10

5.1K 756 72
                                    


Author pov.

Lisa datang ke sekolah dengan keadaan lesu, ia tidak bersemangat karena ia tidak bisa berdekatan lagi dengan sang pujaan hati.

Lisa memutuskan untuk menjaga jarak dengan Jennie, ia tidak ingin Jennie risih dengan keberadaannya di samping Jennie. Jadi Lisa akan berusaha bangkit lagi jika hatinya sudah baik-baik saja.

"Sa" sapa Mingyu teman Lisa.

"Hemm" dehem Lisa tanpa menatap Mingyu.

"Main basket yok, udah lama juga ga main" ajak Mingyu.

"Malas" kata Lisa.

"Ayolah, tumbenan banget lo malas. Seulgi sama Eunwoo udah nungguin di lapangan" kata Mingyu.

"Huh, okey" Lisa bangkit dari tempat duduknya, mending bermain basket daripada memikirkan Jennie terus pikirnya.

"Nah gitu dong bro" Mingyu tersenyum merangkul pundak Lisa.

"Lisa" itu Rosé, ia barusan dari kantin membelikan Lisa roti dan air mineral meskipun Lisa tidak memintanya.

"Hem" dehem Lisa terus berjalan bersama Mingyu.

"Mau kemana?"

"Main basket"

"Yaudah gue ikut" Rosé memeluk lengan Lisa, berjalan bertiga bersama Mingyu di sebelah Lisa.

Ketiganya sudah sampai di lapangan basket, dan Lisa telah berganti pakaian sebelum ia masuk ke lapangan basket.

"Eh ada mawar" Jisoo tiba-tiba muncul di samping Rosé.

"Hai Jisoo" Rosé tersenyum membuat Jisoo terpanah.

"Ah aww jantung aku" drama Jisoo memegang jantungnya.

"Kenapa ji? Mana yang sakit?" Rosé dengan panik memeriksa tubuh Jisoo.

"Jantung aku ga kuat liat senyum manis kamu, aku meleleh" gombalan Jisoo mampu membuat Rosé sedikit tersipu.

"Iiih kamu mah, aku kira beneran" sebal Rosé memukul pelan dada Jisoo.

Memang keduanya memilih menggunakan aku dan kamu, itu di pinta langsung oleh Jisoo agar panggilannya lebih enak di dengar. Katanya.

"Hehehe maaf babe" mulut Jisoo sangat manis, dari pertemuan mereka di ruang musik kemarin ia sudah menetapkan nama panggilan kesayangan pada Rosé.

Rosé tidak mempermasalahkan, ia menerimanya saja asalkan Jisoo senang.

"Hemm" dehem Rosé menganggukkan kepalanya, setelah itu kembali fokus menonton Lisa yang sangat jago bermain basket.

"Lisa jago yah, aku pengen masuk tim Lisa boleh ga sih?" Kata Jisoo sambil melihat Lisa.

"Ga tau ji, nanti kamu tanyain aja langsung sama Lisa nya" kata Rosé yang di angguki Jisoo.

Rosé menata Lisa dengan kagum, matanya berseri melihat Lisa melompat memasukkan bola kedalam ring.

"Waaah" tatapan takjub Rosé pada Lisa membuat Jisoo cemberut.

"Aku harus main basket pokoknya, bodo amat sama tinggi badan, yang penting aku harus bisa masuk tim Lisa" batin Jisoo bertekad ingin bermain basket demi Rosé.

Jisoo kembali menatap Lisa, ia akui ia sedikit iri melihat Lisa yang sangat banyak di gemari orang terutama perempuan.

"Lisa!" Rosé tiba-tiba berteriak melihat Lisa yang tersungkur akibat dorongan dari Taeyong.

Jisoo membulatkan matanya, ia ikut berlari mengikuti Rosé menghampiri Lisa.

"Ssshh" Lisa meringis merasa panas di paha dan lengannya.

"Sa, mana yang sakit" mata Rosé berkaca-kaca memeriksa kondisi tubuh Lisa.

"Lisa" suara itu, suara yang Lisa rindukan datang tepat berada di sampingnya. Lisa memalingkan wajahnya tidak ingin kelihatan menyediakan di hadapan Jennie.

Jisoo membantu Lisa berdiri, merangkul pundaknya dan membawanya ke uks.

"Lo apa-apaan sih anjing!" Eunwoo yang tidak terima Lisa di dorong berteriak membalas mendorong pundak Taeyong.

"Banci lo!" Teriak Seulgi.

"Sialan, sengaja banget lo bikin Lisa cedera" Mingyu yang emosi pun mendorong Taeyong sampai tersungkur.

"Aaahkk ssshh" Taeyong meringis merasa sakit di sikutnya.

"Udah, sebagai teman Taeyong kita minta maaf udah bikin Lisa cedera. Kita bakalan tanggung jawab kalo Lisa kenapa-napa" Jaehyun meminta maaf dengan tulus, setelah itu ia membantu Taeyong berdiri dan meninggalkan lapangan.

"Brengsek" setelah mengatakan itu Seulgi pergi ke kantin.

"Tunggu gi" Mingyu dan Eunwoo berlari mengikuti Seulgi.

Di uks, luka Lisa langsung di bersihkan oleh Rosé, sedangkan Jisoo membantu Lisa membalut sikutnya dengan perban. Jennie? Entah, ia hanya berdiri menatap Lisa dengan sendu.

"Empph- sshh" Lisa memejamkan matanya, meremas tangan Rosé karena merasa perih saat Jisoo membalut lukanya.

"Pelan-pelan ji" kata Rosé yang tidak tega melihat Lisa kesakitan.

"Iya sabar, ini bentar lagi kelar" Jisoo kembali fokus menempelkan plester luka ke lutut Lisa.

"Aah perih ji" Lisa menenggelamkan wajahnya di leher Rosé, ingin menangis tapi ia tahan karena ia tidak ingin kelihatan cengeng di depan Jisoo apalagi Jennie sang pujaan hati.

"Udah kelar" Jisoo tersenyum puas dengan hasil kerjanya.

"Makasih ji" lirih Lisa.

"Eum, sama-sama sa" Jisoo tersenyum.

"Loh Jennie? Sajak kapan lo disini?" Tanya Jisoo.

"Sejak kalian bawa Lisa ke uks" jawab Jennie.

"Ngapain? Bukannya tadi lo bareng Jeno ya?"

Mendengar nama Jeno membuat Lisa semakin sedih, ia tidak tahan berlama-lama di samping Jennie.

"Anterin gue pulang jeh" pinta Lisa.

"Ayo pake mobil gue" ajak Jisoo.

"Hem" Lisa berdehem, ia turun dari brankar dan Jennie spontan mengulurkan tangannya.

Lisa tidak menerima uluran tangan Jennie, ia malah memegang pundak Jisoo.

Lisa takut, jika is melirik Jennie maka ia akan menangis karena hatinya benar-benar lemah.

"Ayo" Rosé memeluk pinggang Lisa dan meletakkan lengan Lisa di atas pundaknya.

"Sana lo masuk kelas jen, kita nganterin Lisa dulu" kata Jisoo sambil memapah Lisa.

"Gue ikut" kata Jennie.

"Ga usah" kata Lisa dengan suara seraknya.

Setelah itu Jisoo dan Rosé memapah Lisa kearah parkiran.

Jennie menunduk, hatinya sakit mendengar penolakan dari Lisa.

"Sakit" lirih Jennie memukul dadanya.

•••

Tbc

11/12/22

Cuekin ga nih👀

Vote hayuuk.

si lucu Jennie dan si manis Lisa [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang