40 : Kembalinya Hyunjoon

239 30 6
                                    

Ryujin menggiring Minho masuk ke dalam unitnya. Ia berjanji akan menjelaskan semuanya di dalam sana.

Selagi Minho duduk di sofa ruang tamu, Ryujin berjalan ke arah dapur untuk membuat teh. Minho meremas kertas yang ada di genggamannya lalu melemparnya ke atas meja. Ia mengusap wajahnya dengan kasar sebelum menatap ke arah Ryujin yang sedang berkutat di dapur.

"Lia yang menemukan kertas itu waktu lagi bersih-bersih kamar kamu. Rencananya kamar kamu akan dijadikan kamar bayi kita," cerita Minho.

Ryujin kembali ke ruang tamu dengan membawa dua cangkir teh. Ia meletakkan dua cangkir itu di atas meja lalu mendorong salah satunya ke arah Minho. Setelah itu, ia ikut duduk di sofa yang berhadapan dengan Minho.

Ryujin memperhatikan sejenak penampilan Minho. Tubuhnya terlihat lebih kurus dari yang Ryujin lihat terakhir kali. Kantong matanya tebal, seperti orang yang kurang tidur. Kakak laki-lakinya itu pasti sudah bekerja dengan sangat keras akhir-akhir ini demi bisa membayar sewa unit apartemen yang ia tinggali.

"Hubungan kontrak ini sudah berakhir." Ryujin mengambil kertas yang ada di atas meja dan segera merobeknya tanpa ragu. "Sekarang kami pacaran sungguhan."

Minho menggelengkan kepalanya. "Nggak. Kali ini aku nggak akan percaya," ucap Minho. "Malam ini kamu balik tinggal sama aku dan Lia. Kamu nggak boleh tinggal di sini lagi."

"Aku nggak bohong, Kak Minho. Sekarang aku dan Hyunjin beneran pacaran. Kami saling mencintai!" seru Ryujin. Namun tampaknya Minho telah kehilangan kepercayaannya, sehingga tidak mudah baginya untuk mempercayai perkataannya barusan.

"Kakak juga nggak pernah setuju kamu pacaran sama Hyunjin. Dia itu anak konglomerat. Hidupnya complicated dan pasti suka main cewek. Kalau suatu saat kamu diselingkuhi lagi, gimana? Apa kamu nggak kapok berhubungan dengan laki-laki brengsek seperti itu?"

Ucapan Minho itu membuat Ryujin terdiam. Ryujin tahu sifat buruk Hyunjin yang satu itu, namun anehnya ia tidak takut sama sekali. Atau lebih tepatnya Ryujin percaya kalau Hyunjin tidak akan berselingkuh dengan wanita lain suatu hari nanti. Laki-laki itu sudah berjanji akan setia padanya dan Ryujin percaya pada janjinya.

"Nggak. Hyunjin nggak akan seperti Jeno. Aku...percaya pada Hyunjin," ucap Ryujin dengan penuh keyakinan.

Minho menghela napas panjang. Ia sangat mengenal sifat keras kepala adiknya yang satu ini. "Oke, fine, terserah kamu. Kakak nggak akan memperingatkan kamu lagi," ujar Minho dengan tegas.

"Kamu sudah dewasa dan bisa menanggung resiko dari pilihanmu sendiri..."

Minho pulang ke unitnya setelah menghabiskan teh yang dihidangkan oleh Ryujin. Sebelum kembali, Minho sempat membicarakan soal kehamilan Lia. Bayi yang ada di kandungannya dalam keadaan sehat dan berjenis kelamin perempuan. Minho terlihat sangat antusias menantikan kelahiran putri kecilnya.

Setelah kepulangan Minho, Ryujin mencuci gelas-gelas yang kotor di dapur sambil memikirkan kembali perkataan Minho. Namun, beberapa detik kemudian ia menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia sudah memantapkan hatinya untuk bersama Hyunjin dan ia tidak akan menyesali keputusannya itu.

Sekalipun mungkin suatu hari nanti Hyunjin akan mengkhianatinya seperti Jeno...

Ryujin kembali menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Ia tidak boleh berpikiran buruk seperti itu. Hyunjin berbeda dengan Jeno. Hyunjin sangat mencintainya dan tidak akan berpaling ke wanita lain.

Ceklek!

Pintu unitnya tiba-tiba terbuka. Ryujin langsung berlari ke arah pintu depan untuk menyambut Hyunjin. Hanya dia dan Hyunjin yang tahu password unit, jadi tidak mungkin ada orang lain yang masuk ke dalam sana.

Love ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang