23

3.9K 583 50
                                    


Author pov.

"Jeeeeh, gue pengen nikahin Jennie" bisik Lisa pada Rosé.

"Jangan ngada-ngada lo sa, umur lo masih seumuran jagung" kata Rosé sambil mencatat materi yang di tuliskan guru di papan tulis.

"Ga penting mau mudah ataupun tua, yang penting itu gue pengen Jennie jadi milik gue seutuhnya" kata Lisa.

"Ngebet banget lo, nikah ga segampang yang lo pikiran asal lo tau" Rosé menatap Lisa sebentar kemudian melanjutkan tulisannya.

"Gue ga bilang nikah itu gampang, yang gue bilang itu gue pengen jalanin rumah tangga bareng Jennie. Saling melengkapi dan nerima kekurangan masing-masing" jelas Lisa.

"Yeeu gaya lo. Udah jangan ngomong terus, nanti Bu Siti denger, tulis tuh materinya" kata Rosé.

"Males ah, mending mikirin ayang" Lisa menidurkan kepalanya di atas meja kemudian memejamkan mata membayangkan Jennie.

"Lalisa anak manja buk Tiffany, sekolah itu tempat tidur atau tempat belajar ya?" Teguran bu Siti begitu jelas terdengar di telinga Lisa.

"Mampus gue" Lisa menegakkan duduknya, ia tersenyum dan menyengir pada buk Siti.

"Batu di bilangin" gumam Rosé.

"Maaf buk" kata Lisa dengan cengirannya.

"Jangan di ulangin lagi" kata Bu Siti yang di beri anggukan oleh Lisa.

"Iyah buk"

"Apa gue bilang, batu si lo" kata Rosé.

"Isssh iya iya" Lisa mengerucutkan bibirnya, membuka bukunya kemudian mencatat materinya.

-

Jennie pov.

"Jen, gue ke kantin dulu, nanti kalo Rosé nanyain bilang aja gue lagi beli minuman" kata Jisoo.

"Oke oke" aku membentuk tanda oke.

"Bye!" Jisoo berlari keluar seperti pembalap yang mengejar garis finis.

"Ada-ada aja" aku menggeleng kemudian mengambil keluar kelas bersama paper bag di tanganku.

Hari ini aku membawakan Lisa sup ayam, aku ingin ia merasakan menu berbeda di setiap harinya. Dan juga agar tubuhnya berisi dan tidak kurus seperti tulang.

Bunda Fanny mengatakan Lisa itu susah makan, makannya sangat sedikit jika bukan Bunda Fanny yang menyuapinya dan memarahinya

Tapi semenjak kami berpacaran, aku selalu mengingatkan Lisa selalu makan banyak, ia menurut dan akan menghabiskan setiap menu yang ku masakkan untuknya. Kkkhh Bunda Fanny bahkan cemburu melihat Lisa yang menurut padaku ketimbang bersamanya.

Bunda Fanny mengatakan ia bersyukur karena aku berpacaran dengan Lisa, Bunda Fanny juga mengatakan Lisa lebih sering makan dan meminta masakan makana yang enak setiap harinya.

Aku tersenyum, tidak sabar melihat reaksi Lisa menyantap masakan ku. Pasti reaksinya sangat menggemaskan.

Srrekk

Tiba-tiba saja ada seorang menarik ku kedalam toilet.

"Lo kaya orang gila senyum-senyum sendiri" kata orang ini yang tak lain ialah Sana.

"Bisa jelasin apa maksud lo narik gue kesini?" Aku menatapnya tajam.

"Kenapa lo deketin Lisa gue terus, kan udah gue bilangin ke elo kalo Lisa itu milik gue" Sana mencengkram kerah seragamku.

"Exusme? Lisa gue? Hahaha lucu yah, enak banget lo ngeklaim Lisa milik lo. Padahal lo udah tau kalo Lisa itu pacar gue" aku menarik tangan Sana dari kerah seragamku.

"Lo rebut Lisa dari gue! Lo kegatelan anjing!" Sana marah mendorongku ke dinding.

"Lucu lo, jelas-jelas Lisa milih gue bukan elo. Ngaca tolol!" Aku membalas mendorongnya.

"Lo yang tolol anjing!" Sana menarik paper bag ku, ia melemparkannya sampai bekal yang ku buat dengan penuh cinta itu berserak dimana-mana.

Brakk

"Lisa ga butuh makanan sampah dari lo!" Sana menginjak-injak nasi yang kubawa dari rumah.

Aku mengepalkan tanganku erat-erat, itu bukan tentang bekal untuk Lisa saja, melainkan makan yang terbuang sia-sia yang di di butuhkan oleh banyak orang di luar sana.

"Lo keterlaluan!" Aku berteriak marah.

"Hahaha gue ga peduli. Udah dulu ya ganjen, gue mau ketemu Lisa gue" Sana hendak pergi ketika aku menarik kuat rambutnya.

Sreekk

"Aaarggh bangsat! Lepas anjing!" Sana memekik mencengkram tanganku.

Plakk

Aku menampar keras pipi Sana.

"Aaakkk! Sakit tolol!" Sana meringis memegangi pipinya.

Aku menatapnya datar, cap merah di pipinya membuatku sedikit senang.

"Jangan mentang-mentang gue diem lo semena-mena sama gue ya Sana, lo mesti ingat singa diam bukan berarti takut. Melainkan diamnya singa meninjau target yang siap di terkam" kataku sambil menunjuk wajah Sana.

"Gue ga takut sama lo" tantang Sana tapi wajahnya menunjukkan bahwa ia sedang takut.

"Terserah, yang penting gue udah ngasi peringatan sama lo. Ingat aja, kalo lo jual gue beli" aku mengedipkan mataku kemudian keluar dari toilet.

"Huh, sayang banget itu bekal buat kesayangan aku kebuang sia-sia" gumam ku sambil berjalan menuju kelas Lisa.

•••

Gemes

Gemes✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥵

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tbc

02/01/23

Savage Jennie😼

Typo tandain.

Vote ceffat.

si lucu Jennie dan si manis Lisa [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang