09

5.1K 746 57
                                    


Author pov.

Sekarang waktunya jam istirahat, Lisa yang sudah memasukkan bukunya hendak ke kantin meminta traktiran Jennie.

"Tunggu" Rosé menahan tangan Lisa.

"Kenapa?" Lisa menatap Rosé.

"Ayo gue traktir makan di kantin luar" ajak Rosé.

"Wahh sorry sorry aja ni yah jeh, tapi gue udah di traktir Jennie" kata Lisa membuat Rosé menghela napasnya.

"Oh gitu. Gue ke ruang musik aja kalo gitu" Rosé membereskan bukunya dan pergi tanpa berkata apa-apa lagi.

"Kenapa tu anak? Aneh banget" Lisa mengidikkan bahunya setelah itu berlari kearah kantin.

Lisa berlari kecil, wajahnya berseri-seri menayangkan ia akan makan siang bersama Jennie sang pujaan hati.

"Ga sabar" gumam Lisa mengulum senyumnya.

Lisa mengehentikan langkah kakinya, ia tiba-tiba lemas melihat Jennie sedang tertawa dan tersenyum manis bersama seorang pria di sampingnya.

"Siapa?" Kata Lisa pada dirinya.

"Mantan Jennie" jawab seorang membuat Lisa kaget.

"Astaga, lo ngagetin gue" Lisa mengelus dadanya.

"Hehehe piss. Kenali gue Jisoo, anak pindahan sekaligus sepupunya Jennie" Jisoo mengulurkan tangannya.

"Lisa" balas Lisa menjabat tangan Jisoo.

"Lo deket ya sama sepupu gue?" Tanya Jisoo berusaha mengakrabkan diri.

"Barusan sih" kata Lisa dengan nada lesunya.

"Oh. Yaudah sana samperin Jennie, jangan sampe Jennie di embat Jeno lagi" kata Jisoo.

"Jeno?"

"Iya itu nama mantan Jennie. Sebenarnya agak aneh sih mereka bisa temenan kaya gitu, kalo gue di posisi itu gue ga mau lagi tu temenan sama mantan gue. Malas banget" Jisoo memutar matanya.

"Emangnya mereka putus karena apa?"

"Orang tua Jennie ga suka sama si Jeno, orang tua si Jeno musuh papi nya Jennie. Jadi yah sebagai anak yang penurut, sepupu gue itu mutusin si Jeno. Jeno anaknya baik kok, masih cinta sama Jennie tapi Jennie nya ragu buat balikan. Itu makanya gue suruh lo cepat-cepat dapetin hati Jennie"

Lisa seketika terdiam, itu berarti Jennie masih belum sepenuhnya move on dari Jeno pikirnya.

Tapi kembali lagi, Lisa tidak gampang menyerah hanya karena itu, ia akan membuktikan bahwa ia bisa mendapatkan hati Jennie.

"Makasih yah, gue bakalan buktiin gue bakalan dapetin Jennie" Lisa tersenyum, hendak pergi tapi Jisoo menarik kerah seragamnya.

"Nomor telepon cewe pirang itu dong" Jisoo mengedipkan matanya.

"Rosé maksudnya?"

"Iya itu. Bagi dong sa"

"Usaha sendiri"

"Ah lo mah gitu, padahal udah gue kasi tau siapa itu Jeno" Jisoo cemberut menatap Lisa dengan kesal.

"Tsk, iya iya. Sini handphone lo"

"Yeayyy! Makasih" Jisoo segera memberikan ponselnya, Lisa mengetikkan nomor Rosé dan tidak lupa membuat namanya.

"Sama-sama" Lisa mengembalikan ponsel Jisoo.

"Sekarang Rosé ada dimana?" Jisoo menahan tangan Lisa yang hendak menghampiri Jennie.

"Di ruangan musik. Udah sana jangan tahan-tahan gue lagi" Jisoo mengangguk, dengan secepat kilat berlari kearah ruang musik.

Lisa menghela napasnya, perlahan-lahan mulai berjalan mendekati Jennie.

"Jennie" panggil Lisa membuat Jennie dan Jeno menoleh.

"Tsk" Jennie memutar matanya malas melihat Lisa.

"Siapa?" Tanya Jeno.

"Lisa temen Jennie" jawab Lisa.

"Oh. Gue balik ke kelas ya Jane, kamu udah ada temannya. Jangan lupa kesehatannya dijaga" Jeno berdiri, tersenyum mengusap kepala Jennie sebentar lalu berlalu pergi dari kantin.

Lisa tentu sakit melihat ada pria lain yang menyentuh Jennie, ia sungguh tidak rela ada yang mengusap kepala Jennie selain dirinya.

"Itu siapa?" Tanya Lisa meskipun ia sudah mengetahui Jeno itu siapnya Jennie.

"Lo ga perlu tau" ketus Jennie.

"Ah gitu yah. Kalo gitu ayo kita makan siang"

"Gue udah" kata Jennie membuat Lisa menghela nafas.

"Kamu kan udah janji bakalan traktir aku makan, sekalian makan bareng juga" lirih Lisa.

"Ya terserah gue dong" sewot Jennie.

"Kamu kok cuek gitu, aku ada salah sama kamu?" Tanya Lisa dengan lembut.

"Ga"

"Tuh kan cuek gitu. Bilang aja kalo aku ada salah sama kamu, jangan cuekin aku kaya gini please" Lisa menatap Jennie dengan tatapan sendunya.

"Lo ga ada salah apa-apa, gue cuman lagi malas aja ko deketin. Gue risih" kata Jennie membuat Lisa langsung menatap mata Jennie.

"K-kamu risih?" Lirih Lisa.

"Iya" cuek Jennie.

"Oh maaf ya udah bikin kamu risih, aku ga sadar kehadiran aku udah buat kamu ga nyaman. Maaf sekali lagi" Lisa menggigit bibirnya menahan kesedihannya.

Jennie tidak mau menatap Lisa, ia begitu di kuasai amarah karena melihat Lisa dan Rosé berpelukan tadi pagi. Jennie juga merutuki kebodohannya karena mengatakan ia risih di dekati Lisa, padahal kenyataannya ia sudah mulai nyaman dengan kehadiran Lisa di sampingnya.

"Aku balik ke kelas yah, kamu jangan lupa makan yang teratur dan jangan lupa kesehatannya dijaga yah. Bye Jennie" Lisa tersenyum lirih menata Jennie, setelah itu ia pergi tanpa melihat kebelakang.

Jennie mengepalkan tangannya, air matanya jatuh karena ia merasakan jahat dengan ucapannya.

"Maafin Jennie" lirih Jennie dengan bibir bergetar.

•••

Tbc

10/12/22

Ak ga salah apa-apa serius 😳✌️

Typo tandain.

Vote di klik.

si lucu Jennie dan si manis Lisa [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang