Author pov."Pilih helm mana yang kamu suka" kata Lisa saat mereka berhenti di tempat penjual helm.
Jennie mengangguk, melihat-lihat helmnya dan mengambil satu dari sekian banyak helm yang terpajang.
"Ini bagus ga?" Tanya Jennie menunjukkan helm berwarna kuning dengan gambar beruang di sampingnya.
Sebenarnya Jennie tidak menyukai warna kuning, itu kelihatan mencolok dan terang pikirnya. Tapi melihat helm Lisa berwarna kuning, ia ingin kuning juga agar serasi dengan milik Lisa
"Iya bagus. Kamu mau yang ini?" Lisa menunjuk helm yang di pegang Jennie.
"Boleh" angguk Jennie.
"Yaudah, aku bayar dulu ya"
"Gue ikut" Lisa hanya mengangguk membiarkan Jennie ikut bersamanya ke kasir.
"Permisi, saya mau bayar helm ini" Lisa menunjuk helm yang di peluk Jennie.
"Harganya lima ratus tiga puluh delapan ribu" kata pria yang menjaga kasir.
Jennie tercengang, ia tidak menyangka helm yang di pilihnya agak mahal.
"Lisa, ganti aja ya, ini kemahalan" bisik Jennie.
"Gapapa kok, aku kerja jadi ga perlu takut uang aku abis" Lisa tersenyum tulus pada Jennie, setelah itu ia membayar helmnya tanpa beban.
"Terimakasih atas kunjungannya di toko helm kami" kata kasir pria itu.
"Sama-sama" Lisa balas tersenyum, lalu menarik lembut tangan Jennie keluar dari toko helm.
"Nomor rekening lo mana?" Minta Jennie.
"Buat apa?" Lisa mengerutkan keningnya.
"Bayar ini" Jennie mengangkat helmnya.
"Ga mau. Sekarang ayo kita jalan lagi, tapi sebelum itu kamu pake helmnya dulu yah" Lisa mengambil helm dari tangan Jennie, ia membenarkan anak rambut Jennie lalu memakaikannya helm.
Klik
"Helmnya cocok banget sama kamu" Lisa tersenyum mencolek hidung kecil Jennie.
"Apasih" Jennie tersipu.
"Dah, ayo kita pulang" Lisa menepuk-nepuk jok belakannya.
"Gue serius sa, mana sini nomor rekening lo" kata Jennie setelah ia duduk di jok belakang.
"Ga mau" Lisa menggeleng, ia memakai helmnya dan menjalankan motornya kearah rumah Jennie.
Ngengggg
"Tsk, mana ih" paksa Jennie menepuk perut Lisa.
"Kkkhh jangan di tepuk cantik, akunya geli" Lisa mengusap tangan Jennie.
"Ya makanya mana sini nomor rekening lo, gue ga enak tau"
"No tetap no" Lisa tetap menggeleng.
"Tapi kalo mau ganti duit, ganti sama yang lain aja. Misalanya kamu traktir aku makan di kantin besok. Selain dari itu aku ga mau, aku ikhlas cantik" sambung Lisa.
"Yaudah, makasih buat helm nya" Jennie pasrah, Lisa sangat keras kepala pikirnya.
"Anything for you pretty" Lisa tersenyum menatap wajah cemberut Jennie dari kaca spion.
"Nyebelin" gumam Jennie mencubit pelan perut Lisa.
"Cantik, kamu suka banget ya mainin perut aku?" Tanya Lisa karena memang Jennie suka sekali menepuk-nepuk atau mencubit kecil perutnya.
"Engga" sangkal Jennie tapi tangannya tidak bisa diam mencubit perut Lisa.
"Kamu bohong, buktinya kamu masih mainin perut aku" Lisa mengusap tangan Jennie yang berada di perutnya.
"Diam ih" Jennie kesal menepuk perut Lisa.
"Hahaha iya iya, ngomong-ngomong kita udah nyampe cantik" kata Lisa yang sudah memarkirkan motornya di depan rumah Jennie.
Jennie turun, menghadap Lisa dan menunjuk pengait helmnya dengan cemberut.
"Bukain" Jennie mendongak agar Lisa membukakan pengait helmnya.
Lisa mengulurkan tangannya, membuka pengait helm Jennie lalu meletakkan helmnya di tangki motor.
"Makasih. Ayo masuk" ajak Jennie.
Lisa mengernyitkan keningnya, ia bingung kenapa ia harus masuk sedangkan ia ingin pulang ke rumah.
"Ayo, gue mau main ke tempat lo, Bunda lo ngundang gue" kata Jennie.
"Huh?" Lisa memiringkan kepalanya.
"Tsk ayo tungguin gue di dalem" Jennie menarik tangan Lisa masuk kedalam rumah megahnya.
Lisa hanya menurut, ia mengulum senyumnya melihat tangan Jennie menggenggam jemarinya.
"Lucu banget, tangan Jennie kecil gitu genggam tangan aku" gumam Lisa mengelus jari jempol kecil Jennie.
Ceklek
"Lo duduk aja di kasur gue, gue mau mandi dulu" kata Jennie setelah mereka masuk kedalam kamar milik Jennie.
"Ah-eum iyah" Lisa tergugup, ia tidak menyangka Jennie mengajaknya masuk kedalam kamar.
Jennie meletakkan tasnya di atas meja belajar, mengambil handuk di lemari lalu masuk kedalam kamar mandi.
Selagi Jennie mandi, Lisa berjalan-jalan melihat-lihat foto masa kecil Jennie yang terpajang di lemari kaca khusus tempat fotonya.
Lisa tersenyum lembut, ia mengambil ponselnya lalu memotret foto masa kecil Jennie.
"Hihi imut banget calon pacar aku, gemesin" Lisa mengelus foto Jennie dari pintu lemari kaca.
"Lucu banget giginya, ompong di tengah kkkkhh" Lisa terkikik melihat Jennie tersenyum dengan giginya yang copot di tengah.
Asik melihat-lihat foto Jennie, Lisa tidak sadar bahwa Jennie telah keluar dari kamar mandi yang hanya menggunakan handuk saja.
"Ekhm" dehem Jennie membuat Lisa menoleh.
Lisa membulatkan matanya, ia tidak berkedip melihat bahu dan tengkuk mengkilap Jennie. Apalagi bagian paha, dan jangan lupa rambut Jennie yang di cepol asal, ughh itu kelihatan sangat seksi yang membuat Lisa ingin pingsan saja rasanya.
Jennie yang ditatap begitu jadi malu, ia menutupnya dengan tangannya dan wajahnya memerah sekarang.
"A-aku nunggu d-di luar aja" Lisa segera berlari keluar dari kamar Jennie.
"Maluuu banget yaampun, harusnya tadi gue bawa baju ganti kedalam" gumam Jennie lalu berjalan kearah lemari mencari baju santainya.
Sedangkan di ruang tengah, Lisa kelihatan tegang dan mukanya memerah karena melihat kulit mulus Jennie.
"Mata mata, kamu nakal banget sih. Dosa tau" Lisa memukul pelan matanya, ia menyalahkan matanya sekarang.
•••
Ekhm, kaya ada manis-manisnya 😊💞
Tbc
07/12/22
Wkwkw mata kok di salain🤭
Ada yang rindu kah?
Vote tinggal klik.
KAMU SEDANG MEMBACA
si lucu Jennie dan si manis Lisa [Jenlisa]√
Fanfiction"kamu itu manusia terlucu yang pernah aku temuin" "gombal" plagiat menjauh cok! start : 30/11/22 end : 22/01/23 hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 13