Author pov."Hikss sakit Chu" Rosé menangis di pundak Jisoo, meremas seragam Jisoo guna melampiaskan kekesalannya.
"Ssst udah, aku ada disini" Jisoo dengan lembut mengusap punggung Rosé.
Jisoo tentu sudah tau Rosé menyukai Lisa, selama ini ia hanya diam dan bersikap bodo amat karena ia berpikir pasti akan ada waktunya ia mendapatkan hati Rosé.
"Aku bego hiks Chu, udah jelas-jelas Lisa sukanya sama kak Jennie tapi tetep aja aku ngarepin dia. Hikss aku bego bego bego!" Karena kesal Rosé memukul kepalanya.
"Hentiin, kamu jangan gitu" Jisoo menangkap tangan Rosé, menatap dalam-dalam mata Rosé kemudian merengkuh lembut tubuhnya yang gemetaran.
"Sakit" lirih Rosé meremas dadanya.
"Aku ikhlas kamu jadiin sebagai pelarian kamu, gimanapun ceritanya kamu harus lupain Lisa Ochi. Lisa udah jadi milik Jennie dan kamu harus ingat itu" kata Jisoo.
"Tap-"
"Sssh ga ada tapi-tapian. Sejujurnya aku suka sama kamu dari awal aku liat kamu di parkiran, aku deketin kamu ada maksud tertentu, ga cuman jadi temen aja melainkan aku mau kamu jadi milik aku" Jisoo akhirnya mengaku, menggenggam erat-erat jemari Rosé lalu mengecupnya.
"Ayo pacaran, aku tau ini konyol, tapi aku serius ngajak kamu pacaran sama aku. Ini salah satu cara biar kamu cepet move on dari Lisa, dan sekali lagi aku ga masalah jadi pelampiasan kamu" Jisoo dengan tulus menatap mata Rosé.
Rosé menata sendu mata Jisoo, ia merasa jahat jika ia memanfaatkan ketulusan Jisoo.
"Enggak Chu, aku ga mau" tolak Rosé.
"Kenapa? Jangan ngerasa ga enak ataupun ngerasa kamu manfaatin ketulusan aku, disini aku yang minta kamu buat jadiin aku sebagai pelampiasan kamu, bukan kamu. Jadi please, be mine hemm" Jisoo menatap harap mata Rosé.
Rosé memejamkan matanya, menghirup udara dalam-dalam lalu membuangnya.
"Huh. Chu aku nerima kamu jadi pacar aku, bukan karena pelampiasan melainkan aku ingin buka hati aku sama kamu. tapi dengan satu syarat" kata Rosé.
"Apa? Aku bakalan nurutin perkataan kamu" Jisoo mulai senang karena Rosé menerimanya.
"Kalo dalam satu bulan ini perasaan aku belum berkembang sama kamu, kamu harus ninggalin aku duluan Chu, bukan aku. Aku ngelakuin ini karena aku ga mau kamu jatuh lebih dalam lagi Chu, aku takut nantinya kamu jadi benci sama aku. Jadi gimana, kamu setuju?" Rosé menatap serius mata Jisoo.
Jisoo tersenyum lembut, ia tidak terlalu memikirkan persyaratan Rosé. Karena ia yakin ia akan mengisi hati Rosé sepenuhnya.
"Kkkkhh aku setuju, jangan mikirin yang enggak-enggak Ochi, mending kita jalanin dulu prosesnya, urusan berkembang atau enggaknya urusan belakang, yang penting saat ini adalah kamu udah jadi pacar aku. I love you babe" Jisoo mengecup tangan Rosé.
"Makasih Chu" hanya itu yang bisa Rosé ucapakan saat ini.
"Ayo makan, kamu pasti laper" Jisoo berdiri menggenggam tangan Rosé.
"Kita bolos mata pelajaran Chu, aku jadi ga enak sama kamu" lirih Rosé.
"Gapapa santai babe. Ayo ke kantin luar aja" Jisoo menarik tangan Rosé pergi ke kantin luar
"Thank you" Rosé tersenyum lembut memeluk lengan Jisoo.
"Aaaaaak Mama! Aku udah dapetin mbak cruss! Aaakk Papa aku senang banget pokoknya!" Batin Jisoo memekik senang.
-
"Sayang, Jisoo bolos" adu Jennie saat mereka di parkiran hendak pulang kerumah.
"Rosé juga, pasti mereka bolosnya barengan. Besok kita tanyain mereka, sayang ga usah terlalu banyak pikiran, nanti cape" Lisa gemas mencubit pelan pipi Jennie tengah bengong.
"Emm" Jennie akhirnya mengangguk.
"Sayang pake helm dulu biar aman" Lisa memakaikan Jennie helm, tidak lupa mengaitkan tali helmnya.
Klik
"Makasih sayang" Jennie tersenyum.
"Lucu banget sih pacar aku" Lisa tersenyum gemas menguyel-uyel pipi gembul Jennie.
"Sayang iiiih, sakit" rengek Jennie menepuk tangan Lisa.
"Haha abisnya gemesin, aku suka" Lisa mengusap pipi Jennie lalu menciumnya.
Chup
"Empuk banget" bisik Lisa membuat Jennie tersipu.
"Udah ih, ayo jalan" Jennie yang malu memalingkan wajahnya dari Lisa.
"Kkkhh iya sayang. By the way lucu kamu nambah deh kalo lagi malu-malu gini" kata Lisa setelah ia memakai helmnya.
"Apasih" Jennie memerah, menyembunyikan wajahnya di punggung Lisa dan mencubit pelan pinggangnya.
Lisa mengambil tangan Jennie, mengecupnya sebentar lalu mengigit gemas jari kelingkingnya.
"Aaaak sayang, kamu mah suka banget gigitin aku" rengekan manja Jennie membuat Lisa bertambah gemas.
"Aku gemas sayang. Jangan sering-sering bikin aku gemas ya cantik, nanti akunya ga tahan" Lisa berbalik menatap lembut wajah Jennie.
"Ga tahan kenapa?" Bingung Jennie memiringkan kepalanya.
"Ga tahan pengen cepet-cepet halalin kamu" kata Lisa tepat di depan wajah Jennie.
Jennie bersemu merah, pipinya bak tomat yang sudah siap untuk di makan.
"A-aku emm-"
"Sssh" Lisa menutup mulut Jennie menggunakan jarinya.
"I love you" Lisa menempelkan bibirnya pada bibir mungil Jennie.
Mata Jennie membulat sempurna, tubuhnya memegang darahnya berdesir kencang saat bibir tebal nan montok itu menempel di bibirnya.
"My first Kiss" batin Jennie setelah itu menutup matanya merasakan bibir tebal Lisa.
Lisa melepaskan pengutan mereka, menatap lembut mata kucing Jennie yang terpejam.
"Sayang, aku minta ma-"
"I love you too" Jennie kembali menarik tengkuk Lisa untuk menciumnya.
"Wow! Aku suka modelan yang kaya gini" batin Lisa memekik senang.
•••
Tbc
21/12/22
Ekm, kiss kiss🤭
Semoga notifnya masuk ke kalian.
Typo tandain.
Vote okeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
si lucu Jennie dan si manis Lisa [Jenlisa]√
Fanfiction"kamu itu manusia terlucu yang pernah aku temuin" "gombal" plagiat menjauh cok! start : 30/11/22 end : 22/01/23 hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 13