12

5.2K 795 65
                                    


Jennie pov.

"Huh" lagi-lagi aku hanya bisa menghela nafas, bagaimana tidak, ini sudah seminggu Lisa menjauhiku dan malas berbicara padaku.

Aku akui aku salah telah membuatnya berjarak dengaku, mulutku tak terkontrol saat aku mengatakan aku risih' berdekatan dengannya, aku hanya kesal dan tidak tau kenapa aku sangat marah melihat Lisa bermesraan dengan Rosé.

Aku sangat merasa bersalah pada saat itu, aku juga marah pada diriku karena telah mengucapakan kata itu pada Lisa. Sungguh mulai sejak itu aku membenci diriku sampai saat ini.

Aku ingin berbicara serius dengan Lisa, tapi ia seperti hantu yang menghilang secepat kilat. Saat aku mencarinya di kelas ia tidak ada di sana, di lapangan basket tidak ada, di taman juga tidak ada, di kantin- tunggu, jika Lisa tidak ada di kantin dalam pasti satu-satunya tempat yang ia datangi yaitu kantin luar.

Tepat sekali, aku akan mencari Lisa kesana, aku juga membawakan bekal buatan ku untuknya.

Aku tersenyum, berjalan cepat keluar dari sekolah, kantin nya tidak jauh, hanya berjalan beberapa langkah maka kita akan sampai disana.

Aku sampai di kantin, memerhatikan sekitar yang memang lebih banyak di huni murid laki-laki. Mataku menelusuri orang-orang yang ada di kantin, aku bisa dengan jelas melihat Taeyong, Jeno dan Jaehyun duduk sambil bermain game.

Semenjak kejadian Taeyong mendorong Lisa aku semakin tidak menyukainya, ia kelihatan manis di depan tapi sangat kasar di belakang. Dan Jeno, ia mantanku, aku tidak ada rasa lagi dengannya dan hanya menganggapnya sebagai teman. Memang beberapakali Jeno meminta balikan padaku, awalnya aku masih ragu untuk kembali, tapi semenjak mengenal Lisa aku semakin yakin dengan pilihanku bahwa aku tidak ragu lagi dan memutuskan untuk menyudahi perasaan bimbang ku pada Jeno. Bagaimana manapun Jeno adalah pria yang baik, kami juga putus karena orang tua kami bermusuhan. Jadi yah mungkin kami tidak berjodoh.

Dan aku telah menetapkan pilihan ku sekarang, aku telah terpesona dengan kelembutan dan sikap manis seorang Lalisa anak Bunda Fanny.

Aku masuk kedalam, anak laki-laki langsung menatapku dengan binaran di mata mereka, tsk buaya.

"Eh Jennie" Taeyong mendekat dan aku langsung menjauh.

"Minggir" aku hendak berjalan tapi Jeno memegang lenganku. Aku melepaskan tangan Jeno, aku mulai tidak nyaman di sentuh orang kecuali Lisa.

"Jane, nyari siapa?" Tanya Jeno biasa dengan nada lembutnya.

"Nyari Lisa" kataku dan Jeno celingak-celinguk ikut mencari keberadaan Lisa.

"Jen maaf yah, aku salah udah dorong temen kamu" Taeyong mendekat lagi padaku.

"Lo kasar" kataku tanpa menatapnya.

"Itu Lisa nya Jane, mau aku antar kesana?" Jeno menunjuk Lisa yang berada di meja sudut, ia sendang bermain ludo bersama teman basketnya. Xixixi lucu.

"Gausa. Makasih ya Jeno" kataku.

"Iyah, sama-sama cantik" Jeno hendak mengacak rambutku tapi aku langsung menghindar.

"Maaf" aku tersenyum canggung dan bergegas menghampiri Lisa.

Author pov.

"Lisa" panggil Jennie membuat Lisa menoleh dan mengerutkan keningnya. Kenapa Jennie bisa ada disini pikirnya.

"Hem" dehem Lisa setelahnya.

"Aku mau ngomong sama kamu" kata Jennie.

Lagi-lagi Lisa mengerutkan keningnya, ia sangat heran kenapa tiba-tiba Jennie memanggilnya dengan sebutan aku kamu. Sungguh aneh pikirnya lagi.

si lucu Jennie dan si manis Lisa [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang