13 : Perempuan di Naughty Rabbit

332 39 13
                                    

Perempuan bergaun hitam yang sedang terbaring di atas tempat tidur itu mengerjapkan kedua netranya berulang kali ketika sinar matahari menyapa kulit wajahnya yang putih mulus. Ia melempar selimut yang menutupi tubuhnya lalu meregangkan tubuhnya yang terasa kaku. Ia memperhatikan sekitarnya lamat-lamat sambil mengingat-ingat kejadian apa yang terjadi kemarin malam sebelum ia tak sadarkan diri.

Kalau aku berhasil menghabiskan satu gelas bir ini lebih cepat darimu, aku bebas melakukan apapun padamu.

Perempuan itu segera melebarkan kedua netranya. Ia refleks melihat tubuhnya sendiri. Pakaiannya masih lengkap dan tidak ada satupun yang dilucuti. Perempuan itu sedikit bernafas lega karena sepertinya tidak ada yang terjadi padanya malam tadi.

"Ternyata kamu sudah bangun..." Perempuan itu terkejut mendengar suara Hyunjin yang baru keluar dari kamar mandi dan hanya mengenakan jubah mandi. Perempuan itu cepat-cepat mengalihkan tatapannya. Rasanya sedikit canggung karena ia berada di hotel bersama dengan pria yang tidak ia kenal.

"Bagaimana keadaanmu? Apa kamu merasa pusing sekarang? Setahuku kamu minum cukup banyak kemarin," tanya Hyunjin sambil mengulas senyum simpul. Laki-laki itu duduk di sofa lalu melipat kedua tangannya di depan dada.

"Aku biasa saja," jawab perempuan itu dengan nada ketus. "Hm...apa-"

"Apa aku melakukan sesuatu padamu? Itu kan yang ingin kamu tanyakan?" Hyunjin dengan cepat melanjutkan pertanyaan yang hendak ditanyakan oleh perempuan itu. Perempuan itu segera menganggukkan kepalanya. Ia ingin tahu apa benar tidak ada sesuatu yang terjadi di antara mereka.

"Hmmm...entahlah. Aku juga nggak ingat," jawab Hyunjin sambil mengangkat kedua bahunya. Ia tersenyum menyeringai, membuat perempuan itu memasang wajah tak suka ke arahnya.

"Jangan permainkan aku! Aku tahu kamu nggak semabuk itu kemarin," sahut perempuan itu. Ia sudah beranjak dari tempat tidur lalu memunguti isi tasnya yang berceceran di lantai. Setelah selesai, perempuan itu berjalan keluar dari kamar itu.

"Makanlah dulu sebelum pergi. Aku sudah memesan makanan untuk kita berdua." Ucapan Hyunjin itu sukses membuat langkah perempuan itu terhenti. Ia kembali menoleh ke arah Hyunjin dengan tatapan tajam.

"Nggak perlu! Aku nggak lapar sama sekali!"

Kruyukk

Perempuan itu refleks menyentuh perutnya sendiri yang baru saja berbunyi dengan keras. Ia langsung menatap Hyunjin dengan tatapan malu. Perutnya itu berbunyi di saat yang tidak tepat.

Hyunjin tertawa kecil mendengar suara perut perempuan itu. Mulutnya dapat berbohong, namun perutnya tidak bisa. "Makanlah dulu. Kasihan perutmu jika kamu menahannya terlalu lama."

Perempuan itu tidak punya pilihan lain. Ia melangkah kembali ke arah tempat tidur lalu menaruh tasnya di sana. "Setidaknya pakailah pakaian yang pantas. Aku...nggak nyaman lihatnya." Perempuan itu membuang tatapannya ke arah lain. Ia benar-benar tidak nyaman melihat Hyunjin hanya dalam balutan gaun mandi.

Hyunjin kembali tertawa kecil lalu menganggukkan kepalanya. Ia bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan ke arah perempuan itu. Ia mendekatkan wajahnya dan berbisik pelan di telinga perempuan itu. "Kenapa kamu malu menatapku? Toh kamu sudah melihat semuanya kemarin. Apa kamu sama sekali nggak mengingatnya?" Setelah berkata seperti itu, Hyunjin menarik wajahnya dan tersenyum menyeringai, sebelum berjalan dan masuk ke dalam kamar mandi.

Perempuan itu masih berdiri mematung di tempatnya. Kedua netranya membulat sempurna setelah Hyunjin mengatakan hal itu padanya.

"Apa...memang terjadi sesuatu semalam? Kenapa aku nggak bisa mengingatnya sama sekali?" gumam perempuan itu. Ia memukuli kepalanya berulang kali agar dapat mengingat sesuatu, namun hasilnya nihil. Ia tidak dapat mengingat kejadian yang telah terjadi semalam.

Love ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang