menatap tajam Minho yang berdiri beberapa inci darinya. “Aku tahu aku sudah berbuat salah pada Ryujin, tapi aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi padanya.”

Tepat saat itu ponsel Hyunjin bergetar. Ada sebuah pesan baru yang meminta perhatian Hyunjin dan ia segera membukanya tanpa pikir panjang. Tubuhnya membeku seketika saat ia melihat dua foto yang dikirimkan oleh sang pengirim pesan. Orang itu menyuruh Hyunjin untuk memilih salah satu dari orang yang ada di foto.

Ryujin atau Heejin.

Shit!” Hyunjin mengumpat. Seungmin berjalan mendekatinya dan ia langsung memberikan ponselnya pada Seungmin.

Seungmin mengecek setiap foto yang ada, mencari detail-detail kecil yang dapat membantu mereka menemukan keberedaan kedua orang dalam foto itu. Satu foto menunjukkan Heejin yang tak sadarkan diri sedang terikat di sebuah tempat tidur hotel dan foto yang lain memperlihatkan Ryujin dengan kondisi yang sama terikat di sebuah ranjang rumah sakit.

Tidak ada yang lebih baik atau buruk. Hidup mereka sama-sama dipertaruhkan dalam situasi ini. Hanya sang pengirim pesan yang tahu apa yang akan ia lakukan pada kedua perempuan itu.

Sebuah pesan baru dikirimkan saat Seungmin sibuk meneliti foto yang ada. Sang pengirim pesan memberi Hyunjin pilihan lain. Jika Hyunjin ingin menyelamatkan kedua, Hyunjin harus menyerahkan posisinya di Haru Group.

“Hwang Hyunjoon. Ini semua permainannya,” desis Hyunjin ketika membaca isi pesan itu. Seungmin mengangguk setuju. Hanya Hyunjoon – orang paling ambisius – yang menghalalkan segala macam cara untuk mendapatkan takhta tertinggi di Haru Group.

“Aku sudah mengirimkan nomornya pada polisi. Jika Hyunjoon cukup bodoh, polisi bisa melacak keberadaannya saat ini,” ujar Seungmin.

Ting!

Bunyi notifikasi pesan baru datang dari ponsel Seungmin. Laki-laki itu tersenyum menyeringai saat membaca isi pesannya. “Aku berhasil mendapatkan lokasi Heejin. Aku ke sana sekarang.” Seungmin menatap ke arah Hyunjin. Laki-laki itu menganggukkan kepalanya – memberi Seungmin persetujuannya.

“Kita bisa menyelamatkan keduanya.” Seungmin menepuk pelan bahu Hyunjin. “Aku masih melacak keberadaan Ryujin. Aku akan memberitahumu langsung jika aku sudah mendapatkan lokasinya.”

Thanks.” Seungmin segera beranjak pergi dari apartemen Hyunjin. Ia tidak ingin menyia-nyiakan waktunya lagi. Satu detik dapat memberi perubahan yang besar. Secepat mungkin ia harus bergerak untuk menyelamatkan orang yang tak berdosa.

Love ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang